Tuesday, 8 January 2019

Kasus Pemukulan Biduan di Kafe Hotel Makassar, Polisi Periksa 6 Saksi

Kasus Pemukulan Biduan di Kafe Hotel Makassar, Polisi Periksa 6 Saksi

Kasus Pemukulan Biduan di Kafe Hotel Makassar, Polisi Periksa 6 Saksi

Polisi masih mengembangkan kasus pemukulan seorang biduan di Garfity Lounge, di Hotel Swiss Bel pada Minggu dini hari lalu, (6/1). Pemukul yang diyakini sedang mabuk berat sempat mengaku dirinya seorang bupati.

Kapolsek Ujung Pandang, Kompol Wahyu Basuki, hingga kini pihaknya berusaha mencari bukti-bukti untuk mengungkap kejadian malam itu.

"Ada CCTV di hotel tapi sudah dua minggu CCTV itu rusak sehingga tidak ada rekaman termasuk saat kejadian. Kita juga telah periksa daftar pengunjung hotel yang menginap tapi pelaku itu tidak ada. Kemungkinan memang dia hanya pengunjung tempat hiburan itu. Kalau pengunjung tempat hiburan bebas saja orang masuk," kata Wahyu Basuki, kepada wartawan, Rabu (9/1).

Sejumlah orang sudah dimintai keterangan sebagai saksi. Termasuk dari manajemen band Yellow, grup musik Elda Vanyaviona (25), biduan yang dipukul oleh pelaku.

"Kita masih proses pengumpulan keterangan. Sementara baru enam orang saksi diperiksa dari pihak band dan manajemennya. Rencana juga akan diambil keterangan dari pihak manajemen Grafity Lounge," tegas dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Elda menceritakan awal mula kejadian pemukulan terhadap dirinya. Saat dia sedang bernyanyi, seorang pria hendak naik ke panggung yang berdinding kaca untuk ikut bernyanyi. Dua kali mencoba, laki-laki itu malah menabrak dinding kaca hingga disoraki pengunjung.

"Karena disoraki itulah, laki-laki tersebut marah. Jadi saat berhasil naik ke panggung dia minta mic untuk dibawa ke tempat duduknya agar bernyanyi di situ. Tapi mic hanya bisa dipakai di atas panggung. Dia mengamuk dan memukul tengkuk saya. Keyboard dibanting," kata Elda di Polsek Ujung Pandang, Makassar.

Elda mengaku mencium bau alkohol dari mulut lelaki itu. Sehingga dia menduga pria itu sedang dalam kondisi mabuk.

Elda juga mengakui sempat mengunggah kejadian ini ke aku Instagram pribadinya. Dala mpostingannya, Eldam enuliskan penjelasan bahwa orang tersebut adalah Bupati Manokwari, Papua, Demas Paulus Mandacan.

"Pelaku itu yang sebut dirinya saya Bupati Manokwari. Itu disebutkan berulang-ulang saat kejadian makanya saya sebut kalau laki-laki yang pukul saya itu Bupati Manokwari," kata Elda.

No comments:

Post a Comment

Dirawat Selama 8 Tahun, 3 Anak di Palembang Pilih Tinggalkan Ayahnya

Dirawat Selama 8 Tahun, 3 Anak di Palembang Pilih Tinggalkan Ayahnya Rachmat (49) tak menyangka ketiga anaknya, NR (15), MSR (13) da...