Sunday, 28 June 2020

Dirawat Selama 8 Tahun, 3 Anak di Palembang Pilih Tinggalkan Ayahnya

Dirawat Selama 8 Tahun, 3 Anak di Palembang Pilih Tinggalkan Ayahnya

Dirawat Selama 8 Tahun, 3 Anak di Palembang Pilih Tinggalkan Ayahnya

Rachmat (49) tak menyangka ketiga anaknya, NR (15), MSR (13) dan MYR (12), kabur dari rumah untuk bertemu dengan ibunya di Bekasi, Jawa Barat. Ketiganya kini memilih tinggal bersama ibunya meski delapan tahun dirawat oleh ayahnya seorang diri.

Racmat sebelumnya melapor ke SPKT Polrestabes Palembang atas kasus kehilangan anaknya, Rabu (17/6). Dua hari sebelumnya, ketiga anaknya pamit pergi ke sekolah untuk mengambil rapot, sedangkan Rachmat berangkat kerja.

Aparat kepolisian langsung melakukan penyelidikan dan akhirnya menemukan posisi tiga saudara itu di rumah ibunya di Bekasi, Rabu (24/6). Ibu mereka telah bersuami sejak bercerai dengan Rachmat delapan tahun lalu.

"Walau tidak berkomunikasi dan bertatap muka langsung dengan saya, Alhamdulillah anak-anak sehat semua, dan saya bersyukur kepada Allah SWT. Saya sangat berterima kasih kepada semua masyarakat di seluruh Indonesia, media, dan aparat kepolisian untuk dapat membantu saya dalam mencari hilangnya dan keberadaan anak saya," ungkap Rachmat kepada merdeka.com, Sabtu (27/6).

Dia mengaku menghargai keputusan anaknya memilih tinggal bersama ibunya sejak bercerai dengannya delapan tahun silam. Selama itu juga, Rachmat berjuang sendirian mengurus dan banting tulang mencari nafkah agar anak-anaknya tak kekurangan sedikit apapun.

"Saya sangat menghargai keputusan anak-anak saya yang selama ini hidup berempat bersama saya selama delapan tahun. Jika mereka berpikir ikut ibunya mereka menjadi pilihan yang terbaik, saya mendukung sepenuhnya dengan ikhlas lillahi taalla," katanya.

Dengan mata berkaca-kaca, Rachmat menyampaikan permintaan maaf jika anak-anak tidak bahagia selama tinggal bersamanya. Dia menyebut dirinya telah berusaha menjadi ayah yang baik dan dapat menjadi teladan bagi mereka.

"Sebagai ayahnya, saya meminta maaf kepada anak-anak saya, jika selama tinggal bersama ayah, banyak kekurangan atau ada yang kurang menyenangkan dari ayah, adalah tujuannya tidak lain dan tidak bukan untuk mendidik anak-anak agar menjadi anak-anak yang terbaik," ujarnya.

"Saya berpesan kepada anak-anak supaya, salat lima waktunya jangan ditinggalkan, supaya selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT. Dan juga mengajinya bisa tetap dilanjutkan, dan les bahasa Inggris di Gloria tetap jalan, seperti hidup bersama ayah selama ini," sambung Rachmat.

Sepeninggal ketiga anaknya, kini Rachmat hidup seorang diri di rumahnya di Jalan Mayor Zen, Lorong Sukamana, Kalidoni, Palembang. Namun, dirinya masih berharap banyak ketiga anaknya memutuskan kembali ke pangkuannya dan menjalani hidup seperti sedia kala.

"Jika nanti anak-anak memutuskan ingin kembali kepada ayah, ayah akan membuka pintu selebar-lebarnya untuk menerima kembali anak-anak ayah," ujarnya.

Sebaliknya, jika keadaan tidak berubah, dirinya meminta mantan istri untuk mengizinkan berkomunikasi dengan anak-anaknya. Sebab, dia merasa tak bakal mampu menahan kerinduan karena terpisah jauh dari anak-anaknya.

"Saya akhiri dari saya semoga anak-anak ayah menjadi anak yang saleh dan salihah, berpendidikan tinggi, sesuai dengan harapan ayah selama ini," tutupnya.

Erna Saksikan Suami Ditembak Begal Hingga Tewas

Erna Saksikan Suami Ditembak Begal Hingga Tewas

Erna Saksikan Suami Ditembak Begal Hingga Tewas

Bambang Sutrisno (45) tewas di tempat setelah ditembak kawanan begal saat pulang dari pasar. Tragisnya, penembakan itu dilakukan pelaku tepat di hadapan istrinya, Erna (37).

Kejadian itu membuat Erna tak bisa menahan sedih ketika menunggu jasad suaminya divisum di kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Palembang. Dia didampingi dua putrinya, WH (14) dan SS (6). Mereka tak kuasa ayahnya tewas mengenaskan di tangan pelaku kejahatan.

Erna mengatakan, kejadian itu berlangsung cepat. Kedua pelaku memepet mereka berdua dan langsung menembak dada kiri korban sehingga mereka terjatuh dan motornya dirampas.

"Mereka pakai motor juga, boncengan dua. Kami kaget langsung dipepet, dan orang duduk di belakang turun dari motor terus menembak suami saya," ungkap Erna, Sabtu (27/6).

Melihat situasi itu, Erna menduga pelakunya orang yang kenal atau setidaknya mengetahui aktivitas mereka setiap pagi pergi ke Pasar Km 12 yang berada di perbatasan Palembang-Banyuasin. Namun, sayangnya Erna tidak begitu jelas melihat wajah kedua pelaku karena masih gelap.

"Saya yakin pelaku seperti orang kenal, karena pelaku tiba-tiba nembak, tidak bilang atau ngancam dulu, tidak ngomong apa-apa," ujarnya.

Terlepas dari dugaannya, dia berharap polisi segera meringkus kedua pelaku. Mereka harus dihukum seberat-beratnya karena telah menghilangkan nyawa suaminya selaku pencari nafkah utama keluarga sebagai penjual bakso keliling (sebelumnya tertulis penjual cilok).

"Saya minta pak polisi menangkap mereka, nyawa harus dibalas nyawa, itu permintaan kami," harapnya.

Dalam waktu dekat, Erna berencana memboyong kedua anaknya ke Kota Bumi, Lampung, agar lebih dekat dengan keluarga besarnya. Jenazah suaminya juga direncanakan dibawa ke sana untuk dimakamkan.

"Kami mau pindah ke Lampung saja, dekat dengan keluarga, tapi saya minta polisi tetap menangkap mereka (kedua pelaku)," tutupnya.

Sebelumnya, Bambang Sutrisno (45) tewas setelah ditembak dua pelaku begal saat berboncengan sepeda motor dengan istri dalam perjalanan pulang dari pasar menuju rumahnya di Jalan Palembang-Betung, Kelurahan Tanah Mas, Talang Kelapa, Banyuasin, Sabtu (27/6) pukul 05.30 WIB.

Ketika tiba di depan pabrik teh botol Sostro di Kelurahan Sukajadi, Banyuasin, mereka dipepet kedua pelaku.

Tanpa banyak bicara, korban ditembak tepat mengenai dada kiri oleh pelaku dan langsung terjatuh. Para pelaku membawa motor korban dan kabur. Istri korban berteriak sehingga mengundang kedatangan warga sekitar.

12 WN Nigeria Diciduk Terkait Pengeroyokan Polisi di Cengkareng

12 WN Nigeria Diciduk Terkait Pengeroyokan Polisi di Cengkareng

12 WN Nigeria Diciduk Terkait Pengeroyokan Polisi di Cengkareng

 Polisi kembali menangkap dua orang Warga Negara Nigeria yang melakukan aksi pengeroyokan terhadap anggota Cyber Crime Polda Metro Jaya, di Apartemen Green Park View, Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (27/6). Hingga kini total Warga Negara Nigeria yang ditangkap berjumlah 11 orang.

"Awalnya diamankan sembilan orang warga negara Nigeria yang diamankan, semalam ada penambahan dua WNA jadi totalnya ada 11 orang," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dikonfirmasi, Minggu (28/6).

Sementara itu Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya Khadafi menjelaskan, pengeroyokan itu berawal dari anggota ingin menangkap pelaku penipuan online. Namun, anggota justru dikeroyok sama warga Nigeria tersebut.

Sehingga, total yang kini sudah ditangkap polisi berjumlah 12 orang. Yakni 11 pelaku pengeroyokan, dan satu pelaku penipuan online.

Sebelumnya, Polisi meringkus sepuluh warga negara asing (WNA) yang diduga terlibat penipuan dalam jaringan (daring) di sebuah apartemen di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (27/6) malam.

"Ada penangkapan pelaku pidana orang asing, 10 orang," kata Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya Khadafi di Jakarta.

Saturday, 27 June 2020

Ke BNN, Deddy Corbuzier Ngaku Pengguna Psikotropika


Ke BNN, Deddy Corbuzier Ngaku Pengguna Psikotropika

Para selebriti pria di acara Indonesia Television Awards 2016

Tiba-tiba saja Deddy Corbuzier mencuri perhatian lewat pernyataannya dalam podcast miliknya. Ia mengaku memakai psikotropika kala berbincang dengan Deputi Pemberantas BNN (Badan Narkotika Nasional), Irjen Pol Arman Depari.

Dengan santainya, Deddy Corbuzier mengucapkan hal tersebut sambil menyerahkan secarik kertas yang ternyata berisikan keterangan dokter. Ia terang-terangan melapor sebagai pengguna obat yang bukan jenis narkotika tersebut.

"Bang, saya mau lapor, tapi jangan ditangkap. Saya menggunakan psikotropika, bang," ujar Deddy dalam video yang diunggahnya di channel YouTube miliknya pada Sabtu (27/6).

Arman pun menjelaskan penggunaan psikotropika tak dilarang oleh negara, asalkan dalam pantauan dokter dan tidak disalahgunakan. Bahkan psikotropika adalah obat untuk orang-orang dengan keadaan tertentu.

"Narkoba psikotropika itu sebenarnya adalah obat. Untuk orang yang dilanda kecemasan tinggi, rasa ketakutan, tidak percaya diri, dan mengarah ke gangguan psikologis," ujar Arman.

Lantas apakah Deddy Corbuzier juga mengalami gangguan psikologis ataupun rasa ketakutan dan kecemasan yang membuatnya mengonsumsi obat tersebut?

Bapak satu anak itu pun mengakui mengonsumsi obat-obatan tersebut karena kesulitan tidur. Hal itu diakibatkan dari rasa nyeri yang disebabkan cedera bahu yang sempat dialaminya.

"Saya punya bahu ini copot dan nggak bisa sembuh, kecuali dioperasi. Jadi kalau kena AC tiap malam sakit banget. Jadi kadang sulit tidur dan sebagainya. Saya harus menggunakan benzo," ungkap Deddy Corbuzier.

"Salah satu fungsi psikotropika itu menghilangkan rasa sakit," tambah Arman.

Namun, Arman pun mengingatkan Deddy Corbuzier soal penggunaan obat tersebut harus dalam pantauan dokter. Karena kalau salah-salah, lanjutnya, justru malah menyebabkan overdosis.

"Tapi kalau nggak sakit dikasih obat yang takarannya nggak benar, sementara tubuh belum siap, bisa overdosis, karena dikasih obat keras," pungkas Arman.

Mahasiswi Ini Jadi Pembobol ATM Lintas Provinsi Demi Bisa Tampil Modis

Mahasiswi Ini Jadi Pembobol ATM Lintas Provinsi Demi Bisa Tampil Modis

Demi bisa tampil modis, mahasiswi ini nekat menjadi pembobol ATM. Ia berkomplot dengan dua pria lainnya yang kini juga sudah diringkus.

Demi bisa tampil modis, mahasiswi ini nekat menjadi pembobol ATM. Ia berkomplot dengan dua pria lainnya yang kini juga sudah diringkus.

Wanita ini yakni Diyah Rosita F (22), warga Kecamatan Pegandon, Kendal, Jateng. Kepada polisi, Diyah mengaku terpaksa menjadi pembobol ATM.

"Jadi pengakuan wanita ini yang hasil kejahatannya digunakan untuk membeli barang-barang pribadinya seperti tas, sepatu dan juga pakaian," terang Kapolres Magetan AKBP Festo Ari Permana saat rilis, Sabtu (27/6/2020).

Selain untuk memenuhi kebutuhannya, imbuh Festo, tersangka juga menggunakan uang hasil kejahatannya untuk membayar kuliah. Wanita itu berstatus lajang dan tidak sendirian dalam menjalankan aksinya.

"Jadi selain untuk membeli kebutuhan keperluan pakaian, uang hasil kejahatannya untuk membayar kuliah. Pelaku tidak sendirian. Ada dua pria pelaku lain," paparnya.

Sambil tertunduk, Diyah yang berstatus mahasiswi ini mengakui, uang hasil pembobolan ATM digunakan untuk memenuhi gaya hidupnya agar modis. "Untuk beli sepatu dan juga tas," tambah Diyah.

Kasat Reskrim Polres Magetan AKP Ryan Sementara Wira Raja Pratama mengatakan, dua pelaku lain juga warga Kendal, Jateng. Ketiga pelaku merupakan pembobol ATM lintas provinsi yang sudah beroperasi di 19 TKP.

"Jadi mereka memang komplotan antarprovinsi sudah 19 TKP. Mereka merental sebuah mobil dan Diyah sebagai pengemudinya. Dua komplotan lain ini semua asal Kendal Jateng," ujar Ryan.

Dua pria ini yakni Sunandar (40) dan Jumadi (43). Dari mereka, polisi mengamankan barang bukti empat keping ATM berbagai bank, serta uang tunai Rp 1,2 juta.

"Barang bukti ATM ada empat lembar dari berbagai Bank serta uang tunai Rp 1,2 juta. Juga ada gergaji besi kecil panjang 18 cm digunakan untuk mengambil ATM dari mesin," paparnya.

Ryan menambahkan, aksi mereka terungkap atas laporan salah seorang korban saat bertransaksi pada 24 Juni 2020 di ATM Bank Jatim Jalan Monginsidi, Magetan. Kartu ATM korban tertelan di mesin yang sebelumnya diganjal kayu korek api oleh pelaku.

"Jadi pelaku mengambil kartu ATM korban yang tertelan di mesin. Setelah sebelumnya korban sudah diarahkan untuk menombol PIN tiga kali dan dihafalkan pelaku. Saat korban pergi pelaku mengambil ATM dengan gergaji besi kecil," pungkasnya.

Begal Sadis Beraksi di Banyuasin, Penjual Cilok Tewas Ditembak Saat Bonceng Istri

Begal Sadis Beraksi di Banyuasin, Penjual Cilok Tewas Ditembak Saat Bonceng Istri

Begal Sadis Beraksi di Banyuasin, Penjual Cilok Tewas Ditembak Saat Bonceng Istri

Kasus begal sadis kembali terjadi di wilayah hukum Polda Sumatera Selatan. Kali ini seorang warga bernama Bambang Sutrisno (45) tewas setelah ditembak pelaku.

Peristiwa itu terjadi saat korban berboncengan sepeda motor dengan istri dalam perjalanan pulang dari pasar menuju rumahnya di Jalan Palembang-Betung, Kelurahan Tanah Mas, Talang Kelapa, Banyuasin, Sabtu (27/6) pukul 05.30 WIB pagi.

Ketika tiba di depan pabrik teh botol Sostro di Kelurahan Sukajadi, Banyuasin, mereka dipepet kedua pelaku. Tanpa banyak bicara pelaku menembak korban tepat mengenai dada kiri dan langsung terjatuh. Para pelaku membawa motor korban dan kabur. Istri korban berteriak sehingga mengundang kedatangan warga sekitar.

Kapolres Banyuasin AKBP Danny H Ardiantara B Sianipar membenarkan peristiwa itu. Dari informasi yang diterimanya, korban sehari-hari berprofesi sebagai penjual cilok.

"Benar, kejadiannya Subuh tadi, korban tewas di tempat akibat luka tembak di bagian dada," ungkap Danny.

Dia menyebut kasus kasus ini tengah diselidiki penyidik dengan memeriksa saksi dan olah TKP. Dia berharap pelaku segera dapat diungkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Petugas masih di lapangan, saksi-saksi dimintai keterangan," kata dia.

Friday, 26 June 2020

Kata Pakar Budaya UGM, Ini Dia Ciri Pedagang Makanan yang Pakai Penglaris

Kata Pakar Budaya UGM, Ini Dia Ciri Pedagang Makanan yang Pakai Penglaris

Dosen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM Abdul Jawat Nur

Pedagang bakso cuanki di Kembangan, Jakarta Barat, mengakui meludahi mangkuk untuk penglaris. Pakar budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebut praktik penglaris itu biasa digunakan para pedagang. Lantas apa ciri-cirinya?
"Ada kan kalau kita makan di warungnya enak banget, tapi kalau (makanan) dibawa pulang, rasanya hambar. Itu salah satu cirinya," kata dosen Jurusan Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Abdul Jawat Nur, kepada detikcom, Jumat (26/6/2020).

Jawat menyebut praktik meludahi makanan sudah lama digunakan. Meski begitu, Jawat tidak mau menyebut daerah mana saja yang melakukan praktik ini.

"Saya tidak bisa tunjuk daerahnya ya. Banyak pedagang makanan yang menggunakan mantra penglaris," terangnya.

Jawat menceritakan ada juga praktik pengobatan menggunakan ludah. Dia menyebut ludah dari tokoh atau yang disebut guru itu digosokkan ke kedua tangannya lalu diusapkan ke pasien yang sakit. Dia menyebut penggunaan mantra sudah lama dikenal di Indonesia.

"Mantra itu macam-macam. Sebelum agama masuk ke Indonesia, bangsa kita sudah punya mantra. Mereka percaya pada hal-hal yang metafisik di luar kemampuan manusia, dan mereka meminta bantuannya melalui mantra," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, video pedagang bakso meludahi mangkuk itu sempat viral di media sosial. Dalam video, terlihat gerakan wajah pelaku mendekat ke mangkuk yang dinarasikan bahwa pelaku meludahi mangkuk pembeli.

Saat dimintai klarifikasi polisi, pedagang bernama Windra Suherman itu akhirnya mengakui meludahi mangkuknya. Dia mengaku mendapatkan perintah dari guru spiritualnya untuk penglaris.

"Pelaku meludahi mangkuk bakso tersebut sesuai dengan amalan/ajaran yang dipelajari pelaku dari gurunya yang bernama Joko (guru spiritual/dukun) pada saat berada di kampungnya, daerah Jawa Barat, kurang-lebih 1 minggu yang lalu," kata Kapolsek Kembangan Kompol Imam Irawan saat dihubungi detikcom, Jumat (26/6).

Dirawat Selama 8 Tahun, 3 Anak di Palembang Pilih Tinggalkan Ayahnya

Dirawat Selama 8 Tahun, 3 Anak di Palembang Pilih Tinggalkan Ayahnya Rachmat (49) tak menyangka ketiga anaknya, NR (15), MSR (13) da...