Wednesday, 29 January 2020

Menang Lomba Lari 21 KM, Siswa SD di Poso Menangis Tak Dapat Hadiah

Menang Lomba Lari 21 KM, Siswa SD di Poso Menangis Tak Dapat Hadiah

Menang Lomba Lari 21 KM, Siswa SD di Poso Menangis Tak Dapat Hadiah

Seorang siswa Sekolah Dasar dari Desa Pandiri, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, Asmarani Dongku menangis. Dia menangis setelah mengetahui juara I lari maraton 21 kilometer yang dimenangkannya ternyata tidak ada hadiahnya.

Lomba tersebut digelar Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Tengah di Kabupaten Poso. Lomba lari tersebut diselenggarakan dalam rangka syukuran pekerjaan peningkatan jalan Kelurahan Lawanga-Toyado pada 25 Januari 2020.

Asmarani yang duduk di kelas VI itu mengikuti lomba lari 21 kilometer diikuti 40 peserta. Lari itu mengambil star dari Kantor Bupati Poso dan finish di Desa Toyado, Kecamatan Lage.

"Saya menangis, capek dan tidak ada hadiahnya. Nanti di finish baru dibilang tidak ada hadiahnya. Kalau saya tau tidak ada hadiahnya, saya tidak akan ikut pak," kata Asmarani seperti dilansir dari Antara, Kamis (30/1).

Asmarani tertarik ikut lomba tersebut karena ajakan tetangganya. Dia mengatakan, dari pengalaman mengikuti lomba lari, selalu ada hadiahnya berupa uang tunai mulai dari Rp 1-3 juta untuk juara I.

Sementara itu, Kepala Dinas PU Sulteng, Saifullah Djafar mengatakan, lomba lari itu tidak memiliki hadiah. Alasannya acara itu bukan lomba lari namun hanya acara syukuran atas selesainya pekerjaan peningkatan jalan Kelurahan Lawanga-Toyado.

Namun bagi pemenang hanya mendapatkan medali, sebagai tanda keikutsertaan dalam acara itu. "Jadi sejak awal kita sudah sampaikan, bahwa acara ini tanpa hadiah dan gratis," kata Saifullah saat dihubungi.

Dia menegaskan, acara syukuran itu diikuti peserta dari Poso dan Palu yang telah mengetahui tidak ada hadiahnya. Dalam mengikuti acara lomba lari itu harus mendaftar melalui komunitas masing-masing dan mendaftar secara kolektif ke pelaksana.

"Kemungkinan anak itu mendaftar tanpa diberikan informasi bahwa lomba itu tak ada hadiahnya hanya medali," ujarnya.

Sedangkan, Kabag Humas dan Protokoler Pemda Poso, Wayan mengatakan kegiatan itu tidak ada sangkut pautnya dengan Pemda Poso. Bupati saat itu hanya diberikan waktu untuk melepas peserta lari.

4 Tahun Diculik Pria Paruh Baya, Siswi SD Pulang dengan Kondisi Hamil

4 Tahun Diculik Pria Paruh Baya, Siswi SD Pulang dengan Kondisi Hamil

4 Tahun Diculik Pria Paruh Baya, Siswi SD Pulang dengan Kondisi Hamil

Tragis betul nasib SA, warga Kampung Cikareo, Desa Wangunjaya, Kecamatan Naringgul. Dia dibawa kabur pria paruh baya Sarif (53) hingga empat tahun. Ironisnya, saat pulang ke rumah dalam kondisi hamil 9 bulan.

Satreskrim Polsek Naringgu, Cianjur, Jawa Barat, berhasil menangkap Sarif. Dia sudah ditetapkan buronan oleh polisi dalam kasus penculikan tersebut.

"Pelaku masuk dalam DPO Polsek Naringgul sejak tahun 2016 karena membawa kabur SA yang saat itu masuk duduk di bangku kelas II SD," kata Kepala Polsek Naringgul, Inspektur Polisi Satu Sumardi, dikutip dari Antara, Kamis (30/1).

Dia menuturkan, awalnya pelaku meminta pada orangtua korban untuk memijat di rumahnya, karena sudah sering orangtua korban mengizinkan. Namun sejak saat itu, pelaku membawa kabur SA ke sejumlah daerah di wilayah selatan hingga empat tahun lebih.

Hingga akhirnya pelaku bersama korban yang saat ini dalam kondisi hamil, pulang ke rumahnya di Kampung Cilandak, Desa Wangunjaya, sehingga petugas yang mendapat laporan langsung melakukan penangkapan terhadap pelaku, tanpa perlawanan.

"Saat ini pelaku sudah diamankan dan segera dibawa ke Mapolres Cianjur, guna mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pelaku ditangkap berdasarkan LP/03/B/II/2016/PLD JBR/RES CJR/Sektor pertanggal 23 Pebruari 2016," katanya.

Dia menambahkan, selama ini, pelaku kerap berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari kejaran petugas dan keluarga korban. Bahkan pelaku sempat membawa korban hingga keluar wilayah hukum Cianjur.

"Pelaku akan dijerat dengan pasal 332 ayat (1) (2) KUHP tentang perlindungan anak dengan ancamam pidana penjara maksimal 7 tahun paling lama 9 tahun," katanya.

Sementara itu, KPAI akan mendampingi korban. Apalagi, korban masih kategori di bawah umur.

"Kasus persetubuhan di Cianjur harus menjadi perhatian semua pihak karena korban anak di bawah umur baru berusia 15 tahun dan sedang hamil 9 bulan," kata Komisioner KPAI, Ai Maryati.

KPAI akan mempertanyakan ke sejumlah pihak terkait hilangnya korban sampai empat tahun lamanya yang seharusnya dapat ditemukan jika pencarian keluarga, pemerintah daerah dan kepolisian dimaksimalkan.

"Kami akan pertanyakan peran kepolisian dalam pencarian yang sampai empat tahun, tidak membuahkan hasil. Selama empat tahun korban menjadi budak nafsu pelaku hingga hamil," katanya.

Pihaknya akan mendorong agar pelaku dijerat dengan hukuman yang berat, berdasarkan Undang-undang Perlindungan Anak. Namun yang terpenting kedatangan mereka ke Cianjur untuk memberikan pendampingan pada korban.

"Kemungkinan korban memiliki tekanan secara psikologis karena usia yang masih sangat dini sudah menjadi korban dari persetubuhan hingga hamil. Kemungkinan traumatis yang dialami korban," katanya.

Rencananya ungkap dia, pihaknya akan membahas kasus tersebut secara internal di KPAI agar segera ditindaklanjuti. KPAI juga akan berkomunikasi dengan Kementerian Sosial untuk memperhatikan masa depan korban, baik dari sisi psikologis, pendidikan dan ekonomi.

Sementara Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Cianjur, akan memberikan pendampingan dan segera membawa korban untuk diberikan konseling oleh psikolog.

"Kami akan berupaya agar korban dapat pembinaan dan dapat dipulihkan kembali melalui pendampingan dan konseling oleh psikolog. Kami juga sudah koordinasi dengan KPAI terkait kasus ini," kata Kabid Advokasi dan Penangana Perkara P2TP2A Cianjur, Lidiya Umar.

Jokowi: Ahok Teman Baik Saya, Tapi Tak Datang Imlek Setelah Jadi Komut

Jokowi: Ahok Teman Baik Saya, Tapi Tak Datang Imlek Setelah Jadi Komut
Foto: Presiden Jokowi menyapa Nathania Purnama yang merupakan putri Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Veronica Tan di acara Imlek Nasional. (Andhika-detikcom)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyapa Nathania Purnama yang merupakan putri Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Veronica Tan di acara Imlek Nasional. Jokowi menyebut Ahok merupakan teman baiknya.
"Seperti tadi yang digambarkan orkestra tadi, ada Nia, putri Pak Ahok dan Bu Vero," kata Jokowi di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/1/2020).

Nathania yang hadir berdiri dari kursinya. Kemudian Jokowi menyentil Ahok yang tidak hadir ke acara Imlek Nasional setelah menjabat sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertamina.

"Teman baik saya Pak Ahok. Tapi nggak dateng, setelah jadi Komut Pertamina nggak dateng," ujar Jokowi sambil geleng-geleng kepala sembari tersenyum.

Di acara ini, Jokowi menggambarkan keragaman Indonesia. Jokowi juga menjelaskan alasan mengenakan changsan.

"Saya senang bisa pakai baju ini. Ketua panitia pake baju tradisional Jawa, ini dibalik-balik. Menteri-menteri juga, Pak Setneg, Menko PMK. Pakai baju adat Tiong Hoa, tapi pakai peci, nggak ada selain di Indonesia," ujar Jokowi.

Virus Corona Sudah Sampai Indonesia?

Virus Corona Sudah Sampai Indonesia?

Virus Corona Sudah Sampai Indonesia?

Virus Corona membuat panik dunia. Sebabnya, hingga kini lebih dari seratus orang meninggal dunia akibat virus yang berasal dari daerah Wuhan, China, ini.

Di Indonesia, sejumlah rumah sakit mulai memperketat keamanan dan mengisolasi pasien diduga terkena virus Corona. Diduga sejumlah orang yang baru tiba dari luar negeri seperti China, Taiwan atau Singapura, terinfeksi virus tersebut.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, pemerintah Indonesia melakukan beragam cara. Salah satunya pemeriksaan ketat di bandara hingga menambah ruang isolasi untuk pasien Corona. Berikut daerah-daerah di Indonesia yang diduga ada orang terjangkit virus Corona:

Jambi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi tengah mengobservasi seorang pasien yang diduga terjangkit virus Corona. Kini, pasien perempuan dewasa tersebut berada di ruang isolasi guna penanganan dan deteksi lebih lanjut dari tim dokter.

"Dari tim dokter sudah memberikan perawatan dan pelayanan sesuai dengan klinis dari pasien. Pasien ini ciri-cirinya ada gejala flu, demam, memang gejala yang muncul seperti sesak napas dan batuk," kata Wakil Direktur Pelayanan dan Keperawatan RSUD Raden Mattaher Jambi, dr Dewi Lestari, Minggu (26/1/2020).

Bandung
WN China yang juga pekerja PT Kereta Api Cepat Indonesia-China (KCIC) dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS). HG (35) pria asal China masuk isolasi karena dikhawatirkan terserang virus Corona usai pulang dari kampung halamannya itu.

"Pasien tersebut adalah salah satu pekerja dari kontraktor proyek KCJB (Kereta Cepat Jakarta-Bandung)," katanya melalui pesan singkat, Senin (27/1).

Sementara itu, pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) menyatakan pasien tersebut belum bisa dikatakan suspect virus corona. Meski demikian penanganan hingga diisolasi dilakukan karena keduanya belum lama ini datang dari luar negeri.

Ada dua pasien yang tengah ditangani RSHS diduga terjangkit Corona. Satu WN China karyawan kereta cepat, satu lagi WN Indonesia yang baru pulang dari Singapura. HG mengalami infeksi pernafasan atas akut dengan keluhan panas badan disertai nyeri tenggorokan. HG yang bekerja di Jawa Barat belum lama ini kembali dari China.

"Ia datang tanggal 12 januari dari sebuah kota di tiongkok, Xin Yuan, itu 1.300 km dari Wuhan," kata Dirut RSHS Bandung Nina Susana Dewi, saat konferensi pers, Senin (27/1).

Manado
Seorang kru maskapai Lion Air rute penerbangan Manado-Guangzhou (China) diisolasi di RS Kandouw Manado, Sulawesi Utara (Sulut), karena mengalami pilek. Hal itu untuk mengantisipasi terjangkit virus corona yang berasal dari China.

"Dia seorang penerjemah yang selalu mendampingi turis. Tadi malam dia turun dari Guangzhou dan terdeteksi personel Kantor Kesehatan Pelabuhan, suhu tubuhnya tidak sampai 38 derajat celsius," sebut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sulut, dr Steaven Dandel di Manado, seperti dilansir Antara, Minggu (26/1).

Steaven menjelaskan, kriteria 'suspect corona virus' ada tiga hal, pertama harus demam, kemudian harus batuk, pilek serta nyeri tenggorokan, dan ketiga radang paru-paru atau pneumonia.

Surabaya
Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya Dr Joni Wahyuhadi memastikan, Warga Negara Asing (WNA) asal China yang saat ini masih dirawat belum memenuhi persangkaan suspect atau dugaan Virus Corona.

"Mulai kemarin (datang) sampai pagi ini status pasien belum memenuhi untuk suspect. Gejala-gejalanya belum memenuhi persangkaan suspect Virus Corona," tutur Joni, Senin (27/1/2020).

Kini pasien tersebut ke ruang isolasi khusus (RIK). "Dimasukkan ke ruang isolasi khusus tujuannya untuk close observation dan pemeriksaan lanjutan apakah statusnya ke arah suspect. Hari ini dikirim ke laboratorium," kata dia.

Cirebon
Seorang pasien berinisial SY (43) asal Desa Cikulak, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, diduga terserang virus corona. Kini pasien dirawat di ruang isolasi di RSUD Waled Kabupaten Cirebon, Senin (27/1).

Wakil Direktur RSUD Waled Kabupaten Cirebon, Dwi Sudarmi mengatakan, berdasarkan keterangan dokter yang merujuk SY, pasien mengalami gejala yang hampir mirip dengan infeksi virus Corona.

Dia menjelaskan, sebelumnya, pasien SY bukan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Pasien, merupakan warga Kabupaten Cirebon yang sebelumnya juga ikut seminar di Taiwan.

Dari keterangan yang didapat, seminar digelar tanggal 5 sampai 9 Januari 2020. Pada tanggal 12 Januari, pasien mengeluh sakit seperti panas, batuk hingga sesak napas dan memeriksakan diri ke dokter umum.

"Pasien kemudian periksa ke dokter umum soal keluhannya tapi tidak juga sembuh. Dokter merujuk ke kami tadi pagi karena setelah ditanya pasien baru dari Taiwan dan kami rawan pasien tersebut dengan baik di ruang isolasi," ujar dia.

Purwokerto
Tim Penyelidikan Epidemiologi dari Dinas Kesehatan dan KKP Cilacap melakukan investigasi pada salah satu warga China yang tengah berkunjung ke Cilacap. LS (29), putri dari tenaga kerja asing (TKA) asal China dilaporkan mengalami gejala yang mirip dengan virus corona seperti demam, batuk, pilek dan lemas.

"Gejala tersebut dirasakan sejak hari Minggu tanggal 26 Januari 2020. Masih gejala, belum bisa divonis corona," kata Kepala Dinas Kesehatan Cilacap, Pramesti Griana Dewi, Senin (27/1)

Dari hasil investigasi diketahui pada tanggal 28 Desember 2019, salah satu TKA PLTU Cilacap cuti pulang ke Wuhan, China. Beberapa pekan berselang, pada tanggal 21 Januari 2020 TKA tersebut mengajak istri ke Indonesia. Putri TKA tersebut, LS (29) dari Shanghai, janjian ketemuan dengan orang tuanya di Bandara Soekarno Hatta. Lima hari berselang, LS sakit demam, batuk, pilek, lemas. Sudah minum antibiotik dan obat batuk.

Pada hari Senin, (27/1), kondisi LS membaik, suhunya 36,5 derajat. Dia masih mengalami sedikit batuk dan pilek dan sedikit lemas. Untuk memastikan kesehatan LS, ia telah dirujuk ke RS Margono, Purwokerto, Banyumas.

Ogah Ambil Risiko, Agen Travel di Solo Tutup Paket Wisata untuk WN China

Ogah Ambil Risiko, Agen Travel Tutup Paket Wisata untuk WN China

Ogah Ambil Risiko, Agen Travel di Solo Tutup Paket Wisata untuk WN China

Salah satu agen perjalanan di Solo, PT Cahaya Matahari Rembulan menuturkan masih ada ratusan turis asal Kunming China yang berkunjung ke Solo. Mereka datang dengan pesawat Citilink sejak Kamis (23/1) lalu.

"Jadi mereka berangkat sebelum penerbangan dari Adi Soemarmo ditutup. Ini adalah rombongan terakhir," jelas Direktur PT Cahaya Matahari Rembulan, Pupun Pantiana Gunmantono kepada wartawan, Selasa (28/1).

Menurut dia, sebanyak 174 turis asal China akan dipulangkan ke Kunming Rabu (29/1) malam. Setelah pemulangan itu, dia akan menutup sementara paket wisata tersebut hingga waktu yang belum ditentukan.

"Besok malam mereka kita pulangkan lewat Bandara Adi Soemarmo. Setelah itu kita ikut tutup dulu, kita tidak mau ambil risiko juga," katanya.

Humas PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adi Soemarmo Danardewi menyampaikan, seluruh turis China tersebut masuk ke Solo sudah melalui pengecekan thermo scanner. Mereka tiba sebelum rute Solo-China ditutup.

"Mereka sudah dicek menggunakan thermo scanner dan tidak ada yang terdeteksi virus corona. Besok malam mereka kembali ke Kunming," pungkas Danardewi.

Merebaknya virus Corona di Wuhan, China belum berdampak pada kunjungan wisata ke Solo. Pernyataan tersebut dikemukakan Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Solo, Budi Sartono.

"Belum, belum berpengaruh ke kunjungan wisata, belum kelihatan. Dengan adanya virus Corona ini mestinya pemerintah antisipasi," ujarnya.

Terkait penutupan rute Solo-Kunming China pihaknya tidak mengetahuinya. Penerbangan tersebut hanya menggunakan pesawat carter yang diinisiasi oleh biro perjalanan.

Pemkot Solo, lanjut Budi menargetkan jumlah kunjungan wisatawan tahun 2020 mencapai 5,5 juta orang. Jumlah tersebut naik dari tahun 2019 yang mencapai 5 juta orang.

Warga Musi Rawas Temukan Tengkorak dan Tulang Diduga Manusia

Warga Musi Rawas Temukan Tengkorak dan Tulang Diduga Manusia

Warga Musi Rawas Temukan Tengkorak dan Tulang Diduga Manusia

Warga Desa Muara Beliti Baru, Kecamatan Muara Beliti, Musi Rawas, Sumatera Selatan, heboh dengan penemuan tengkorak dan tulang-belulang di semak-semak. Tengkorak masih diselidiki pihak kepolisian.

Tengkorak itu ditemukan seorang warga yang hendak pergi memancing ikan di Sungai Kelingi tak jauh dari rumahnya, Selasa (28/1) malam. Saksi pertama kali menemukan tengkorak dan berjarak mulai dari 20 sampai 100 meter ditemukan lagi tulang-tulang lain berserakan, seperti tulang rusuk, kaki, rahang, dan lainnya.

Kasatreskrim Polres Musi Rawas AKP Rivow Lapu membenarkan penemuan tersebut. Kasus ini tengah diselidiki untuk menyebabkan kematian korban.

"Benar, tadi malam warga menemukan tengkorak dan tulang-tulang mirip manusia di semak-semak," ungkap Rivow, Rabu (29/1).

Dia mengatakan, tengkorak dan tulang-tulang dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang untuk mengungkap identitasnya. Masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya juga diharapkan segera melapor agar memudahkan penyelidikan.

"Belum tahu korban pembunuhan atau bukan, kita menunggu hasil autopsi dulu dan mengungkap identitasnya," kata dia.

Monday, 27 January 2020

Dilaporkan Hilang, Gadis 16 Tahun di Depok Dijadikan PSK

Dilaporkan Hilang, Gadis 16 Tahun di Depok Dijadikan PSK

Dilaporkan Hilang, Gadis 16 Tahun di Depok Dijadikan PSK

Satuan Reserse dan Kriminal Polres Metro Depok kembali menyelamatkan anak di bawah umur dari praktik prostitusi. Korban adalah AP (16) yang berhasil diselamatkan di sebuah apartemen di Depok.

Kasus ini terungkap bermula dari adanya laporan anak hilang pada Rabu (2/1). Saat itu N (36), ibu korban melapor ke polisi perihal kehilangan anak.

"Awalnya adalah laporan anak hilang. Terakhir kali, korban pergi dari rumah dan diketahui berada di Kp. Taman Induk Kec. Cipayung, Depok. Ini adalah lokasi terakhir korban pergi," kata Kasubbag Humas Polrestro Depok, AKP Firdaus, Senin (27/1).

Dari laporan tersebut kemudian petugas melakukan pendalaman. Dari keterangan awal diketahui bahwa korban diduga pergi bersama seorang laki-laki yaitu AIR saat meninggalkan rumah.

"Informasi yang didapat bahwa korban kenal dengan seorang laki-laki melalui Facebook," ungkapnya.

Setelah berkenalan, keduanya janjian untuk bertemu. Lalu keduanya sepakat bertemu di salah satu apartemen di Depok. Namun korban dilaporkan tidak pulang berhari-hari.

"Setelah ditunggu beberapa hari tidak pulang, orang tua korban mendapat informasi bahwa nomor handphone korban digunakan dalam aplikasi dengan menawarkan jasa," katanya.

Berdasarkan hasil penyelidikan diketahui korban berada di kamar 28K salah satu apartemen. Sedangkan AIR di kamar 30F.

"Petugas kemudian berkoordinasi dengan pihak penjaga apartemen melakukan pengamanan terhadap korban dilantai 28 bersama Pachrul Rozy. Saat itu juga di amankan juga AIR, BS dan JFM dilantai 30F," ujarnya.

Petugas pun melakukan pendalaman informasi terhadap saksi. Serta mengamankan HP para saksi.

"Diamankan juga alat kontrasepsi (kondom)," pungkasnya.

Gara-gara SMS Mesra, Kasus Siswi SMA Jadi Budak Seks Ayah Tiri Terbongkar

Gara-gara SMS Mesra, Kasus Siswi SMA Jadi Budak Seks Ayah Tiri Terbongkar

Gara-gara SMS Mesra, Kasus Siswi SMA Jadi Budak Seks Ayah Tiri Terbongkar

Nasib AN (16), siswi SMA di Berau, Kalimantan Timur, sungguh memilukan. Tiga tahun ini, dia jadi budak seks ayah tirinya, Ab (41). Bahkan, AN juga jadi korban perilaku biadab ayah kandungnya, sejak duduk di bangku SD. Ab ditangkap, dan kini meringkuk di penjara polisi.

Ab ditangkap Sabtu (25/1), setelah ibu kandung korban AN, melapor sehari sebelumnya, Jumat (24/1). Kasus itu terbongkar, gara-gara ibu korban melihat isi SMS ponsel suaminya, Ab, yang juga ayah tiri AN.

"Jadi, hari Jumat malam kemarin itu, pelaku dan istrinya, ibu kandung korban, sedang rebahan di depan TV. Pelaku ketahuan sedang sibuk SMS-an mesra dengan anak tirinya," kata Kapolres Berau AKBP Edy Setyanto Erning, di Tanjung Redeb, Berau, Minggu (26/1).

Edy menerangkan, sang ibu pun bergegas pergi ke kamar putrinya, dan memang melihat isi SMS handphone putrinya dengan suaminya. "Kita amankan pelaku hari Sabtu (26/1)," ujar Edy.

Edy menerangkan, dari situ terungkap, pelaku Ab berulang kali menyetubuhi anak tirinya, AN, sejak di bangku SMP di tahun 2017 lalu. Baik itu sepulang maupun saat akan berangkat sekolah, di tanah kosong maupun di sebuah pondok.

"Setelah korban pertama kali (tahun 2017) ditiduri pelaku, kemudian sampai saat ini, pelaku bisa 2 kali seminggu pelaku meniduri korban," sebut Edy.

Sejak SD Diperkosa Ayah Kandung
Dijelaskan Edy, dari pemeriksaan korban, korban merasa diperhatikan oleh pelaku, dan merasa nyaman, sehingga mau ditiduri ayah tirinya. "Pengakuan korban juga, dulu ayah kandungnya suka marah-marah, dan memukul," ungkap Edy.

"Pernah juga ayah kandung korban, meniduri korban yang saat itu masih SD. Sekarang, ayah kandungnya diproses hukum dan divonis 12 tahun penjara terkait kasus lain, di luar Berau," jelas Edy.

Pelaku Ab, ditetapkan tersangka, dan kini dijebloskan ke penjara. Dua ponsel pelaku dan korban, diantaranya jadi barang bukti. "Penyidik menerapkan UU No 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak," tutup Edy.

Gubernur Edy Rahmayadi: Pintu Masuk Dijaga Ketat, Virus Corona Belum Masuk Sumut

Gubernur Edy Rahmayadi: Pintu Masuk Dijaga Ketat, Virus Corona Belum Masuk Sumut

Gubernur Edy Rahmayadi: Pintu Masuk Dijaga Ketat, Virus Corona Belum Masuk Sumut

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi memastikan ada warga Sumut yang terjebak di Wuhan, kota yang diisolasi Pemerintah China untuk mencegah penyebaran virus Corona. Namun dia belum tahu jumlahnya karena masih dalam pendataan.

"Pasti ada, hanya kan orangnya datang kemari nggak? Atau orang kita datang ke sana nggak? Ini yang masih kita pelajari," kata Edy di Medan, Senin (27/1).

Edy mengungkapkan, warga yang berada di Wuhan belum dapat dievakuasi karena tidak diperkenankan pergi untuk menghindari penyebaran virus mematikan itu.

"Tidak boleh keluar ke mana-mana kalau sudah kena wabah. Dia harus diobati di sana. Nanti dibawa kemari di sini terjangkit, makin repot jadinya," ucapnya.

Sejauh ini, kata Edy, virus Corona belum terdeteksi di Sumut. "Saya masih mengecek ke dalam. Sampai saat ini sampai tadi pagi belum ada wabah corona masuk ke Sumut," jelasnya.

Untuk mengantisipasi masuknya virus itu, saat ini pintu masuk ke Sumut dijaga ketat. Orang yang masuk ke Sumut, khususnya dari daerah terjangkit, harus mendapat perhatian khusus.

Petugas kesehatan dan masyarakat diminta mewaspadai masuknya virus ini. "Petugas atau masyarakat untuk mewaspadai wabah ini. Masyarakat juga jangan gundah. Jangan emosional. Jangan stres," imbau Edy.

Sunday, 26 January 2020

23 Mahasiswa Aceh Berada di China, 12 Orang Terjebak di Wuhan

23 Mahasiswa Aceh Berada di China, 12 Orang Terjebak di Wuhan

23 Mahasiswa Aceh Berada di China, 12 Orang Terjebak di Wuhan

Pemerintah Aceh mendesak KBRI untuk segera mengevakuasi mahasiswa mereka yang ada di China, khususnya yang masih berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei. Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri memastikan, hingga saat ini kondisi seluruh mahasiswa dan masyarakat Aceh yang tinggal di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China berada dalam keadaan aman dan terbebas dari virus corona atau yang secara resmi dinamakan 2019-nCoV.

Alhudri memiliki kerabat di Wuhan. Dia tak berhenti mengikuti perkembangan informasi yang resmi dari pemerintah. "Sesuai dengan arahan Plt Gubernur, kami akan terus memantau perkembangan dan keadaan warga Aceh di China, khususnya yang berada di Kota Wuhan, yang terletak di Provinsi Hubei," kata Alhudri, Minggu (26/2) di Banda Aceh.

Sejauh ini dia masih terus menjalin komunikasi dan koordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Jakarta guna mendapatkan informasi terkini.

PPIT Wuhan bersama ketua Ranting kampus terus berkoordinasi dengan KBRI dan Kemenlu. "Kami terus mendesak KBRI untuk segera mengevakuasi mahasiwa di Wuhan. KBRI saat ini sedang mengupayakan yang terbaik untuk kita semua," sebutnya.

KBRI berupaya mengevakuasi. Namun belum bisa memberikan kepastian proses evakuasi akan dilaksanakan. Sebab, ada sejumlah tahapan yang harus dilakukan. Tidak hanya itu, mereka mempertimbangkan keselamatan pra dan paska evakuasi.

"Kami juga sudah meminta dan melaporkan kondisi logistik teman-teman, untuk itu jika ada masalah segera lapor ke ketua ranting masing-masing kampus," ungkapnya.

Alhudri juga meminta kepada mahasiswa di sana agar tahan diri untuk tidak meresahkan teman-teman.

"Tahan diri untuk tidak membaca berita, bijak ketika membaca. Jika ada keluhan, pertanyaan silakan kontak hotline KBRI atau kemenlu.

12 Mahasiswa Aceh Terjebak
Menurutnya, ada 12 orang mahasiswa asal Aceh yang masih terisolasi dan tidak bisa bergerak kemana pun. Termasuk teman dari kota lain ketika berlibur ke Kota Wuhan. Contohnya Sapriadi dan Intan yang terjebak dengan keadaan tidak bisa kembali ke kota Changchun.

"Saat ini total mahasiswa Aceh yang masih di Tiongkok ada 23 orang karena sebagian pelajar Aceh sudah kembali ke Aceh sebelum terisolasi," tutupnya.

Daftar Mahasiswa Aceh yang masih di China:
1. Fadil - CCNU, Wuhan - Aceh Utara
2. Siti Mawaddah - Huda, Wuhan - Sigli
3. Alfi Rian - WUT, wuhan Aceh Utara
4. Ory Safwar - CCNU, wuhan - Banda Aceh
5. Siti sahara - WHUT, Wuhan - Aceh Tenggara
6. Hayatul-HUST, wuhan Lhoksumawe
7. Maisal- HUST , wuhan - Aceh Besar
8. Jihadullah -WHU, wuhan, Banda Aceh
9. Ita Kurniawati- WHU, wuhan - Nagan Raya
10. Agus - zhongnan, wuhan- Sabang
11. Intan Maghfirah - JISU CC - Banda Aceh (Sekarang di Wuhan )
12. SAPRIADI - JISU CC Meulaboh ( Sekarang di Wuhan)

Mahasiswa Aceh di China, di luar kota Wuhan
1. Muhammad Sahuddin-NNU Nanjing, Aceh Barat
2. Desi - CC Changchun - Banda Aceh
3. Yuliafitria- Nanchang University
4. Rizki Rinanda - Tianjin Aceh Besar
5. Fiqhi Nahdhiah Makhmud - ZJNU, Jinhua, Aceh Tengah
6. Putri Kumala Rizki Rani-Xuzhou, Jiangsu - Aceh Besar
7. Nadlia Ariyati- ZJNU, Jinhua, Zhejiang
8. Aisyah Protonia Tanjung- ZJNU, Jinhua, Hangzhou - Aceh
9. Geunta- JISU-Changchun Aceh Utara
10. Mirna - BIT - Beijing Aceh tengah
11. Ulfi maulida- Beijing Banda aceh

Sopir Travel di Berau Nyambi Muncikari, Jajakan Wanita Rp 2 Juta Sekali Kencan

Sopir Travel di Berau Nyambi Muncikari, Jajakan Wanita Rp 2 Juta Sekali Kencan

Sopir Travel di Berau Nyambi Muncikari, Jajakan Wanita Rp 2 Juta Sekali Kencan

As (34), seorang sopir travel warga Kecamatan Pulau Derawan, Berau, Kalimantan Timur, dibekuk polisi Jumat (24/1) malam, di Tanjung Redeb. Dia diduga memperjualbelikan 4 remaja putri di bawah umur, dengan tarif kencan hingga Rp 2 juta, kepada pria hidung belang. As kini meringkuk di penjara polisi.

Sepak terjang As sebagai muncikari memperdagangkan remaja belia terendus polisi dalam 3 pekan terakhir ini. Polisi akhirnya memergoki dan menangkap tangan As, saat sedang transaksi di sebuah kafe, di Tanjung Redeb.

"Dia (muncikari As) tidak menawarkan bisnis itu secara online. Dari mulut ke mulut saja," kata Kasat Reskrim Polres Berau AKP Rengga Puspo Saputro, dikonfirmasi merdeka.com, Sabtu (25/1).

As dibawa ke Mapolres Berau, berikut 4 remaja putri yang memang disiapkan muncikari As, untuk ditawarkan ke pria hidung belang. "Empat remaja putri ini putus sekolah, dan baru ikut pelaku As sebulan ini," ujar Rengga.

"Keempat korban warga Berau, broken home. Karena tidak punya tempat tinggal, akhirnya ditampung oleh As ini. Nah, pelaku As ini malah menawarkan bisnis itu ke kenalannya," ujar Rengga.

Dari pengakuan As, tarif yang dia tawarkan bervariatif. Mulai dari harga Rp 300 ribu. "Rp 300 ribu itu, cuma menemani tamu karaoke saja. Muncikari As dapat Rp 100 ribu," sebut Rengga.

"Kalau berlanjut, short time Rp 500 ribu sampai Rp 800 ribu, muncikari dapat Rp 200 ribu. Long time Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta. Rata-rata korban ini memang remaja putus sekolah SMP," tambah Rengga.

Rengga menerangkan, kencan pun dilakukan di sejumlah hotel di Tanjung Redeb. Namun demikian, dia menepis, muncikari As juga menawarkan bisnis itu bagi tamu pengunjung cottage di kepulauan Derawan, sebagai destinasi wisata bahari di Kalimantan Timur. Mengingat, As merupakan warga kecamatan Pulau Derawan.

"Tidak, tidak sampai ke sana. Di (hotel-hotel) di Tanjung Redeb saja," ungkap Rengga.

As dijerat Undang-undang Perlindungan Anak, dan kini ditahan di sel tahanan sementara Polres Berau. "Sementara baru 4 korbannya. Kalau ada informasi baru dugaan ada korban lain, akan kami selidiki," kata Rengga.

Dendam, Bocah SMP Dibacok Musuh Saat Akan Pulang ke Rumah

Dendam, Bocah SMP Dibacok Musuh Saat Akan Pulang ke Rumah

Kabur Usai Bacok Istri, Suami di Kapuas Tinggalkan Motor di Semak Akibat Bensin Abis

Aparat Polsek Jayapura Selatan menangkap DA, pelaku pembacokan kepada AKM (17) ketika melintas di Jalan Baru Pantai Hamadi, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua pada Jumat (24/1) siang.

"Akibatnya AKM warga Kampung Enggros, Distrik Abepura, terkena bacok senjata tajam di bagian lengan kanan," kata Kapolsek Jayapura Selatan AKP Yosias Pugu di Kota Jayapura, seperti dilansir Antara, Minggu (26/1).

DA, kata dia, diketahui merupakan pelajar yang masih mengenyam pendidikan di bangku kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) di salah satu sekolah Kota Jayapura.

"Motif dari pembacokan itu sendiri diketahui karena dendam serta sakit hati pelaku terhadap korban. Mengingat beberapa waktu lalu pelaku dipukul oleh korban di salah satu warung di seputaran Distrik Jayapura Selatan," katanya.

Sehingga, pelaku DA, yang berboncengan menggunakan sepeda motor bersama rekannya RY sembari membawa parang mencari AKM

NaHas bagi korban, pada Jumat (24/01) siang, pukul 12.10 WIT, sedang berjalan kaki bersama dua orang rekannya dengan tujuan akan pulang ke rumahnya, melewati di Jalan Baru Pantai Hamadi.

"Tepat di depan gedung LMA Port Numbay, pelaku DA yang berboncengan langsung membacok, korban AKM menggunakan senjata tajam berupa parang," ungkapnya.

Beruntung, korban berhasil menyelamatkan diri dengan kondisi luka cukup serius di bagian lengan akibat sabetan parang.

"Warga setempat juga membantu mengevakuasi korban dan langsung berkoordinasi serta melaporkan kejadian itu kepada aparat Polsek Jayapura Selatan," katanya.

Menindak lanjuti laporan itu, POLISI langsung mendatangi TKP dan mengevakuasi korban untuk mendapatkan pertolongan medis akibat luka bacok, serta langsung mencari pelaku DA.

"Tidak butuh waktu lama pelaku pembacokan berinisial DA berhasil diamankan. Mengingat pelaku masih di bawah umur, kasus ini ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polresta Jayapura Kota," katanya.

Saturday, 25 January 2020

Viral Pengemudi Mobil Pamer Kelamin di Gatot Subroto, Polisi Turun Tangan

Viral Pengemudi Mobil Pamer Kelamin di Gatot Subroto, Polisi Turun Tangan

Foto Ilustrasi (Edi Wahyono/detikcom)

Aksi ekshibisionisme kembali terjadi. Kali ini, seorang pria pengemudi mobil memamerkan kelamin dan masturbasi di pinggir Jalan Gatot Subroto, Jakarta.

Peristiwa itu direkam oleh seorang warga dan menjadi viral di media sosial. Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Bastoni Purnomo mengatakan pihaknya akan menyelidiki pelaku tersebut.

"Terima kasih informasinya, akan kami selidiki," ujar Kombes Bastoni Purnomo saat dihubungi, Sabtu (25/1/2020).

Dalam tayangan video yang viral dinarasikan pelaku mempertontonkan alat vital terhadap kaum wanita. Pelaku tersebut tiba-tiba menepikan mobilnya di pinggir jalan dan menghampiri korban yang sedang menunggu kendaraan.

Korban awalnya mengira pelaku hendak menanyakan jalan. Namun pelaku rupanya mengeluarkan kelaminnya dan melakukan masturbasi.

Peristiwa itu disebut-sebut terjadi di Jalan Gatot Subroto. Sejauh ini polisi belum menerima laporan dari pihak korban.

Aksi serupa pernah terjadi di kawasan Bekasi. Seorang pria bermotor melakukan onani di depan bocah yang sedang bermain di Bekasi pada Jumat (17/1) lalu.

Pria bernama Brusly Wongkar itu kini telah ditangkap polisi. Brusly disebut-sebut sudah ratusan kali beraksi.

Masih di Bekasi juga, seorang pria bermotor memamerkan alat kelaminnya di atas motor. Dia melakukan aksi cabulnya itu di bawah jembatan penyeberangan orang (JPO) Bekasi.

Bunuh Guru SMP di Jombang, Wahyu Jadikan Istri untuk Alihkan Perhatian Korban

Bunuh Guru SMP di Jombang, Wahyu Jadikan Istri untuk Alihkan Perhatian Korban

Bunuh Guru SMP di Jombang, Wahyu Jadikan Istri untuk Alihkan Perhatian Korban

Pelaku pembunuhan seorang guru di Jombang pada Desember lalu akhirnya ditangkap polisi. Mirisnya, pelaku adalah pasangan suami istri (Pasutri) yang terhitung masih muda.

Pasutri itu diketahui bernama Wahyu Puji Winarno (30) dan Sari Wahyu Ningsih (21), warga Dusun Ngrandu, Desa Cangkringrandu, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.

"Pelaku pembunuhan guru di Kecamatan Perak sudah tertangkap. Mereka adalah pasangan suami istri atau Pasutri. Pembunuhan terjadi pada akhir Desember lalu," ujar Kapolres Jombang AKBP Boby P Tambunan, Jumat (24/1).

Pembunuhan itu dilakukan keduanya karena alasan ekonomi. Wahyu dan Sari ingin menguasai harta milik korban. Modus yang mereka lakukan berpura-pura mencari indekos.

Peristiwa pembunuhan itu terjadi pada Sabtu (21/12) lalu. Sebelum kejadian, Pasutri ini datang ke rumah Elly untuk mencari kos-kosan. Setelah sepakat, mereka pamit dan berjanji akan kembali lagi untuk menempati indekos tersebut.

"Siangnya Wahyu dan Sari kembali mendatangi rumah guru SMP itu," kata Kapolres.

Kedatangan keduanya, ternyata untuk berniat jahat. Sari masuk melalui pintu depan untuk menemui Elly, sedangkan Wahyu menyelinap lewat pintu belakang.

Di saat istrinya sedang ngobrol dengan guru tersebut, Wahyu menerobos masuk. Dia mencekik leher Elly dari belakang. Setelah itu, Wahyu menghujamkan pisau dapur yang sudah dibawanya.

"Pelaku Wahyu kemudian menghantam kepala korban dengan menggunakan paving blok hingga korban meninggal di tempat," ujar Boby.

Kapolres mengatakan, usai mengabisi nyawa korban, kedua pelaku membawa kabur dompet berisi uang, serta HP korban. Dari kejadian itu, polisi melakukan serangkaian penyelidikan.

"Saat hendak ditangkap, pelaku Wahyu berusaha melawan untuk kabur sehingga anggota melakukan tindakan tegas dan terukur menembak kaki kanannya," kata Boby.

Apa peran istri Wahyu dalam kasus itu? "Selain mengajak ngobrol, saya juga ikut memukul korban menggunakan tangan kosong," kata Sari sembari menunduk.

Selain membekuk kedua pelaku, Satreskrim Polres Jombang juga mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya pisau dapur, satu unit HP, perhiasan, paving blok, dua unit sepeda motor.

Atas perbuatannya, pelaku dikenakan pasal 339 KUHP SUB 338 KUHP dan 365 KUHP ayat (3) KUHP dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun penjara.

Menyusuri Kafe Khayangan yang Perbudak Seks ABG di Lorong Gelap Gang Royal

Menyusuri Kafe Khayangan yang Perbudak Seks ABG di Lorong Gelap Gang Royal

Foto: Kafe Khayangan di Gang Royal disegel Pemprov DKI (Farih Maulana)

Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu membongkar praktik prostitusi anak baru gede (ABG) di sebuah kafe remang-remang 'Kafe Khayangan'. Usut punya susut, kafe tersebut ada di kawasan lokalisasi yang terletak di sebuah gang di Jalan Rawa Badak RT 02 RW 13 Penjaringan, Jakarta Utara.

Pada Sabtu (25/1/2020) siang sempat menelusuri Kafe Khayangan tersebut. Kafe tersebut terletak di sebuah Gang 27, namun warga sekitar biasa menyebutnya sebagai 'Gang Royal'.

Gang Royal ini terletak di dekat Pintu Masuk Tol Gedong Panjang I. Posisinya, berjarak sekitar 10 meter dari perempatan Jalan Gedong Panjang.

Dari mulut gang ke Kafe Khayangan berjarak sekitar 10 meter. Kondisi di dalam gang di lokasi kafe berada cukup gelap meskipun siang hari, karena ditutupi kanopi dan karena padatnya rumah-rumah warga di sekitar lokasi.

Ketika detikcom tiba di lokasi, tampak pintu kafe telah disegel dengan tali plastik berwarna kuning bertulisan 'Satuan Pol Pamong Praja Pemprov DKI Jakarta'. Garis segel dipasang melintang di pintu masuk kafe berwarna coklat tersebut.

Sementara di pintu kafe terdapat selembar kertas bertuliskan 'Segel' sejak 20 Januari 2020. Pada surat pengumuman bernomor 242/-1.751.21 yang ditanda tangani Kasatpol PP Kota Administrasi Jakarta Utara tanggal 22 Januari 2020, kafe tersebut dinyatakan ditutup dan dilarang melakukan kegiatan usaha.

Kafe Khayangan ini berada di sebuah gang sempit yang tak cukup untuk dilintasi mobil. Kafe yang dijadikan tempat prostitusi tersebut tampak terlihat gelap meski dikunjungi pada siang hari.

Terlihat bangunan tersebut 'Cafe Khayangan' tersebut dicat berwarna kuning dan biru. Di sepanjang gang yang berjarak kurang lebih 50 meter itu mayoritas merupakan bangunan dari kafe remang-remang.

Sementara, di seberang bangunan kafe remang-remang itu ada sebuah salon bernama 'Salon Gaul'. Menurut warga sekitar, salon tersebut juga masih berhubungan dengan kegiatan prostitusi yang berada di kafe tersebut.

Tidak terlihat banyak aktivitas warga di Gang Royal ini. Beberapa warga di sekitar lokasi hanya tengah menunggu dagangannya di warung-warung kopi atau warung makan milik warga sekitar.

Wakil Ketua RT 02 Agung Tomasya menceritakan detik-detik penggerebekan Kafe Khayangan yang dilakukan oleh polisi pada Selasa 14 Januari 2020 lalu. Warga sempat mengira bahwa aparat yang datang ke lokasi hendak melakukan razia KTP.

"Jadi saya 'kan kerja jadi ojek online lagi nunggu orderan di sini. Itu kejadian Selasa (14/1) jam 03.30 WIB pagi. Ada Linmas ngasih tahu 'RT 'tuh ada polisi razia KTP', saya ke depan 'bener nggak nih?'. Saya ke depan, posisinya udah dibubarkan, artinya udah dibawa semua PSK-nya. Tapi Mami Atun-nya ini belum ditangkap gitu, kabur lah," jelas Agung di lokasi.

Namun rupanya polisi bukan melakukan razia KTP. Ternyata polisi melakukan razia prostitusi di Kafe Khayangan.

"Ternyata bukan razia KTP, itu razia prostitusi dari Polda, ada KPAI juga. Pas kejadian itu mereka udah di dalam (kafe) semua. Jadi digerebek langsung masuk ke dalam kafenya. Dikumpulkan di dalam kafe, diinterogasi terus udah ikut semua dimasukin ke mobil, 3 angkot, dua mobil Polda Metro," tutur Agung.

Seperti diketahui, polisi membongkar praktik prostitusi di Kafe Khayangan beberapa waktu lalu. Kafe tersebut mengeksploitasi seksual para ABG untuk dijadikan penjaja seks komersil (PSK) kepada pria hidung belang. Total ada 6 tersangka yang ditangkap polisi dalam kasus ini.

Friday, 24 January 2020

Sempat Mengeluh Demam, WN Meksiko di Bali Dipastikan Negatif Virus Corona

Sempat Mengeluh Demam, WN Meksiko di Bali Dipastikan Negatif Virus Corona

Sempat Mengeluh Demam, WN Meksiko di Bali Dipastikan Negatif Virus Corona

Seorang wisatawan asal Meksiko diduga terkena virus Corona usai mengeluh menderita sakit demam. Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, I Ketut Sudartana menyatakan telah menerima pasien tersebut bersama dua wisatawan asing yang dicurigai terjangkit virus Corona.

"Sudah ada tiga pasien yang dibawa ke Sanglah dari kemarin. Masih suspect (dicurigai), belum dinyatakan secara pasti," kata Sudartana saat dihubungi, Jumat (24/1).

Selain WN Meksiko, dua pasien lagi adalah anak-anak berusia 5 dan 6 tahun berasal dari China. Keduanya merupakan saudara kandung.

Sedangkan untuk WN Meksiko, sebelumnya diketahui lama tinggal di China. Kemudian dia terbang ke Filipina dilanjutkan ke Jakarta. Hingga seminggu lalu tiba di Bali dan keluhan pasien ini yakni demam.

"Untuk obat yang diberikan (sementara) adalah penurun panas, sementara itu. Karena belum terdiagnosa," imbuhnya.

Ia juga menerangkan, untuk RSUP Sanglah Denpasar sebagai rumah sakit rujukan sudah siap menerima pasien dicurigai terjangkit virus Corona.

"Tentu kami sudah siap segalanya baik dari segi tenaga, medis dan ruang solasi juga kami sudah siapkan semuanya. Ada lima ruang isolasi kita punya, untuk tenaga medis kami punya spesialis untuk baik dari anak-anak maupun dewasa," ujar Sudartana.

Hasil Laboratorium
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjayadi menyampaikan, hasil uji laboratorium menunjukkan WN Meksiko negatif virus corona. Sementara untuk dua pasien dari China masih menunggu hasil laboratorium.

"Untuk yang (pasien) Meksiko hasil Lab-nya negatif baru satu yang sudah dikonfirmasi. Masih tinggal menunggu konfirmasi dua pasien (China)," kata Suarjayadi saat dihubungi, Jumat (24/1).

WN Meksiko tersebut diizinkan pulang dan bisa rawat jalan. Suarjayadi, juga menerangkan hasil pemeriksaan tiga pasien itu melalui badan penelitian dan pengembangan kesehatan atau Badan Litbangkes di Jakarta. Saat ini, dua pasien anak-anak dari China masih dirawat di ruang isolasi RSUP Sanglah Denpasar.

"Kalau suspect (dicurigai Corona) masih ditangani di isolasi dan diberikan penanganan," imbuhnya.

Duel dengan Buaya Sungai, Udin Menang meski Tangan Berdarah

Duel dengan Buaya Sungai, Udin Menang meski Tangan Berdarah

Duel dengan Buaya Sungai, Udin Menang meski Tangan Berdarah

Empat puluh jahitan harus didapatkan Zainuddin alias Udin di bagian lengan kiri. Pasalnya lengannya robek setelah disambar buaya berukuran sekitar dua meter.

Kejadian itu terjadi saat pria 45 tahunan yang berprofesi sebagai nelayan itu tengah mencari udang di sungai.

"Saya sedang mengangkat sondong (perangkap udang) tiba-tiba buaya menyambar lengan kiri saya," ujar warga Desa Terusan Kempas, Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, Jumat (24/1).

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (22/1) kemarin. Beruntung korban selamat, meski tangannya sempat berada dalam mulut buaya, hingga berdarah. Ia berhasil memukul buaya itu beberapa kali hingga terjatuh dari sampan.

"Saya jatuh, kepala saya ke bawah. Tapi, Saya pukul bagian kepala buaya itu. Mungkin kena matanya, maka cengkeramannya (gigitannya) lepas," cerita Zainuddin.

Saat kejadian itu, beruntung rekan yang juga nelayan mengetahuinya dan langsung membantu Zainuddin menuju puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan.

"Alhamdulillah kondisi saya baik-baik saja, meski ada sedikit luka. Nyawa saya selamat," katanya.

Pria WNI Ditemukan Tewas di Tambang Pasir Malaysia, Diduga Dibunuh

Pria WNI Ditemukan Tewas di Tambang Pasir Malaysia, Diduga Dibunuh

Ilustrasi (Thinkstock)

Seorang pria yang diyakini warga negara Indonesia (WNI) ditemukan tewas di sebuah area tambang pasir di Bota Kanan, Perak, Malaysia. Dugaan menyebut pria WNI ini dibunuh.

Seperti dilaporkan kantor berita Malaysia, Bernama dan dilansir The Star, Jumat (24/1/2020), Kepala Kepolisian Distrik Perak Tengah, Inspektur Barudin Wariso, menyatakan pihaknya awalnya menerima laporan dari warga yang berujung temuan jenazah korban pada pukul 08.20 waktu setempat.

Pemeriksaan awal menunjukkan jenazah pria itu berusia 30-an tahun dan hanya memakai celana jeans. Luka memar ditemukan di beberapa bagian tubuh jenazah itu, selain luka-luka di kepala yang diduga dipicu oleh benda tajam.

"Kami meyakini korban melakukan perlawanan sebelum tewas, karena jari tengah sebelah kanan ditemukan nyaris putus, mungkin karena pergulatan di beberapa lokasi di sekitar area tersebut, sebelum korban ambruk di lokasi dia ditemukan," tutur Barudin kepada wartawan setempat.

Barudin mengatakan bahwa berdasarkan kondisi jenazah, korban diyakini telah dibunuh 10 jam sebelum ditemukan. Tidak ada dokumen identitas yang ditemukan pada korban. Barudin menambahkan bahwa polisi tengah menyelidiki latar belakang korban, sementara senjata pembunuh belum ditemukan.

Laporan Bernama menyebut korban diyakini sebagai seorang WNI. Namun identitasnya tidak disebut lebih lanjut.

Jenazah korban telah dibawa ke departemen forensik Rumah Sakit Permaisuri Bainun di Ipoh untuk menjalani autopsi post-mortem.

Kasus ini tengah diselidiki lebih lanjut oleh kepolisian setempat sebagai kasus pembunuhan.

Seorang saksi mata bernama Bakong (30) yang menemukan korban, menyebut korban bekerja di tambang pasir itu. Bakong menghubungi temannya yang menjadi pengawas area tambang pasir itu, setelah menemukan korban tergeletak.

"Sejauh yang saya tahu, korban bekerja paruh waktu di area tambang ini. Mengejutkan melihatnya tergeletak di sana dengan luka memar dan darah di kepalanya," ujar Bakong dalam keterangannya.

Wednesday, 22 January 2020

Kasus Istri Bercinta dengan Ipar di Sebelah Suami Berujung Damai

Kasus Istri Bercinta dengan Ipar di Sebelah Suami Berujung Damai

Kasus Istri Bercinta dengan Ipar di Sebelah Suami Berujung Damai

Kasus perselingkuhan SNI (28) dan iparnya CW di Dusun Tanjung, Kecamatan Alas, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) berakhir damai. Perselingkuhan keduanya diungkap NPM, suami SNI, yang memergoki mereka bercinta di sofa rumah.

"Benar sudah saling damai," kata Kapolres Sumbawa, AKBP Tunggul Sinatrio, saat dihubungi merdeka.com, Kamis (23/1).

Kesepakatan ketiganya untuk berdamai dilakukan di perkampungan tempat tinggal mereka. Turut pula disaksikan keluarga dan tokoh masyarakat setempat.

"Terus mereka datang ke kita dan menyatakan sudah damai, kita kroscek juga ke tempat tinggal mereka ke keluarga dan saksi yang hadir, benar tidak ada perdamaian itu," sambungnya.

Tunggul juga menjelaskan, NPM memang sempat melaporkan kasus perzinahan istrinya. Namun belakangan diminta untuk dicabut setelah berkonsultasi dengan pihak keluarga.

"Tapi gelar perkara tetap ada, tetapi nanti ada pertimbangan-pertimbangan yang kita lihat gimana dan situasinya, apakah kita bisa pakai ADR (Alternatif Dispute Resolution)," katanya.

ADR adalah pola penyelesaian masalah sosial melalui jalur alternatif selain proses hukum/nonlitigasi.

"Istrinya juga tidak melapor," jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya Hubungan terlarang kedua insan telah berumah tangga itu terkuak pada Jumat (10/1) pekan lalu. Cerita berawal ketika keduanya janjian bertemu di rumah NPM.

"Peristiwa itu Jumat 10 Januari, CW dan SNI janjian bertemu di bawah kolong rumah (rumah panggung) mereka. Janjiannya pukul 00.30 Wib," kata Kapolres Sumbawa, AKBP Tunggul Sinatrio, kepada merdeka.com Selasa (14/1).

Setelah keduanya bertemu, mereka melakukan hubungan badan layaknya suami istri. Kebetulan saat itu, suami sudah tidur lebih awal. CW sempat bertanya pada SNI soal keberadaan suaminya.

"Tapi dijawab SNI tidak ada," sambung Tunggul.

Singkat cerita, keduanya melakukan hubungan terlarang itu di atas sebuah sofa. Tanpa diketahui keduanya, ternyata NPN sedang tidur di belakang sofa.

"Jadi mereka tidak tahu ada NPN," katanya.

Saat melakukan hubungan intim, CW melihat NPN terbangun dari tidur. Merasa ketakutan atas kelakuannya, CW langsung kabur. NPN kaget mendapati sang istri sedang berkencan dengan suami dari saudara perempuan kandungnya.

"Dia sempat teriak, lalu CW kabur dan sempat dikejar tapi tidak dapat. Saking emosinya, dia ambil parang menebaskan parang ke tangan SNI hingga luka pada pergelangan tangan dan jari telunjuknya putus," katanya.

Dalam pelariannya, CW mendengar ada jerita dari rumah SNI dan NPN. Dia memberanikan diri datang lagi. NPN sempat akan melampiaskan kemarahannya pada CW. Beruntung polisi, datang dan warga bantu meredam. CW kemudian diamankan dari kemungkinan amukan massa.

"Kita juga mencegah jangan sampai ada main hakim sendiri," kata Tunggul.

CW hingga kini masih berada di Polsek Alas. Polisi belum melakukan pemeriksaan. Sementara NPN dan SNI juga belum dimintai keterangan.

"Karena istrinya tidak mau melaporkan suaminya, suaminya kooperatif juga tapi kasus ini tetap kita periksa," sambungnya.

"Suaminya juga tidak ditahan karena ada permohonan dari istrinya," jelas Tunggul.

Sedangkan SNI yang tangannya terluka, sempat menjalani perawatan. Namun kini sudah diperbolehkan pulang meski dalam pengobatan.

"Jadi laporan ke polisi perzinahan sudah dibuat namun pelapor sampai saat ini belum mau diambil keterangannya," tegas Tunggul.

Diculik Sopir Angkot, Siswi SMA Rejang Lebong Ditemukan Tinggal Tengkorak

Diculik Sopir Angkot, Siswi SMA Rejang Lebong Ditemukan Tinggal Tengkorak

Diculik Sopir Angkot, Siswi SMA Rejang Lebong Ditemukan Tinggal Tengkorak

Astrid Aprilia (15), siswi SMAN 2 Rejang Lebong yang sempat hilang sejak 8 November 2019 akhirnya ditemukan. Nahas, korban ditemukan hanya tinggal tulang belulangnya saja.

Ironisnya, pelaku diculik dan dibunuh oleh sopir angkot langganannya sendiri. Pelaku adalah YA (32), warga Kelurahan Talang Ulu, Kecamatan Curup Timur.

"Antara pelaku dengan korban ini hanya saling kenal, karena pelaku ini adalah sopir angkot yang biasa melayani ataupun dinaiki oleh korban sejak SMP," ujar dia, dikutip dari Antara, Kamis (23/1).

Pengungkapan kasus pembunuhan pelajar itu sendiri tambah dia, bermula dari laporan pihak keluarganya ke Polres Rejang Lebong pada Desember 2019 atau hampir satu bulan setelah dinyatakan hilang dari rumah yang terletak di Gang Palm, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Curup Timur sejak 8 November 2019 lalu.

Dari penyelidikan yang dilakukan, tersangka YA ini ditangkap setelah penelusuran akun media sosial Facebook milik korban, yang dinyatakan hilang tapi masih aktif sehingga kemudian dilakukan 'track' terhadap HP milik korban. Akhirnya, ditemukan di dalam mobil angkot yang biasa dikemudikan tersangka.

Tersangka yang diamankan petugas ini kemudian setelah dilakukan pemeriksaan mengakui jika telah membunuh korbannya tidak lama setelah hilang pada November 2019. Jasad korban dimasukkan dalam karung dan dibuang di sungai bawah jembatan Air Merah, Kecamatan Curup Tengah.

Sejauh ini dari pemeriksaan yang dilakukan petugas, kata Jeki, diduga motif dari pembunuhan itu sendiri juga dilatarbelakangi penculikan dan permintaan tebusan uang kepada keluarga korban sebesar Rp 100 juta yang dilakukan tersangka pada Desember. Namun permintaan ini tidak dipenuhi karena pelaku tidak mau diajak bertemu.

Kemudian petugas Polres Rejang Lebong melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap tersangka berikut barang-barang milik korban seperti HP, sepeda motor, dan emas milik korban.

Selain mengendus adanya motif penculikan dan pembunuhan juga pencabulan mengingat di rumah tersangka saat dilakukan penggeledahan ditemukan beberapa celana dalam perempuan.

Sementara itu, upaya pencarian jasad korban yang dilakukan petugas Polres Rejang Lebong bersama anggota TNI, Brimob Polda Bengkulu dan masyarakat serta pihak keluarga sejak Selasa kemarin da pada Rabu (22/1) sekitar pukul 11.30 WIB bagian tubuh korban berupa tengkorak kepala dan kaki berhasil ditemukan di air terjun Ci Bayak yang berada dibelakang TPU Air Bang, Kecamatan Curup Tengah, atau sekitar 1 KM dari jembatan Air Merah.

Jasad korban berupa kepala dan tulang kaki ini ditemukan terbungkus kantong plastik hitam dalam karung. Selanjutnya setelah dilakukan pemeriksaan dibawa oleh petugas ke RSUD Curup untuk dilakukan identifikasi oleh tim DVI Dokkes Polres Rejang Lebong.

Kebelet BAB, Suami Malah Pergoki Istri Bersama Pria di Kamar Mandi

Kebelet BAB, Suami Malah Pergoki Istri Bersama Pria di Kamar Mandi

Kebelet BAB, Suami Malah Pergoki Istri Bersama Pria di Kamar Mandi

Suami mana tidak naik pitam melihat kelakuan istrinya di luar batas kewajaran. Ad memergoki istrinya Sah dengan pria lain, H, di kamar mandi rumah mereka.

Peristiwa itu terjadi 18 Januari lalu pukul 22 di Kecamatan Ropang, Kabupaten Sumbawa. Saking tak bisa membendung emosinya, Ad menusukkan pisau ke teman pria istrinya.

"Tanggal 18 Januari pukul 20, Ad sedang duduk di depan rumah saudara Mul. Tidak lama kemudian, saudara Ad meminta izin pulang ke rumah untuk membuat kopi," kata kata Kapolres Sumbawa, AKBP Tunggul Sinatrio, kepada merdeka.com Selasa (23/1).

Saat Ad tiba di rumah, dia tidak melihat istrinya Sah. Ad melanjutkan kegiatannya membuat kopi. Dia mengambil pisau yang dipakai untuk keperluan mengerik daun lontar. Kebiasaan warga setempat, daun lontar dijadikan rokok dan pisau itu kemudian diselipkan di pinggangnya.

Belum lagi rencana itu dia tunaikan, Ad mendadak sakit perut. Saat ini buang air besar, pintu kamar mandinya malah terkunci. Ad menggedor pintu memastikan ada orang di dalam kamar mandi.

"Kedengar suara istrinya. Ad minta istrinya membuka pintu, tapi istrinya tidak mau," katanya.

Diduga sudah kebelet, Ad menobrak pintu kamar mandi itu. Betapa kagetnya Ad, di dalam kamar mandi tersebut bukannya cuma istrinya. Ada pria lain bersama Sah. Pria itu bersembunyi di dalam bak mandi.

"Sah berada di dalam kamar mandi bersama dengan seorang pria. Saat itu pelaku ada melihat sandal laki-laki berada di atas bibir bak mandi dan kemudian pelaku langsung masuk dan mendapatkan seorang laki-laki sedang bersembunyi di dalam bak mandi dengan posisi duduk jongkok sambil menunduk," kata Tunggul.

Saking emosinya, Ad langsung mencabut pisau di pinggangnya dan menusukkan ke tubuh pria itu sebanyak satu kali mengenai bagian punggung korban. Korban sempat berdiri dan mengeluarkan pisau dan saat itu pelaku sempat hendak mau menusuk korban kembali namun saat itu diadang istrinya," jelas dia.

Penuh kemarahan, Ad keluar rumahnya usai menusuk pria tersebut. Dia tidak menghiraukan keadaan korban.

Selang beberapa jam kemudian warga ada menemukan korban di selokan belakang rumah pelaku sudah dalam keadaan meninggal dunia. Kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke Polsek Ropang dan saksi-saksi sudah dimintai keterangan.

"Saat ini pelaku sudah kami amankan di Satuan Reskrim Polres Sumbawa," tegas Tunggul.

Trauma Dicabuli Guru, Murid di Badung Mencoba Bunuh Diri dengan Cara Iris Tangan

Trauma Dicabuli Guru, Murid di Badung Mencoba Bunuh Diri dengan Cara Iris Tangan

Trauma Dicabuli Guru, Murid di Badung Mencoba Bunuh Diri dengan Cara Iris Tangan

TF (13), murid SMP mengalami trauma berat usai dicabuli guru olahraga, sewaktu korban masih duduk di bangku SD. Terlebih korban selalu dicari oleh tersangka. Merasa trauma dan takut, korban mencoba bunuh diri dengan cara mengiris-iris tangannya menggunakan pisau cutter di depan kelas.

Kasatreskrim Polres Badung AKP Laorens R. Heselo menuturkan tersangka seorang Guru SD berinisial IGA KW (53). Dua korban adalah TF dan KDAP (12).

"Tersangka ini merupakan seorang PNS guru dan merupakan guru olahraga," kata Laorens R. Heselo di Mapolres Badung, Bali, Rabu (22/1).

Peristiwa itu terjadi sekitar bulan Juli 2018 sampai Juli 2019, antara jam 16.00 WITA sampai pukul 18.00 WITA saat kegiatan ekstrakurikuler olahraga kriket di dalam kelas sekolah dasar di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.

Kasus ini terbongkar saat TF mencoba bunuh diri. Ketika melakukan hal itu, kemudian diketahui oleh teman-temannya sehingga dilaporkan ke guru. Korban kemudian mengaku trauma karena saat SD menjadi korban persetubuhan tersangka dari kelas 5 sampai 6.

"Pada saat giliran korban masuk ke dalam kelas, tersangka memaksa korban untuk bersetubuh dengan ancaman kalau tidak mau menuruti perintah tersangka korban akan diberikan nilai jelek atau tidak naik kelas," imbuh Heselo.

Selain itu, dari keterangan TF diketahui juga ada korban lainnya yaitu korban dengan inisial KDAP yang saat ini masih duduk di kelas 6 SD dan dari keterangan korban bahwa perbuatan tersangka dilakukan dengan modus yang sama.

Selanjutnya, polisi mendatangi TKP dan melakukan penyelidikan dan meminta keterangan saksi-saksi. Polisi lantas menangkap tersangka di rumah yang tidak jauh dari sekolah SD.

"Jadi perbuatan kepada korban ini terjadi beberapa kali, korban TF ini terjadi sebanyak 9 kali dilakukan persetubuhan sedangkan KDAP ini 10 kali. Terakhir pada bulan Juli tahun 2019 itu terakhir persetubuhannya," jelas Heselo.

"Tapi masih ada lagi perbuatan cabul yang dilakukan tersangka menurut pengakuan korban KDAP pada tanggal 11 Januari (2019), tapi cuma dilihat kemaluannya saja dan juga sempat dibuka pakaiannya. Tapi tidak dilakukan persetubuhan," sambungnya.

Tersangka dijerat pasal 81 Jo Pasal 76D Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35, Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman penjara minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun. Hukuman dimaksud dapat ditambah 1/3 karena tersangka sebagai pendidik atau tenaga pendidikan Pasal 81 ayat (3).

Aksi Bejat Pemotor Onani di Hadapan Anak 10 Tahun Terekam CCTV

Aksi Bejat Pemotor Onani di Hadapan Anak 10 Tahun Terekam CCTV

Aksi Bejat Pemotor Onani di Hadapan Anak 10 Tahun Terekam CCTV

Kepolisian Resor Metro Bekasi menyelidiki kasus dugaan tindakan pelecehan seksual seorang pemotor di sebuah perumahan di Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi. Pelecehannya adalah onani di hadapan anak perempuan berusia 10 tahun. Aksi ini terekam CCTV.

"Sedang diselidiki kasusnya," kata Kapolres Metro Bekasi Kombes Hendra Gunawan ketika dikonfirmasi pada Rabu (22/1).

Berdasarkan informasi yang dirangkum, peristiwa ini terjadi pada Senin (20/1) lalu. Dalam rekaman CCTV yang beredar, pelaku membawa sepeda motor matik, memakai jaket dan helm fullface.

Polisi Kejar Pelaku
Dalam video berdurasi satu menit lebih itu, pelaku diduga melakukan onani di hadapan anak perempuan berusia 10 tahun yang tengah bermain dengan teman sebayanya di sana. Sesekali pelaku berhenti karena melihat situasi. Usai melakukan itu, pelaku lantas pergi.

Pengurus RT di perumahan, Didi Apriadi itu membenarkan peristiwa pelecehan tersebut. Polisi juga telah mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara.

"Semalam olah TKP sesuai dengan kejadian yang kami terangkan," kata Didi.

Buron Selama 9 Tahun, Pembunuh Satu Keluarga di Pakistan Ditangkap di Asahan Sumut

Buron Selama 9 Tahun, Pembunuh Satu Keluarga di Pakistan Ditangkap di Asahan Sumut

Buron Selama 9 Tahun, Pembunuh Satu Keluarga di Pakistan Ditangkap di Asahan Sumut

Tersangka pelaku pembunuhan satu keluarga di Pakistan akhirnya diringkus di Asahan, Sumut. Dalam pelariannya buronan Interpol ini diduga sempat membuat KTP dan SIM A serta menikahi wanita Indonesia.

Berdasarkan informasi dihimpun, buronan yang ditangkap yakni Muhammad Luqman Butt alias Husein Shah alias M Firman (34). Dia diringkus Tim NCB Interpol Div Hubinter Polri bersama Subdit III/Jatanras Direktorat (Dit) Reskrimum Polda Sumut di rumah kontrakannya di Jalan Utomo, Kelurahan Siumbut-umbut, Kecamatan Siumbut-umbut, Asahan, Sumut, Selasa (21/1) sekitar pukul 12.00 WIB.

Luqman sudah diburu selama 9 tahun setelah dia menghabisi empat orang satu keluarga di Pakistan. Pembunuhan yang terjadi saat dia berusia 25 tahun itu dilatarbelakangi dendam. Anggota keluarganya lebih dulu dibunuh keluarga korban.

Setelah melakukan pembunuhan, Luqman melarikan diri dan selalu berpindah-pindah tempat. Dia masuk ke Indonesia sejak 2 tahun lalu.

Pria ini melewati perbatasan melalui jalur laut menumpang perahu kayu dari Malaysia via Dumai. Dia kemudian menikahi seorang wanita warga Indonesia di Medan.

Pasangan ini kemudian menetap di rumah kontrakan di Asahan. Mereka sudah lima bulan tinggal di sana. Luqman pun bekerja sebagai sopir.

Dari penggeledahan yang dilakukan, petugas menemukan KTP dan SIM A atas nama M Firman, dan buku nikah atas nama M Firman dengan Evi Lili Midati, serta dan paspor atas nama Evi Lili Midati.

Ketika diinterogasi, Luqman mengakui perbuatannya membunuh empat orang satu keluarga di Pakistan.

Kasubdit III/Jatanras Direktorat Reskrimum Polda Sumut, Kompol Taryono R mengakui pihaknya ikut melakukan penangkapan terhadap Luqman.

"Itu buronan Interpol dalam kasus pembunuhan satu keluarga di Pakistan. Kita ikut mendampingi penangkapan tersangka. Proses hukum selanjutnya kita serahkan ke negara asalnya," ucapnya, Rabu (22/1). 

Monday, 20 January 2020

Baru 2 Hari Kerja di Arab Saudi, TKW Asal Cirebon Meninggal Dunia

Baru 2 Hari Kerja di Arab Saudi, TKW Asal Cirebon Meninggal Dunia

Baru 2 Hari Kerja di Arab Saudi, TKW Asal Cirebon Meninggal Dunia

Tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Siliasih, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Lilis Binti Aji Dulah (43) dikabarkan meninggal dunia di Jeddah, Arab Saudi.

"Lilis meninggal pada tanggal 13 Januari 2020 di Jeddah," kata Sekretaris Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Cirebon, Abdul Rokhman di Cirebon, Minggu (19/1).

Rokhman mengatakan Lilis meninggal dunia karena sakit. Padahal yang bersangkutan baru dua hari sampai di Jeddah untuk bekerja.

Informasi tentang meninggalnya Lilis, kata Rokhman, berdasarkan kabar yang ia dapat dari Dewan Pengurus Luar Negeri (DPLN) SBMI di Jeddah. Kemudian pihaknya berkoordinasi dengan keluarga korban di Cirebon.

"SBMI Cirebon mendapatkan informasi dari SBMI Jeddah dan kami sudah sampaikan ke pihak keluarga," ujarnya dilansir dari Antara.

Dia menambahkan berdasarkan informasi yang diterima dari perangkat Desa Siliasih, Kecamatan Pabedilan, bahwa tiga hari sebelum berangkat ke Arab Saudi, Lilis sempat dibawa ke dokter karena sakit. SBMI, sudah berkoordinasi dengan BNP2TKI, pemerintah desa, dan sejumlah instansi lainnya untuk bisa segera memulangkan jenazah Lilis.

"Berdasarkan informasi yang didapatkan SBMI Cirebon dari keluarga korban, Lilis berangkat ke Arab Saudi untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga," katanya.

Cabuli Anak di Bawah Umur, Pedagang Pakaian di Tasikmalaya Ditangkap Polisi

Cabuli Anak di Bawah Umur, Pedagang Pakaian di Tasikmalaya Ditangkap Polisi

Cabuli Anak di Bawah Umur, Pedagang Pakaian di Tasikmalaya Ditangkap Polisi

Dua orang anak yang masih berusia 15 tahun di Kota Tasikmalaya diduga menjadi korban pencabulan US (55) yang berprofesi sebagai pedagang pakaian. US sendiri sudah ditangkap polisi pada Sabtu (18/1) malam dan ditetapkan sebagai tersangka oleh Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tasikmalaya Kota.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tasikmalaya Kota, AKP Dadang Sudianto menyebut bahwa penangkapan US berawal dari laporan warga akan aksi pencabulan yang dilakukan US terhadap anak di bawah umur.

"Kita langsung melakukan penyelidikan dan tersangka kita tangkap tadi malam sekitar pukul 23.30. Saat ini sudah kita tetapkan sebagai tersangka," ujarnya, Minggu (19/1).

Hingga saat ini, baru dua orang korban yang melaporkan dugaan pencabulan. Tidak menutup kemungkinan jumlah korban bertambah.

"Untuk tersangka kita kenakan pasal 82 ayat (1) undang-undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak. Ancaman hukuman minimal 5 tahun penjara dan maksimal 15 tahun penjara," katanya.

Sementara itu, D (19) salah satu kakak korban mengaku kaget saat adiknya tiba-tiba datang dan menangis. Sang adik sendiri kemudian menceritakan kepadanya tentang apa yang dilakukan US.

Menerima laporan tersebut, ia pun langsung mengadu kepada polisi. Tidak lama kemudian terduga pelaku yang ternyata masih tetangganya langsung ditangkap polisi.

"Saya sangat sedih saat tahu adik saya menjadi korban seperti ini. Pelaku harus dihukum seberat-beratnya," ujar warga Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya ini.

US yang dikenal warga sebagai pedagang pakaian ini diketahui tinggal di rumahnya di Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya. Rumah US diketahui juga sering menjadi tempat berkumpul anak-anak di kampungnya.

Tindakan asusila yang dilakukan US sendiri diakuinya dilakukan pada Jumat (17/1) malam. Ia mencabuli keduanya karena mengaku terangsang saat melihat kedua korban.

"Saya bujuk dengan memberikan uang agar anak itu mau melakukan itu," kata US singkat.

Pelaku Begal Payudara di Bekasi Sudah Beraksi 5 Kali dan Ponsel Penuh Film Porno

Pelaku Begal Payudara di Bekasi Sudah Beraksi 5 Kali dan Ponsel Penuh Film Porno

Pelaku Begal Payudara di Bekasi Sudah Beraksi 5 Kali dan Ponsel Penuh Film Porno

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, kasus Pencabulan dengan sengaja, Denny Hendrianto melakukan aksinya pada perempuan dewasa yang sedang membawa barang atau sedang menggendong anak.

"Korbannya rata-rata ibu-ibu, yang sedang memegang barang atau menggendong anak kecil jadi memiliki keterbatasan korban untuk melawan," ucap Yusri, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (20/1).

Pelaku yang masih berusia 21 tahun dibekuk pada Jumat malam (18/1) sekitar pukul 23.00 WIB di sebuah warung pecel lele di Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara.

"Hasil penyidikan sementara, diakui oleh tersangka telah melakukan aksi serupa sebanyak lima kali di wilayah Bekasi," kata Yusri.

Dalam rekaman CCTV yang beredar, pelaku beraksi sendiri menggunakan sepeda motor pada Rabu lalu. Korbannya, seorang ibu-ibu yang baru saja pulang belanja sambil berjalan kaki.

Awalnya pelaku melintas di sisi kanannya. Namun, sampai ujung gang, pelaku putar balik, dan menghampiri korban lalu meremas payudara kemudian melarikan diri.

"Pelaku melakukan aksinya didasari karena hawa nafsu yang tidak tertahankan," katanya.

Dalam kasus ini polisi menyita sepeda motor dan pakaian yang dipakai pelaku beraksi, dan sebuah telepon genggam berisikan film porno. Akibat perbuatannya, tersangka dijerat dengan pasal 289 KUHP dan atau pasal 281 KUHP dengan ancaman sembilan tahun penjara.

Polisi akan Tes Kejiwaan Pelaku Begal Payudara di Bekasi
Setelah dilakukan penangkapan terhadap pelaku pelecehan seksual Denny Hendrianto, polisi akan melakukan pemeriksaan mengenai kondisi kejiwaan untuk mengungkap motif dari aksinya tersebut.

"Kami akan periksa psikologi yang bersangkutan. Kami juga akan mendalami apakah ada korban yang lain," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (20/1).

Yusri juga mengungkapkan, Denny Hendrianto melakukan aksinya pada perempuan dewasa yang sedang membawa barang atau sedang menggendong anak.

"Korbannya rata-rata ibu-ibu, yang sedang memegang barang atau menggendong anak kecil jadi memiliki keterbatasan korban untuk melawan," ucap Yusri, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (20/1).

Pelaku yang masih berusia 21 tahun dibekuk pada Jumat malam (18/1) sekitar pukul 23.00 WIB di sebuah warung pecel lele di Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara.

"Hasil penyidikan sementara, diakui oleh tersangka telah melakukan aksi serupa sebanyak lima kali di wilayah Bekasi," kata Yusri.

Denny ditangkap setelah terekam CCTV melakukan pelecehan seksual terhadap seorang perempuan berusia 38 tahun di daerah Kaliabang, Bekasi, Jawa Barat.

Dalam kasus ini polisi menyita sepeda motor dan pakaian yang dipakai pelaku beraksi, dan sebuah telepon genggam berisikan film porno. Akibat perbuatannya, tersangka dijerat dengan pasal 289 KUHP dan atau pasal 281 KUHP dengan ancaman sembilan tahun penjara.

Sunday, 19 January 2020

Tukang Es Krim Cabuli Bocah di Bawah Umur di Depok

Tukang Es Krim Cabuli Bocah di Bawah Umur di Depok

Tukang Es Krim Cabuli Bocah di Bawah Umur di Depok

Seorang anak di bawah umur menjadi korban pencabulan. Pelaku adalah tukang es krim yang sering memberi uang pada korban. Peristiwa ini terjadi di wilayah Kedaung, Sawangan, Depok. Pelaku saat ini sudah diamankan polisi.

Pelaku adalah K (30) dan korban adalah ANM (15). Terungkapnya kasus ini bermula ketika B, orangtua korban memeriksa ponsel anaknya. Dalam salah satu isi percakapan, B menemukan anaknya berkomunikasi dengan salah seorang pria.

"Isi percakapan menyebutkan bahwa korban sudah tidak perawan lagi," kata Kasubbag Humas Polrestro Depok AKP Firdaus, Sabtu (18/1).

B pun kaget mengetahui hal itu. Kemudian dia bertanya pada anaknya. Setelah beberapa waktu akhirnya korban mengaku kalau perbuatan itu dilakukan oleh K.

"Kemudian orangtua melapor ke polisi dan setelah dilakukan penyelidikan lalu pelaku diamankan," paparnya.

Dari keterangan yang didapat, korban sudah berkali-kali dicabuli pelaku. Modusnya dengan mengimingi sejumlah uang pada korban. "Atas kejadian tersebut ibu korban beserta korban datang ke Polres Metro Depok untuk membuat laporan polisi," ucapnya.

Pelaku telah diamankan warga kemudian diserahkan ke Polres Depok. Pelaku dijerat pasal 81 UU No 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Usai Tabrak Satpam, Mobil ASN Mesum di Mal Solo Dirusak Warga

Usai Tabrak Satpam, Mobil ASN Mesum di Mal Solo Dirusak Warga

Usai Tabrak Satpam, Mobil ASN Mesum di Mal Solo Dirusak Warga

Aksi mesum dalam mobil yang dilakukan Bekti Nugroho (40) ASN warga Gemolong, Sragen dengan perempuan bernama Desy Ita (27) warga Sidoharjo, Sragen, masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan warga Solo.

Bekti melarikan diri usai petugas parkir mendekati mobilnya. Tak hanya menabrak satpam, Bekti juga menerjang palang pintu parkir dan melarikan mobil Honda Jazz AD 8941 HN miliknya ke arah Sukoharjo.

Dalam pelarian tersebut, Bekti dikejar sejumlah orang, bahkan diteriaki 'maling'. Sampai di Sukoharjo, mobilnya berhasil dihentikan dan bahkan sempat dirusak massa. Mobil berwarna silver tersebut mengalami kerusakan di bagian kiri. Kaca mobil di pintu kiri depan pecah dan spion kiri mobil juga terlepas. Terdapat sejumlah goresan di pintu kiri.

"Mobil pelaku memang dirusak oleh warga. Sebab pelaku ditangkap warga setelah diteriaki maling di daerah Sukoharjo," ujar Kapolsek Banjarsari, Kompol Damianus Palulungan, Minggu (20/1).

"Ceritanya ada mobil yang di dalamnya diindikasikan berbuat mesum. Setelah ditegur petugas parkir malah lari," ujar Veronica, saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (19/1)

Berdasarkan pengamatan, interior mobil keluaran tahun 2006 itu memang tampak sudah didesain layaknya kamar tidur. Pada bagian dalam, terdapat sebuah kasur lipat lengkap dengan dua bantal. Seluruh kursi bagian belakang telah dilipat rata lantai sebelum ditutup dengan kasur.

Sebelumnya, Bekti diamankan oleh aparat Polresta Surakarta, usai melakukan perbuatan asusila di parkiran Solo Paragon Mall, Kamis (17/1). Bekti diduga panik karena terpergok satpam saat melakukan tindakan tak terpuji bersama pasangannya di dalam mobil Honda Jazz.

Chief Marccom Solo Paragon Mall, Veronica Lahji membenarkan kejadian tersebut. Saat itu satpam Solo Paragon Mall, melihat di tempat parkir P 1, ada mobil terparkir, namun lampu depannya menyala. Khawatir terjadi sesuatu, ia menghampiri mobil tersebut. Setelah diketuk pintunya, mobil tersebut malah tancap gas. 

Kronologi Begal Payudara Oleh Pemuda 21 Tahun di Bekasi

Kronologi Begal Payudara Oleh Pemuda 21 Tahun di Bekasi

Kronologi Begal Payudara Oleh Pemuda 21 Tahun di Bekasi

Begal payudara menghebohkan warga di Jalan Sedap Malam, Kelurahan Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, Kota Bekasi. Peristiwa ini terjadi pada Rabu (15/1) pagi lalu, korbannya seorang ibu rumah tangga yang baru pulang belanja sayur.

Ketua RT di lokasi kejadian, Makmur mengatakan, awalnya tak ada yang aneh pagi itu di lingkungan permukimannya. Setiap pagi, kata dia, aktivitas ibu-ibu di sana belanja ke warung maupun ke pasar untuk persiapan memasak.

"Kebetulan ibu korban ini habis dari belanja di depan. Enggak ada indikasi kejadian, setelah masuk ke gang kita ke arah rumahnya, ada satu motor mengikuti, putar balik melakukan aksi tersebut," kata Makmur pada Sabtu (18/1).

Makmur yang rumahnya tak jauh dari lokasi kejadian sempat mendengar teriakan korban. Karena itu, Makmur segera keluar untuk mengkonfirmasi peristiwa yang menimpa warganya tersebut.

"Jadi setelah pagi itu, kita koordinasi ke keluarga dan keluarga minta dilaporkan ke polisi, akhirnya malam lapor ke Polres Bekasi karena menunggu suaminya pulang kerja," kata dia.

Makmur juga segera buru-buru memback-up file rekaman CCTV yang merekam detik-detik kejadian tak senonoh tersebut sebagai bukti pendukung laporan ke Polres Metro Bekasi Kota.

"Baru kali ini kejadian seperti ini," ujarnya.

Sudirektorat Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya sudah menangkap seorang pelakunya pada Jumat (17/1) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Pelaku berinisial DH (21) dibekuk sebuah warung pecel lele di Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara.