Tuesday, 26 November 2019

WN Jepang Lompat dari Apartemen di Bali Karena Ketakutan

WN Jepang Lompat dari Apartemen di Bali Karena Ketakutan

WN Jepang Lompat dari Apartemen di Bali Karena Ketakutan

Warga Negara Jepang Mika Hasegawa (38) melompat dari lantai dua apartemen di Denpasar Selatan, Bali. Insiden itu terjadi pada Senin 25 November 2019. Polisi memastikan sebelum korban melompat, sempat ada orang yang membuntuti. Hal ini dikuatkan dengan rekaman CCTV yang memperlihatkan kejadian tersebut.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, peristiwa itu diduga terkait tindak pidana pencurian dengan kekerasan.

"Yang bersangkutan ketakutan, dia lompat," tutur Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (26/11).

Polisi masih memburu terduga pelaku. Pihak kepolisian telah melakukan olah TKP dan mendapatkan petunjuk dari rekaman CCTV.

"Sekarang sedang diolah. Mudah-mudahan segera terungkap siapa pelakunya," jelas dia.

Mika Hasegawa kini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit BIMC. Sejauh ini, penyidik telah memeriksa tiga orang saksi yang mengetahui peristiwa itu saat kejadian.

"Luka cedera tulang belakang," ucap Argo.

Kronologi
Mika melompat dari lantai dua Apartemen Sun Residence, kawasan Pemogan, Denpasar, Selatan, Senin (25/11) pukul 08.00 WITA.

Seorang saksi bernama Gede Yoga Saputra yang merupakan penjaga apartemen menerangkan, bahwa dia datang ke apartemen sekitar pukul 08.00 WITA.

Kemudian sekitar 10 menit, mendengar suara minta tolong dari arah belakang apartemen. Setelah diperiksa ternyata korban sudah dalam posisi tergeletak. Dia kemudian memanggil temannya dan melaporkannya ke polisi.

"Yang punya apartemen saya hubungi, dan terus ke Polsek dan minta bantuan ke Polisi kurang lebih 20 menit polisi datang langsung menangani," kata Yoga.

Berbadan Kekar
Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Nyoman Wirajaya menerangkan kondisi Mika Hasegawa usai melompat dari lantai dua apartemen masih mengalami trauma. Korban masih dirawat di RS BIMC, Kuta, Kabupaten, Badung, Bali.

"Saya belum berani wawancara karena trauma. (Korban) sudah sadar, tatapan matanya sudah kelihatan fokus," kata Wirajaya di Mapolsek Denpasar Selatan, Selasa (26/11).

Dia menyebutkan, bahwa setelah kejadian korban sempat koma dan saat ini sudah sadar namun masih trauma jika melihat orang-orang yang berbadan kekar.

"Kemudian saya bicara dengan staf dokter di sana juga, memang untuk sementara dia agak sedikit trauma melihat orang-orang yang berbadan kekar," ungkapnya.

Dia juga menyampaikan, saat kejadian korban mengalami luka semacam retak pada tulang leher. Kemudian saat ditanya apakah benar ada bekas cekikan di leher korban, polisi belum bisa memastikan.

"Mungkin (cekikikan) karena jatuh. Kita tidak bisa menduga-duga karena apa," ujarnya.

Polisi memastikan sebelum korban melompat, sempat ada orang yang membuntuti. Hal ini dikuatkan dengan rekaman CCTV yang memperlihatkan kejadian tersebut.

"Iya keliatan satu orang, dia (korban) diikutin karena dia tidak mungkin masuk sendiri. Karena kuncinya pakai elektrik, harus pakai card," ujarnya.

Di Bali korban tinggal bersama anaknya. Selama 3,5 tahun menetap di Bali, korban sering bolak-balik ke Jepang.

"Kita sambil menunggu suaminya hari ini. Karena dari korban sendiri kita belum bisa memintai keterangan. Anaknya sekolah di sini, menetap 3,5 tahun di apartemen itu tapi bolak-balik (Jepang-Bali)," ujarnya.

No comments:

Post a Comment

Dirawat Selama 8 Tahun, 3 Anak di Palembang Pilih Tinggalkan Ayahnya

Dirawat Selama 8 Tahun, 3 Anak di Palembang Pilih Tinggalkan Ayahnya Rachmat (49) tak menyangka ketiga anaknya, NR (15), MSR (13) da...