
Kematian Marolop Marko Manurung mahasiswa yang nekat bunuh diri dengan cara gantung diri di rumah pamannya di Jalan Gagak Raya/Belibis Perumnas Mandala, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang, Rabu (21/11/2018) lalu, hingga kini masih menjadi misteri.
Pasalnya, ia dituding nekat mengakhiri hidupnya tersebut dikarenakan gagal wisuda. Namun hal tersebut dibantah oleh pihak kampus yang mana mengatakan bahwa dirinya tidak gagal dalam sidang.
Hal tersebut disampaikan oleh Administrasi Kampus STMIK & AMIK Logika, Tia (25) mengatakan, jika kabar yang mengatakan bahwa Marolop Marko Manurung depresi akibat gagal wisuda itu tidak benar.
"Marolop merupakan mahasiswa aktif di organisasi. Untuk nilai, SKS ia tidak memiliki kendala. Bahkan seharusnya, Jumat (23/11/2018) merupakan jadwal sidang perdananya. Bagaimana bisa dikatakan gagal jika dirinya belum mengikuti sidang," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (23/11/2018).
Saat menyambangi kediaman korban, rumah yang bercat tembok warna kuning dan pintu besi sebagian pagar berwarna oranye terlihat tertutup rapat dan tidak ada penghuninya.
Tidak jauh dari lokasi kejadian, salah seorang keluarga korban, Maria Sabrina Siahaan (14), yang masih duduk di kelas III SMP 5 Medan ini, mengatakan bahwa semasa hidup Marko tinggal bersama dengan paman dan bibinya.
"Semasa hidup baik dia orangnya, cuma ya gitu agak pendiam. Tapi nggak tahu penyebab dia menigngal kenapa. Kadang ramah juga dia dan suka becanda," kata Maria.
"Anak rumahan dia dan nggak pernah keluar. Nggak ad akawannya di dekat rumah. Pokoknya pendiam kalim," sambungnya.
Kalau untuk pacar, sambung Maria, dirinya tidak mengetahui pacar abang sepupunya tersebut.
"Kalau pacarnya aku juga kurang tahu. Bang Marko suka mendengar musik-musik rock gitu. Kalau bercanda sama saya kurang. Namun kalau sama kakak saya dia suka bercanda," katanya.
Gadis remaja ini menjelaskan bahwa Marko meregang nyawa di kamar Berliana Manurung (17) yang tidak lain adalah sepupunya.
Marko meninggal di kamar sepupu yang dekat dapur. Menggunakan seutas tali gosokan, Marko kemudian menggantung diri hingga akhirnya meninggal dunia.
Sepupu korban Ruben Manurung, jadi orang pertama yang melihat korban meninggal dunia dengan posisi tergantung.
"Sempat teriak dan tekejut Ruben, nangis dia sampai demam. Kakaknya juga nggak bernai lagi tidur di situ setelah kejadian itu," ujar Maria.
Setelah kejadian, tepatnya Kamis dinihari sekitar pukul 00.05 WIB, jenazah Marko dibawa menggunakan satu mobil Ambulans untuk dimakamkan di Aek Kanopan. Saat ini kondisi rumah kosong pasca meninggalnya Marko.
"Aku dapat kabarm katanya hari ini mau di kubur," sebut Maria.
No comments:
Post a Comment