Gerhana Bulan Total Muncul Bareng Fenomena Supermoon, Indonesia Bisa Lihat
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1853804/original/072089800_1547885571-bulan.jpg)
"Fenomena alam ini khususnya sangat menarik," ujar astrofisikawan Patrick Hartigan dari Rice University seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (21/1/2019).
"Bukan hanya fenomena Supermoon dan pada saat yang sama juga Gerhana Bulan Total, namun Gerhana Bulan Total juga berlangsung cukup lama. Fenomena ini berlangsung kurang lebih satu jam."
Gerhana Bulan tersebut akan mulai pada Minggu malam atau Senin dini hari, tergantung pada lokasi, dan akan berlangsung sekitar tiga jam.
Fenomena ini akan mulai dengan Gerhana Bulan Sebagian pada Minggu 20 Januari sekitar pukul 22.34 EST (kawasan pesisir timur Amerika). Saat itu bayang-bayang bumi menutupi bulan. Gerhana Bulan Total - saat bayangan bumi menyelimuti bulan sepenuhnya - akan berlangsung di hari yang sama selama 62 menit, mulai jam 23.41 EST.
Apabila cuaca cerah, keseluruhan Gerhana Bulan akan dapat dilihat di Amerika Utara dan Selatan, begitu juga di lokasi-lokasi seperti Greenland, Islandia, Irlandia, Britania Raya, Norwegia, Swedia, Portugal, dan pantai-pantai di Prancis dan Spanyol. Wilayah Eropa lainnya, begitu juga dengan Afrika, akan dapat memandang Gerhana Bulan Sebagian sebelum Bulan hilang di balik awan.
Selama Gerhana Bulan Total, Bulan akan terlihat kemerahan karena sinar matahari memantul dari atmosfer bumi. Ini mengapa kadang-kadang Gerhana Bulan kadang disebut Bulan Darah atau Super Blood Moon.
Pada bulan Januari, bulan purnama kadang juga disebut "Bulan Serigala" atau "Bulan Roh Besar."
Istilah informalnya, gerhana bulan ini disebut Super Blood Wolf Moon atau Supermoon Darah.
No comments:
Post a Comment