Sunday, 29 September 2019

Lapas Perempuan Palu Terbakar, 46 Tahanan Kabur

Lapas Perempuan Palu Terbakar, 46 Tahanan Kabur

Lapas Perempuan Palu Terbakar, 46 Tahanan Kabur

Gedung Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Klas III Palu, yang berada di Desa Maku, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah terbakar pada Minggu malam, sekitar pukul 18.00 WITA. Kejadian ini berdampak pada kaburnya sebanyak 36 warga binaan.

Berdasarkan laporan pihak Kepolisian Resort Sigi, dari 15 kamar yang ada di Lapas perempuan tersebut enam kamar hangus dilalap api.

"Di Wisma Bougenvil terdapat lima kamar yang terbakar, an satu kamar lainnya di Wisma Anggrek," kata Kapolres Sigi, AKBP Wawan Sumantri dilansir dari Antara, Minggu (29/9).

Tidak hanya itu, akibat kebakaran tersebut, lanjutnya, sebanyak 36 warga binaan perempuan diketahui kabur.

"Dari 103 warga binaan di sana, yang melarikan dari sebanyak 45 orang. Dari 45 warga binaan yang melarikan diri , tujuh di antaranya berhasil diamankan di rumah warga dan dua orang tertangkap di jalan saat menuju Palu," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Lapas Perempuan Klas III Palu, Yohani Widayati, belum dapat memberikan keterangan secara rinci terkait kejadian tersebut. Namun ia membenarkan adanya insiden kebakaran tersebut.

"Iya (ada kebakaran), maaf ya saya masih ada tamu dari Polda Sulteng" katanya saat dihubungi melalui telepon.

Saat ini, 67 orang warga binaan diamankan di aula Lapas untuk melindungi mereka dari hal-hal yang tidak diinginkan akibat insiden itu.

Motif Ibu Sewa 5 Eksekutor Bunuh Anak, Ada Dukun Terlibat

Motif Ibu Sewa 5 Eksekutor Bunuh Anak, Ada Dukun Terlibat


Motif Ibu Sewa 5 Eksekutor Bunuh Anak, Ada Dukun Terlibat

Kasus pembunuhan berencana seorang ibu terhadap anaknya yang melibatkan eksekutor berhasil diungkap polisi. Hubungan keduanya diketahui tidak harmonis selepas sang kepala rumah tangga meninggal dunia.

Kepolisian Resor Indramayu, sudah menangkap ibu kandung berinisial DRH yang menjadi otak pembunuhan berencana terhadap korban Carudin (32) yang merupakan anaknya sendiri. Pelaku menyewa lima orang eksekutor untuk memuluskan rencananya.

Kasus itu terbongkar setelah adanya penemuan mayat laki-laki pada 27 Agustus lalu di kawasan hutan lindung Gunung Kalong Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu.

Kapolres Indramayu AKBP Yoris M.Y Marzuki mengatakan puncak ketidakharmonisan keduanya terjadi pada tiga bulan lalu. Hingga akhirnya, tersangka merencanakan aksi pembunuhan.

Para eksekutor ini ia sebut sudah dikenali oleh tersangka. Pasalnya, mereka ini adalah orang-orang yang kerap diminta bantuan untuk mengobati kejiwaan korban yang dianggap bermasalah. Indikatornya, korban kerap menganiaya sang ibu dan menyelewengkan uang.

"(Rencana pembunuhan) Itu tiga bulan lalu. Memang ini kan intinya (tersangka) minta tolong (kepada lima eksekutor) untuk ngobati anaknya. Selain diduga ada masalah kejiwaan, infonya (korban) pemakai narkoba. Ada beberapa masalah," kata Yoris saat dihubungi, Minggu (29/9).

"(Si ibu) Minta ke dukun menyadarkan. Nah dukun ini adalah di antaranya eksekutor," lanjut Yoris.

Hasil investigasi, kekisruhan hubungan mereka terjadi setelah suami tersangka meninggal dunia. Ada unsur ekonomi juga yang melatarbelakangi terjadinya kasus ini.

"Bapaknya ini orang kaya. Setelah meninggal mereka seperti gitu lah (memperebutkan harta). Tanahnya banyak, ada sebagian yang sudah dijual," tuturnya.

Disinggung mengenai disorientasi seksual yang diidap oleh korban, Yoris memilih untuk tidak membahasnya, karena sudah di luar dari kasus yang ditanganinya. "Memang benar pengakuan dari tersangka begitu. Tapi, untuk masalah itu kami tidak bisa membahasnya lebih jauh," pungkasnya.

Kesal Suami Selingkuh, Ibu di Cianjur Tenggelamkan Bayinya di Bak Mandi

Kesal Suami Selingkuh, Ibu di Cianjur Tenggelamkan Bayinya di Bak Mandi

Kesal Suami Selingkuh, Ibu di Cianjur Tenggelamkan Bayinya di Bak Mandi

Seorang bayi berusia tiga bulan bernama Nuraisa meninggal dunia setelah tenggelam di bak mandi. Tersangka adalah sang ibu berinisial YN (20) yang melakukan hal itu sebagai pelampiasan kekesalan terhadap suaminya yang selingkuh.

Kasus itu terjadi di Kampung Cisuren, Desa Sukagalih, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur pada Sabtu (28/9/2019). Semua terbongkar setelah jasad bayi ditemukan oleh pihak keluarga.

Niat itu timbul ketika tersangka hendak memandikan anaknya. Ia gelap mata setelah mengingat suaminya. Kemudian, ia menaruh bayinya di dalam bak air sedalam satu meter setengah. YN lalu pergi meninggalkan rumah, sementara sang bayi ditemukan oleh sang mertua, Mae (51) mertua yang sempat mengira jasad itu adalah boneka.

YN kemudian ditemukan oleh warga di sebuah lahan perkebunan yang lokasinya lumayan jauh dari tempat kejadian perkara. Warga pun menghubungi pihak kepolisian setelah YN mengakui perbuatannya.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan bahwa perbuatan itu didasari dari kekesalan terhadap suami yang selingkuh saat dirinya mengandung.

"Saat usia kandungannya memasuki usia tujuh bulan, suaminya diketahui berselingkuh," kata Truno saat dihubungi, Minggu (29/9/2019).

Perselingkuhan itu terbongkar setelah perempuan selingkuhan suaminya datang dan meminta pertanggungjawaban sejumlah uang untuk menggugurkan bayi hasil hubungan gelap dengan suaminya.

Atas perbuatannya polisi terapkan Pasal 80 Ayat (3) Uu RI No 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas UU RI No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima bela5) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.3.000.000.000- (tiga miliar rupiah).

Kemudian Pasal 80 Ayat (4) UU RI No 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas UU RI No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak: pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut Orang Tuanya paling lama 15 (ima belas) tahun.

Friday, 27 September 2019

Aroma Perselingkuhan di Balik Ayah Ayah Habisi Anak Lalu Bunuh Diri di Demak

Aroma Perselingkuhan di Balik Ayah Ayah Habisi Anak Lalu Bunuh Diri di Demak

Aroma Perselingkuhan di Balik Ayah Ayah Habisi Anak Lalu Bunuh Diri di Demak

Seorang ayah Sapto Widodo (47), nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menggorok lehernya, usai membunuh anak perempuannya, AW (3) dengan cara membenturkan ke dinding dan menusuk dadanya.

AW sendiri ditemukan tewas bersimbah darah dalam kamar rumahnya, di Dukuh Dongko, Desa Kebonbatur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jumat (27/9) petang. Belum diketahui motif atas adanya kejadian itu.

Korban balita tersebut mengalami pendarahan di kepala bagian belakang yang diduga akibat benturan keras. Sementara, di tubuh ayah kandungnya terdapat beberapa luka sayat di leher dan tangan.

"Motifnya belum bisa kami simpulkan. Saat ini, polisi masih melakukan olah tempat kejadian, mengumpulkan bukti, serta saksi yang pertama kali melihat yakni sang istri, dan satu anaknya untuk dimintai keterangan," kata Kapolres Demak AKBP Arief Bachtiar saat dikonfirmasi, Jumat (27/9).

Dia menjelaskan, sampai saat ini petugas sudah melakukan olah TKP dilokasi. Dalam olah TKP ditemukan petunjuk barang bukti, pisau dapur dan sepucuk kertas dengan tulisan tuduhan perselingkuhan "DENGAN CARA BEGINI KAMU BEBAS SELINGKUH TANPA ADA YANG MARAH”, yang diduga ditulis oleh korban sebelum membunuh anaknya dan mengakhiri hidupnya.

"Jadi kami temukan adanya tulisan tuduhan perselingkuhan yang kami duga ditulis oleh korban di pintu kamar. Namun, akan kami pastikan kebenarannya," ujarnya.

Arief Bachtiar mengidentifikasi luka pada anak AW diketahui adanya aksi kekerasan pada anak yang dilakukan oleh bapaknya.

"Dari keterangan saksi saksi dan olah TKP sementara, korban yang juga merupakan pelaku dari korban balita, membunuh anak kandungnya dan kemudian bunuh diri dengan cara menggorok lehernya sendiri," ungkapnya. 

Syahrini Pernah Sebut Harga Endorse Sampai Rp 100 Juta


Syahrini Pernah Sebut Harga Endorse Sampai Rp 100 Juta

Foto: Instagram @princessyahrini

Masih ingat dengan ucapan Syahrini tentang endorse? Beberapa waktu lalu saat ditanya soal harga itu, Syahrini pernah berujar tarif endorsenya mencapai Rp 100 juta untuk sekali posting.

Hal tersebut kali pertama tercetus saat Syahrini tengah membuat video bareng sang adik, Aisyahrani. Kala itu, Syahrini mengucapkan soal endorse hijab milik sang adik, Aisyahrani.

"Anda belum bayar saya mbak Rp 100 juta," urai Syahrini dalam salah satu video.
Syahrini seperti keceplosan saat membuka ucapan itu. Namun sayang, ucapan tersebut sudah viral dan tidak ada yang berani meng-endorse Syahrini.

Namun saat ditanya hal tersebut, Aisyahrani menegaskan hal itu hanya candaan semata. Syahrini dan Aisyahrani memang kerap becanda.

"Jadi itu kan gini, kalau waktu itu aku bilang kalau dia terima endorse tuh sudah ada yang mau di angka segitu lho. Tapi Syahrini kan nggak terima endorse. Kalian bisa lihat Instagramnya. Sekarang aku kan punya hijab nih," ujar adik Syahrini, Aisyahrani.

"Selalu suruh promosiin kerudungnya, hijabnya SYH, lalu saya bilang tidak mau, anda belum bayar saya Rp 100 juta. Enak saja. Itu bercandaan kita saja berdua," ucap Syahrini lagi.

Lantas bagaimana dengan video endorse? Syahrini juga pernah mengatakan tarif endorsenya untuk video mencapai Rp 500 juta. Namun, lagi-lagi itu hanya candaan semata.

Jadi, siapa berani endorse Syahrini?

Serukan Takbir dan Selawat, Massa Aksi Mujahid 212 Bergerak ke Istana

Serukan Takbir dan Selawat, Massa Aksi Mujahid 212 Bergerak ke Istana

Serukan Takbir dan Selawat, Massa Aksi Mujahid 212 Bergerak ke Istana

Massa Aksi Mujahid 212 mulai bergerak ke Istana Negara. Mereka mulai melakukan long march dari kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat.

Pantauan di lokasi, Sabtu (28/9/2019), massa mulai bergerak sekitar pukul 08.00 WIB. Sambil berjalan, terdengar seruan takbir dan selawat.

"Allahuakbar," teriak massa.

Polisi turut mengamankan Aksi Mujahid 212 ini. Di sejumlah titik persimpangan jalan, polisi tampak mengatur lalu lintas agar memberikan jalan bagi massa aksi lewat terlebih dahulu.

Mobil komando ikut bergerak mengikuti massa aksi yang berjalan. Saat ini massa sudah berada di kawasan Patung Kuda. Orator pun terus menyemangati massa.

"Alhamdullilah kita sudah sampai di tempat Patung Kuda yang Insyaallah menjadi tempat penyampian. Kebakaran hutan, hutan sengaja di bakar, ketidakpastian hukum, hukum hanya jadi sekelompok orang bukan jadi semua orang. Ini jadi keprihatinan kita," kata orator.

Thursday, 26 September 2019

Rombongan Pelajar Serang Polisi di Medan, 5 Orang Diamankan

Rombongan Pelajar Serang Polisi di Medan, 5 Orang Diamankan

Rombongan Pelajar Serang Polisi di Medan, 5 Orang Diamankan

 Polisi membubarkan dua rombongan pelajar diduga akan berunjuk rasa ke depan Gedung DPRD Sumatera Utara, Kamis (26/9). Lima pelajar ditangkap karena diduga menyerang polisi.

Satu rombongan berseragam putih abu-abu itu berjalan kaki. Awalnya mereka berkumpul di depan Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jalan Pengadilan. Polisi yang berjaga kemudian menemui dan meminta mereka pulang. Namun, puluhan pelajar pria ini justru minta dibelikan es.

"Haus Pak. Beli es," pinta mereka.

Petugas kepolisian, Iptu P Manalu, memberi mereka sekotak air mineral. Para pelajar ini berebut untuk minum. Mereka kemudian kembali diminta pulang. Kali ini, para pelajar justru minta dicarikan bus. Tetapi petugas tak menghiraukan permintaan ini.

Tak lama berselang, rombongan siswa lain tiba di sekitar lokasi itu. Mereka mengendarai puluhan sepeda motor sambil menggeber-gebernya. Siswa yang berjalan kaki pun memilih membubarkan diri.

Petugas kepolisian menghalau rombongan pelajar yang konvoi mengendarai sepeda motor. Mereka memang pergi dari sekitar Lapangan Benteng, namun melanjutkan konvoi keliling kota.

Rombongan ini sempat menyerang petugas kepolisian yang sedang berjaga di depan kantor DPRD Medan. Para pelajar ini kemudian kabur saat dikejar petugas. Mereka kemudian berhenti di jembatan Jalan Raden Saleh dan sempat melempari petugas dengan pecahan batu.

Rombongan itu akhirnya pergi setelah petugas kepolisian semakin ramai ke lokasi. Mereka kocar-kacir setelah Kasat Sabhara Polrestabes Medan AKBP Sonny W Siregar melepaskan tembakan peringatan.

"Ada lima orang yang kita amankan. Satu di antaranya bukan pelajar, sudah tamat," kata Sonny.

Sejumlah petugas kepolisian masih berjaga di sekitar gedung DPRD Sumut. Sebagian tampak memasang barikade kawat berduri sehingga melapisi kawat duri yang sudah terpasang sejak beberapa hari lalu. Beredar informasi demonstrasi besar akan berlangsung di kawasan itu besok.

Sonny mengatakan, polisi masih mendalami motif dan tujuan para pelajar ini. "Apakah sekedar hura-hura atau mengikuti tren teman-temannya," pungkasnya.

Keluarga Minta Penyebab Meninggalnya Yusuf Diusut Tuntas

Keluarga Minta Penyebab Meninggalnya Yusuf Diusut Tuntas

Keluarga Minta Penyebab Meninggalnya Yusuf Diusut Tuntas

Mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari, Yusuf Kardawi (19), dinyatakan meninggal dunia di RS Bahteramas setelah sempat kritis. Salah satu keluarga Yusuf, Rahmat, meminta penyebab kematian Yusuf diusut tuntas.

"Memang ini sudah ajal, tapi kami minta agar diusut tuntas apa yang menjadi penyebab meninggalnya ini, kami masih tanda tanya besar," katanya, Jumat (27/9/2019).
Dia menyebut ada lubang kecil di bagian belakang kepala Yusuf. Menurutnya, darah terus keluar dari lubang tersebut.

"Ada bagian belakang lubang kecil, kemungkinan dari situ pendarahan yang tidak bisa dihentikan karena saat operasi ia membutuhkan sebanyak 16 kantong darah," terangnya.

Saat ini jenazah Yusuf telah dibawa ke Kelurahan Laimpi, Kecamatan Kabawo, Kabupaten Muna, Sultra.

Yusuf merupakan salah satu massa aksi dari yang tergabung saat mengikuti unjuk rasa di Gedung DPRD Sultra, Kamis (26/9) menolak RKHUP dan UU KPK baru. Bentrok pecah setelah massa aksi awalnya melempar batu ke arah gedung DPRD Sultra dan dibalas dengan tembakan gas air mata.

Korban jiwa demo berdarah di Kendari kini tercatat dua orang. Selain Yusuf, kemarin Randi ditemukan tewas di lokasi demo dengan luka tembak di dada kanan.

2 Mahasiswa Tewas, Pimpinan Komisi III DPR Minta Jokowi Copot Wiranto

2 Mahasiswa Tewas, Pimpinan Komisi III DPR Minta Jokowi Copot Wiranto


2 Mahasiswa Tewas, Pimpinan Komisi III DPR Minta Jokowi Copot Wiranto

Dua mahasiswa Universitas Halu Oleo di Kendari, yakni Randi (21) dan Yusuf (19), tewas saat berdemonstrasi. Pimpinan Komisi III DPR menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.

"Kami selaku anggota Komisi Hukum DPR RI meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk mencopot Menko Polhukam Wiranto karena terbukti gagal dalam melakukan antisipasi terhadap persoalan politik dan keamanan yang menjadi domain wilayah kerjanya," kata Wakil Ketua Komisi III DPR Erma Ranik dalam keterangan pers, Jumat (27/9/2019).

Demonstrasi terjadi di banyak tempat di Indonesia. Namun tewasnya dua mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara, itu dinilai sebagai kegagalan Menko Polhukam Wiranto dalam menangani kondisi.

Selain itu, Komisi III DPR meminta Kapolri mengusut tuntas peristiwa tersebut, termasuk pelaku yang mengakibatkan tewasnya Randi dan Yusuf. Kapolri diminta harus mencopot Kapolda Sulawesi Tenggara.

"Copot Kapolda Sulawesi Tenggara karena terbukti tidak profesional dalam menangani aksi demonstrasi," kata Erma.

Erma menjelaskan menangani aksi-aksi demonstrasi dan kritik terhadap pemerintah tidak boleh dilakukan dengan kekerasan dan represi. Cara itu perlu dihindari karena akan menimbulkan korban.

"Indonesia adalah negara demokrasi," tandas politikus Partai Demokrat ini.

Wednesday, 25 September 2019

Iming-Imingi Service Gratis Handphone, Guru di Banjar Cabuli Puluhan Anak

Iming-Imingi Service Gratis Handphone, Guru di Banjar Cabuli Puluhan Anak

Iming-Imingi Service Gratis Handphone, Guru di Banjar Cabuli Puluhan Anak

Puluhan anak di bawah umur diduga menjadi korban pencabulan guru honorer di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Kota Banjar. Mendapati laporan tersebut, pihak kepolisian langsung mengambil langkah dengan menangkap guru honorer berinisial HA (43) dan menetapkannya sebagai tersangka.

"Tersangka ditangkap di kediamannya Kecamatan Paturaman, Kota Banjar, yang didasari oleh laporan dua anak yang menjadi korban pencabulan. Saat ditangkap, kami temukan dua anak dalam penguasaannya, di mana berdasarkan pengakuan tersangka anak itu sudah tiga bulan jadi objek seksualnya," kata Kapolres Banjar AKBP Yulian Perdana, Rabu (25/9).

Dia mengatakan, awal mula terungkapnya HA sebagai pelaku pencabulan adalah saat dua orang anak berusia 6 dan 7 tahun melakukan pelaporan kepada pihaknya. Di hadapan petugas, kedua anak tersebut mengaku telah dicabuli oleh anak lelaki yang usianya lebih tua dari mereka atau berusia 11 tahun.

Pihak polisi kemudian menangkap pelaku yang dilaporkan itu. "Namun, setelah dilakukan penyelidikan, anak yang melakukan pencabulan merupakan korban pencabulan anak lainnya, yang juga masih berusia 12 tahun dan kita juga bisa tangkap pelaku itu," katanya.

Dia melanjutkan, usai menangkap pelaku yang berusia 12 tahun kemudian memeriksa dan mengungkap alasan melakukan pencabulan. Berdasarkan hasil pemeriksaan terungkap bahwa anak tersebut merupakan korban pencabulan HA yang merupakan guru honorer SD di Kota Banjar.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka mencabuli korban-korbannya di konter handphone miliknya di Kecamatan Pataruman, Kota Banjar," ucapnya.

Yulian mengungkapkan dalam melakukan aksinya, tersangka mengelabui, memaksa, dan mengiming-imingi korban pencabulan hingga kemudian mereka mau dicabuli. "Jadi para korban ini diiming-imingi akan diberikan servis HP gratis di konter milik tersangka dan kemudian mau," katanya.

Dia menyebut tersangka HA dijerat Undang-undang Perlindungan Anak Pasal 82 ayat 4, 5, 6, 7. Tersangka diancam penjara minimal 5 tahun penjara dan maksimal 15 tahun dan denda Rp 5 miliar.

Adanya penyediaan pasal, kata dia, bisa menambah hukuman pidana selama sepertiga hukuman maksimal. "Itu di Pasal 82 ayat 4. Sedangkan dalam ayat 5, tersangka dapat dikenai pidana tambahan berupa pengumuman identitas pelaku. Tersangka juga bisa dikenakan hukuman pemasangan alat elektronik berupa chip agar keberadaan pelaku bisa dipantau pasca menjalani hukuman penjara," jelasnya.

Sedangkan untuk pelaku pencabulan yang masih di bawah umur, lanjutnya, akan diperlakukan sesuai mekanisme sistem peradilan anak. "Kita utamakan kepada mereka bagaimana rehabilitasi," kata dia.

Karyawan Dievakuasi, Operasional Sejumlah Bank di Wamena Masih Lumpuh

Karyawan Dievakuasi, Operasional Sejumlah Bank di Wamena Masih Lumpuh

Karyawan Dievakuasi, Operasional Sejumlah Bank di Wamena Masih Lumpuh

Direktur Utama (Dirut) BPD Papua Zendarto mengatakan operasional perbankan di Wamena hingga Kamis (26/9) masih lumpuh, karena sebagian besar karyawan masih trauma dan berada di pengungsian. Namun pihaknya masih melayani transaksi terbatas, misalnya permintaan uang dari Pemda Jayawijaya.

"Karyawan masih berada di pengungsian yang berada di Polres Jayawijaya dan beberapa orang di antaranya terutama wanita sudah minta dievakuasi ke Jayapura," kata Zendarto. Dikutip dari Antara.

Ia mengaku belum dapat memastikan kapan operasional perbankan kembali beroperasi. Namun ketersediaan dana tunai di ATM terjamin.

Kantor cabang BPD Papua di Wamena menjadi salah satu bangunan yang dirusak pendemo, termasuk kantor kas dan rumah dinas. Bahkan kendaraan operasional milik BPD dibakar. Zendarto mengatakan akan mengevakuasi karyawannya dari Wamena.

Hal senada juga disampaikan Kepala Kanwil Bank Mandiri Papua I Gede Raka Arimbawa. Secara terpisah ia mengatakan operasional Bank Mandiri Wamena ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.

"Bahkan karyawan Bank Mandiri beserta keluarga akan dievakuasi dari Wamena," kata Arimbawa.

Demo anarkis yang terjadi di Wamena, Senin (23/9) menyebabkan 30 orang meninggal dan 70 an orang mengalami luka-luka serta ratusan bangunan baik milik pemerintah maupun swasta dibakar dan dirusak.

Suami Dosen di Kupang Tepergok Sedang Indehoi Bareng Marketing Rokok

Suami Dosen di Kupang Tepergok Sedang Indehoi Bareng Marketing Rokok


Suami Dosen di Kupang Tepergok Sedang Indehoi Bareng Marketing Rokok

Seorang pria berinisial HMM (43) tepergok istri sedang asyik indehoi dengan wanita idaman lain berinisial LAS (25), di kamar indekos Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Oebobo, Kupang. Peristiwa yang terjadi Senin, (16/9) itu kemudian diperkarakan ke Polres Kupang Kota.

"HMM sudah berkeluarga. Sementara LAS belum berkeluarga dan sehari-hari bekerja sebagai marketing produk rokok di Kota Kupang," ujar Kasat Reskrim Polres Kupang Kota, Iptu Bobby Jacob Mooynafi kepada Liputan6.com, Selasa (24/9/2019).

Istri sah HMM, Oktaviani (41) yang berprofesi dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di Kota Kupang mengaku telah lama menaruh curiga dengan suaminya itu. Hingga akhirnya Oktaviani mengajak seorang kerabat untuk membuntuti HMM.

Keduanya mengikuti HMM dari terminal Kupang Kelurahan LLBK Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang hingga ke kos LAS di Kelurahan Kayu Putih. Kecurigaan Oktaviani terbukti, ia menyaksikan suaminya masuk ke kamar indekos seorang wanita.

Oktaviani meminta kerabatnya menunggu di lokasi sambil memantau HMM dan LAS. Sementara ia langsung mendatangi Polres Kupang Kota untuk melaporkan hal tersebut dan meminta bantuan polisi menangkap dan menggerebek HMM.

Polisi dan Oktaviani yang mendatangi indekos LAS langsung mengetuk dan mendobrak pintu. Mereka menemukan HMM dan LAS ada di dalam kamar indekos tersebut.

Pasangan selingkuh itu langsung digiring ke Mapolres Kupang Kota. Oktaviani selaku istri sah langsung membuat laporan polisi terkait perzinaan. Keduanya diperiksa penyidik unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Kupang Kota.

"Kasusnya masih kita tangani. Beberapa pihak kita sudah periksa sebagai saksi. Dua terlapor pun sudah kita periksa atas dasar laporan sang istri HMM ke polisi," tandasnya.

Tuesday, 24 September 2019

Takut Dicerai, Istri di Kutai Kartanegara Bantu Suami Cabuli Anak

Takut Dicerai, Istri di Kutai Kartanegara Bantu Suami Cabuli Anak

Takut Dicerai, Istri di Kutai Kartanegara Bantu Suami Cabuli Anak

Pasangan suami istri, N (50) dan R (42), warga Loa Duri, Kutai Kartanegara meringkuk di penjara Polsek Samarinda Seberang. R tak lain ibu kandung Ra (11), diketahui membiarkan putrinya dicabuli hingga 6 kali oleh N, ayah tiri putrinya. Bahkan, R ikut membantu memuluskan jalan N.

Dari penyidikan polisi, korban Ra dicabuli N di 2 hotel berbeda di Samarinda Seberang, dalam setahun terakhir, hingga korban Ra saat ini usia 11 tahun. Ada saja alibi N, untuk berbuat asusila.

"Pengakuan dia (N), ada bisikan untuk melakukan hal tidak pantas kepada korban," kata Kapolsek Samarinda Seberang Kompol Suko Widodo, di kantornya, Selasa (24/9).

Suko menerangkan, yang mengherankan, ibu R justru membantu aksi N, untuk mencabuli anak kandungnya itu. "Peran ibu dia tahu, dan turut membantu suaminya berbuat itu," ujar Suko.

"Ibunya ketakutan diancam cerai suaminya. Ibunya terlalu sayang dengan suaminya. Dia memberikan kesempatan kepada suaminya untuk melakukan itu," ungkap Suko.

Usai kasus itu terbongkar, pelaku N yang kesehariannya bekerja sebagai pekerja tambang batubara itu, sempat hendak melarikan diri dari Samarinda. "Kami tangkap dia (N) saat berada di pinggir jalan. Dua-duanya ditahan, dan kita kenakan Undang-undang Perlindungan Anak," tegas Suko.

Diketahui, kasus itu terbongkar setelah korban Ra, nekat lompat dari motor saat dibonceng ayah tirinya, N, Jumat (20/9) pagi. Ra ketakutan, lantaran dia mengira akan kembali dicabuli ayah tirinya di hotel. Lantaran, saat dibonceng hanya lewat depan sekolah tidak menurunkannya di sekolah.

Sambil menangis, Ra mengadu ke gurunya, hingga akhirnya laporan diterima kepolisian, Sabtu (21/9). Ibu kandungnya diamankan Jumat (20/9) malam, dan sehari kemudian, Sabtu (21/9), giliran N ditangkap dan dijebloskan ke penjara.

Ricuh Demo di DPR, Mahasiswa Universitas Al Azhar Kritis Akibat Tengkorak Retak

Ricuh Demo di DPR, Mahasiswa Universitas Al Azhar Kritis Akibat Tengkorak Retak

Ricuh Demo di DPR, Mahasiswa Universitas Al Azhar Kritis Akibat Tengkorak Retak

Mahasiswa Universitas Al Azhar Jakarta, Faisal saat ini dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Pelni Petamburan setelah mengalami luka-luka akibat bentrok dengan aparat keamanan. Faisal, mengalami pendarahan di otak akibat hantaman benda tumpul.

Ibunda Faisal, Siti Asmah yang dihubungi merdeka.com, Rabu (25/9) menjelaskan, anaknya pamit untuk ikut demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPR yang berlangsung Selasa (24/9) kemarin.

"Dia minta izin untuk ikut demo di DPR. Faisal memang aktivis di kampus, dia koordinator demo dan menjaga keamanan teman-temannya kemarin," kata Siti.

Berdasarkan cerita dari teman-teman Faisal, Siti mengatakan, saat kondisi ricuh dan bentrokan terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, Faisal berupaya mencari teman-temannya di sekitar Hotel Sultan. Namun mahasiswa fakultas hukum semester 7 itu kemudian hilang sampai ditemukan sekitar pukul 18.00 WIB dalam kondisi luka-luka.

"Dia ditemukan di basement Restoran Pulau Dua di dekat gedung DPR. Kemudian dibawa pakai mobil bak terbuka ke RS Pelni," kata Siti.

Dari keterangan dokter, Siti mendapat penjelasan jika anaknya mengalami retak tengkorak, tulang bahu patah, dan memar-memar. "Kata dokter saraf luka-lukanya akibat benda tumpul," ujarnya.

Oleh dokter, Faisal kemudian dioperasi dari pukul 21.00 WIB hingga selesai pukul 05.00 WIB dini hari tadi.

"Mohon doanya untuk kesembuhan anak saya yang masih kritis. Sekarang masih di ruang ICU setelah dioperasi," tutup Siti.

Polisi: Perusuh Demo Bukan Mahasiswa, Polanya Mirip 22 Mei

Polisi: Perusuh Demo Bukan Mahasiswa, Polanya Mirip 22 Mei

Polisi: Perusuh Demo Bukan Mahasiswa, Polanya Mirip 22 Mei

Polisi menduga ada pihak yang mendompleng aksi unjuk rasa mahasiswa yang digelar di DPR. Pola-pola yang dilakukan kelompok perusuh juga disebut mirip dengan pada saat aksi 22 Mei 2019.

"Ini yang demo bukan lagi mahasiswa, tetapi perusuh. Ini polanya mirip 22 Mei," kata Kapolres Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi dalam keterangannya, Rabu (25/9/2019).

Hengki menduga aksi demo tersebut disusupi oleh sekelompok orang yang ingin mengacaukan situasi. Ia menyebut para pelaku memprovokasi untuk melakukan tindakan anarkistis.

"Diduga massa liar yang sengaja datang membuat kerusuhan," imbuhnya.

Diketahui massa merusak Pospol Slipi, Jakarta Barat. Massa melemparinya dengan molotov hingga Pospol mengalami kebakaran.

Satu orang pelajar berinisial RP (20) ditangkap polisi. RP ditangkap saat membawa molotov.

"Dia dari Bekasi datang ke Jakarta hanya untuk merusuh," tandas Hengki.

Saturday, 21 September 2019

Derita Gangguan Kejiwaan, Seorang Ibu Nyaris Bawa Pulang Tas Branded Tanpa Bayar

Derita Gangguan Kejiwaan, Seorang Ibu Nyaris Bawa Pulang Tas Branded Tanpa Bayar

Derita Gangguan Kejiwaan, Seorang Ibu Nyaris Bawa Pulang Tas Branded Tanpa Bayar

Tersebar video yang merekam seorang wanita paruh baya coba membawa tas branded dari sebuah toko di Trans Studio Mal (TSM) di Makassar tanpa membayar. Meski sudah ditegur penjaga toko dan sekuriti untuk melakukan pembayaran terlebih dulu, si ibu tetap nekat menenteng tas mahal itu sampai ke parkiran mal.

Ibu tersebut juga sempat terekam berteriak marah dan mempertanyakan penyebab ATM-nya tidak bisa melakukan proses debit. Pengakuannya, saat digunakan di toko lain tidak ada masalah. Dia juga menyebut toko yang menjual tas impiannya itu milik sang suami.

Saat dikonfirmasi, PR Executive Trans Studio Mal (TSM), Nella Saparinda, membenarkan peristiwa itu terjadi jelang Salat Jumat, kemarin.

Nella menceritakan, semula ibu yang usianya diperkirakan 45-an tahun itu memasuki toko layaknya pembeli pada umumnya. Dia kemudian berkeliling melihat-lihat barang yang ada di etalase.

Dia memilih satu tas. Kemudian saat transaksi pembayaran akan dilakukan, ibu tersebut tiba-tiba saja marah.

Kartu debitnya dari salah satu bank ternama tidak bisa digunakan. Oleh pihak toko, sudah coba bantu ibu tersebut dengan mengonfirmasi ke bank dan ternyata memang kartunya tidak bisa digunakan.

"Sampai akhirnya ibu itu marah-marah dan membawa pergi tas itu. Tapi kita sudah berkoordinasi dengan sekuriti untuk berjaga-jaga agar ibu ini tidak nyelonong pergi. Sembari pihak store mengonfirmasi ke keluarga ibu itu dan akhirnya diketahui kalau ibu ini sementara dalam perawatan. Dia menderita gangguan kesehatan mental atau kejiwaan," kata Nella, saat dihubungi, Sabtu (21/9).

Pihak toko bisa menghubungi pihak keluarga ibu tersebut karena sempat bertanya-tanya sebelum proses transaksi dilakukan.

"Treatment store ini memang beda dengan store lain. Treatment-nya personal, mungkin karena high brand fashion," tambah Nella.

Saat kartu debitnya tidak bisa diproses, ibu ini terus berupaya meninggalkan toko dan mencari jalan menuju lobi. Saat di lobi, sekuriti sudah meminta ibu tersebut tidak pergi. Sampai akhirnya, dengan keadaan emosi itu tersebut melemparkan yang dibawanya dari toko dan meninggalkan mal.

Di video yang beredar, imbuhnya, terlihat seperti petugas membiarkan saja aksi ibu ini karena memang SOP store bahwa staf tidak boleh melakukan kontak fisik dengan customer atau pengunjung, tidak boleh bersuara keras, apalagi melakukan kekerasan.

"Iya tas dengan harga cukup mahal itu dilempar tapi pihak store tidak mengambil langkah hukum, menuntut atau apapun karena dicek kondisi tasnya juga hanya lecet sedikit. Pihak store tidak ingin memperbesar masalah termasuk dari pihak kita Trans Studio Mal, tidak bisa ambil tindakan apapun karena ini berkaitan dengan tenant kita dengan pihak ketiga," jelas Nella Saparinda.

Dia pastikan masalah tersebut sudah selesai. Pihak keluarga wanita tersebut juga sudah meminta maaf.

"Tapi keluarganya sudah minta maaf dan ada warning kita berikan ke keluarga ibu itu supaya tidak terulang kejadian serupa," jelas Nella.

Dikeroyok Massa, Eks Kasat Reskrim Polres Wonogiri Belum Pulih

Dikeroyok Massa, Eks Kasat Reskrim Polres Wonogiri Belum Pulih

Dikeroyok Massa, Eks Kasat Reskrim Polres Wonogiri Belum Pulih

Mantan Kasat Reskrim Polres Wonogiri, Kompol Aditia Mulya sampai saat ini kondisinya belum pulih sepenuhnya pasca dikeroyok massa saat mengamankan konvoi perguruan silat, 8 Mei 2019. Bahkan terakhir, pihak keluarga menolak Aditia dirawat di RS Bhayangkara Polda Jateng dan memilih untuk dilakukan perawatan di rumah.

"Jadi belum 100 persen stabil kondisinya sudah sadar. Untuk itu kami lakukan rawat jalan di rumahnya atas permintaan keluarga. Jika dirawat di rumah kemungkinan responsnya akan bisa membaik," kata Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Tengah, Kombes I Gusti Gede Andika, Sabtu (21/9).

Dia menyebut selama menjalani perawatan di Singapura kondisi Andika memang mengalami kemajuan. Karena kondisi sudah sadar dari koma, memilih untuk kembali ke Indonesia.

"Kami perlu meminta keterangan dan dalam dari tim Dokkes, tapi setahu saya dia belum bisa berbicara," terang Andika.

Disinggung tentang biaya perawatan Aditia selama di Singapura, ia mengaku tidak tahu. Meski demikian, selama menjalani perawatan di Semarang seluruh biaya ditanggung oleh negara.

"Kalau biaya perawatan di Singapura jumlahnya dan siapa yang menanggung tidak tahu. Tapi kalau di Indonesia jelas ditanggung negara, karena masih anggota Polri," tuturnya.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Agus Triadmaja mengaku sampai sekarang memang kondisi Kompol Aditia Mulya belum bisa bertugas.

"Karena anggota terbaik Polri, Polda berikan satu tingkat kenaikan pangkat menjadi Kompol," kata Agus Triadmaja.

Terkait biaya perawatan, Agus Triadmaja enggan menanggapi siapa penanggung biaya perawatan Aditia di Singapura.

"Untuk biaya dan penanggung jawab lebih jelas bisa ditanyakan ke Polres Wonogiri," Tutup Agus Triadmaja. 

Selundupkan Narkoba ke LP Banceuy, Dua Wanita Selipkan Sabu Hingga Pil di Kemaluan

Selundupkan Narkoba ke LP Banceuy, Dua Wanita Selipkan Sabu Hingga Pil di Kemaluan

Selundupkan Narkoba ke LP Banceuy, Dua Wanita Selipkan Sabu Hingga Pil di Kemaluan

Petugas Lapas Klas 2A Banceuy, Bandung berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba yang dilakukan oleh dua wanita. Dua pelaku tersebut berinisial N (39) dan berinisial RF (24).

Kepala Kesatuan Lapas Klas 2A Banceuy, Eris Ramdani mengatakan, dua pelaku berniat membesuk temannya berinisial A dan DK yang sedang mendekam di Lapas Banceuy.

"Jadi tadi sekitar pukul 11.00 WIB kami melihat ada dua tamu yang mau besuk, namun tingkah lakunya terlihat mencurigakan, dan terbukti saat di bagian pemeriksaan mereka kedapatan menyelipkan narkoba," katanya seperti dikutip dari Antara, Minggu (21/9).

Mereka terlihat mencurigakan terutama dari gerak-geriknya saat berjalan. Setelah itu, petugas melakukan pemeriksaan. Akhirnya ditemukan sejumlah narkoba berbagai jenis yang diselipkan di kemaluan dua perempuan tersebut.

"Keduanya akan membesuk dua napi yang berbeda. Pertama AK sudah 7 bulan di sini, dan yang kedua DK. Dua napi ini vonisnya sama 6 tahun namun kamarnya berbeda," ujarnya.

Dari tangan N petugas menyita 1 paket sabu seberat 45 gram, 1 paket tembakau gorila, 29 butir pil warna kuning, 14 butir pil warna pink, 30 butir Alfrazolam dan 15 butir Riklona. Sedangkan dari tangan RF, petugas menyita 32 paket narkotika jenis sabu-sabu seberat 63 gram dan satu paket tembakau Gorila.

Atas tangkapan tersebut, pihaknya sudah melaporkan penemuan itu kepada Direktorat Narkoba Polda Jawa Barat. Kemudian akan menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut untuk diproses secara hukum.

Friday, 20 September 2019

Kabur Digerebek Istri di Rumah Selingkuhan, Petani Tewas Jatuh ke Jurang

Kabur Digerebek Istri di Rumah Selingkuhan, Petani Tewas Jatuh ke Jurang

Kabur Digerebek Istri di Rumah Selingkuhan, Petani Tewas Jatuh ke Jurang

Andi Ilham (52), warga Sungai Merdeka, Samboja, Kutai Kartanegara ditemukan tewas, Kamis (19/9) malam kemarin, di jurang salah satu rumah wanita diduga selingkuhannya. Belakangan diketahui, sebelumnya Ilham kabur lompat jendela dari rumah selingkuhannya, usai digerebek istri dan anaknya.

Jasad Andi, ditemukan petugas PDAM yang sedang memeriksa pompa air. Aroma menyengat di sekitar bawah jurang, diketahui berasal dari jasad pria membusuk.

"Dari cirinya, yang bersangkutan adalah warga Sungai Merdeka RT 02, dan kesehariannya petani," kata Kapolsek Samboja Iptu Reza Pratama Yusuf, dikonfirmasi Jumat (20/9).

Kabar temuan jasad itu, sampai ke telinga istrinya, Mardiyah (37). Dia pun membenarkan, jasad itu adalah suaminya. "Dari keterangan istrinya, korban ini punya riwayat jantung, dan sering sesak nafas," ujar Reza.

6 Hari Lalu Digerebek


Namun demikian, ada cerita di balik temuan jasad Andi Ilham. Enam hari sebelumnya, Sabtu (14/9), Mardiyah dan 2 putranya, menggerebek rumah wanita diduga selingkuhannya. Sang wanita itu, mengaku tidak tahu menahu.

Belakangan, Andi memilih kabur dengan melompat jendela. Meski sempat bersembunyi di bawah rumah, namun lokasinya dekat dengan jurang sekitar 5 meter. Diduga, lantaran panik disertai riwayat penyakit yang dideritanya, Andi akhirnya terperosok dan jatuh ke jurang itu.

"Kami sudah konfrontir keterangan bahwa celana yang dikenakan sebelum lompat keluar jendela, sama dengan yang digunakan korban saat ditemukan meninggal," ungkap Reza.

Sementara, di dalam jok motor korban, ditemukan ramuan jamu-jamuan, yang diduga sebagai obat kuat. "Jasad korban dievakuasi tim PMI dan Inafis Polres Kukar. Dari visum, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada fisik korban," pungkas Reza.

Terungkap Alasan Guru Honorer Sebar Video Mesum di Mobil dengan Eks Pacar

Terungkap Alasan Guru Honorer Sebar Video Mesum di Mobil dengan Eks Pacar

Terungkap Alasan Guru Honorer Sebar Video Mesum di Mobil dengan Eks Pacar

Polisi berhasil mengungkap kasus foto dan video asusila yang diduga dilakukan dua orang berpakaian Aparatur Sipil Negara (ASN). Dua orang pemeran sudah diamankan, namun hanya satu yang ditetapkan sebagai tersangka.

Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar, AKBP Hari Brata mengatakan penangkapan pada Kamis (19/8) itu dilakukan terhadap seorang lelaki berinisial RI (31) dan seorang perempuan berinisal RJ.

"Dua-duanya sudah kami amankan. Tapi, untuk sementara RI ini yang kami tetapkan sebagai tersangka. Satu lagi (perempuan) masih saksi," kata Hari di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Jumat (20/9).

Pengungkapan ini bermula pada laporan masyarakat berkaitan dengan distribusi konten asusila yang ditindaklanjuti oleh Tim Bantek Subdit V Siber Polda Jabar. Foto tersebut diunggah pada 14 September 2019 di akun media sosial twitter.

Dua Pemeran Guru Honorer di Purwakarta

Dua pemeran video asusila berseragam ASN diketahui berprofesi sebagai tenaga pengajar di salah satu SMK swasta di Purwakarta. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Barat memastikan mereka berstatus honorer.

Kepala BKD Pemprov Jabar, Yerry Januar mengaku sudah melakukan pendalaman kasus video asusila tersebut bersama Polda Jabar.

"Sudah dipastikan yang kemarin itu bukan PNS. Tetapi guru honorer swasta di SMK Purwakarta," kata dia di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (20/9).

Disinggung mengenai seragam ASN yang digunakan oleh pemeran, ia mengatakan bahwa sebetulnya dalam aturan tidak diperbolehkan guru honorer swasta mengenakan baju seragam ASN.

Hanya saja, pihaknya memilih menggunakan pendekatan kedisiplinan. Untuk itu, alasan mengapa pemeran mengenakan seragam ASN diserahkan kepada pihak polisi untuk didalami.

"Kita hanya pendekatan dari kedisiplinan kalau ASN. Tapi kalau swasta (bukan ASN) itu ranah polisi," ucap dia.

Langkah selanjutnya, BKD segera melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk meminta penjelasan kepada SMK yang bersangkutan untuk mengetahui sistem rekrutmen pegawai honorer. Selain itu, pemerintah provinsi segera menerbitkan surat disiplin.

"Kita akan buat surat edaran terkait kedisiplinan, integritas ASN ke depannya," pungkasnya.

Video Mesum Buat Kenang-kenangan

Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar, AKBP Hari Brata mengatakan penangkapan pada Kamis (19/8) itu dilakukan terhadap seorang lelaki berinisial RI (31) yang ditetapkan sebagai tersangka dan seorang perempuan berinisal RJ yang berstatus saksi.

Dari hasil penyelidikan, tersangka mengaku menggunakan ponsel untuk merekam aktivitas seksual di dalam mobil periode bulan Juni 2019. Adegan itu dilakukan di sebuah tempat parkir pusat perbelanjaan di wilayah Kabupaten Purwakarta.

"Tersangka dan perempuan memiliki profesi yang sama, yakni pengajar. RI guru mata pelajaran mesin otomotif, dan RJ adalah guru bahasa Inggris," kata dia di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung.

Aktivitas itu dilakukan dengan tujuan untuk kenang-kenangan karena mereka berdua saat itu masih menjalin asmara.

Kecewa Cinta Kandas

Hubungan RI (31) dan RJ yang sudah berjalan satu tahun kandas. Hal itu yang mendasari RI sengaja mendistribusikan video ke sebuah forum grup di Facebook karena tidak rela dan sakit hati hubungan mereka putus.

Tak disangka, distribusi video itu meluas hingga diunggah oleh salah satu akun anonim twitter sekira tanggal 14 September 2019.

"Pembuat (perekam) video kami amankan hari Kamis (19/9/2019) malam di jalan Veteran Purwakarta. Sementara pemeran perempuan diamankan di Komplek Kota Permata Purwakarta," kata Hari.

Terancam 6 Tahun Bui

Selain mengamankan tersangka, polisi juga menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya, satu pasang seragam aparatur sipil negara (ASN), satu unit ponsel beserta micro SD, akun google drive dan mobil Toyota Twincam warna putih.

Akibat perbuatannya, tersangka dijerat pasal 25 Ayat (1) Jo Pasal 27 Ayat (1) UU No. 19 Tahun 2016 tentang perubahan terhadap UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE dan/atau Pasal 14 Ayat (1) dan Pasal 15 UU No. 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.

RI diduga sengaja mendistribusikan video bermuatan melanggar kesusilaan hingga bisa diakses ke masyarakat luas dengan sengaja sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (1) Jo Pasal 27 Ayat (1) UU RI No. 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

"Ancaman hukuman penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 2 miliar," kata dia.

Kaki Siswi SMP di Mojokerto yang Kanker Tulang Terancam Diamputasi

Kaki Siswi SMP di Mojokerto yang Kanker Tulang Terancam Diamputasi

Kaki Siswi SMP di Mojokerto yang Kanker Tulang Terancam Diamputasi

Dinas Kesehatan Jawa Timur merespons kabar remaja yang menderita kanker tulang di Mojokerto, Silfi Qumairoh (14). Pagi tadi, Kepala Dinkes Jatim Kohar Heri Santoso menyambangi kediaman Silfi di Dusun/Desa Kedungmaling, RT 10 RW 4, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Sampai di sana, Kohar langsung disambut kedua orang tua Silfi, Faizun Laili Agustin (32) dan Mohammad Gozali (37). Usai menjenguk dan memberi bantuan, Kohar mengaku pihaknya akan menyiapkan beberapa upaya penyembuhan.

Kohar menambahkan, kanker tulang tersebut membuat kaki kanan Silfi membengkak hingga sebesar bola sepak. Kemungkinan besar, pihak tim dokter RSU dr Soetomo Surabaya akan melakukan upaya amputasi.

"Pasien dilakukan penanganan di RSU dr Soetomo, termasuk kemungkinan amputasi," kata Kohar kepada detikcom di Surabaya, Sabtu (21/9/2019).

Sebelumnya diberitakan, gadis kelas 2 SMP ini tidak bisa sekolah selama 5 bulan karena kondisi kakinya yang semakin membengkak. Laili berharap ada keajaiban yang membuat putrinya sembuh.

Laili juga menantikan uluran tangan dari para dermawan agar putrinya mendapatkan pengobatan yang maksimal. Terlebih, kanker tulang membuat Silfi tidak bisa lagi sekolah dan bermain seperti remaja lain yang seusianya.

"Harapan saya Silfi segera diberi kesembuhan," kata Laili. Jumat (20/9).

Thursday, 19 September 2019

Nasib Nahas Gadis Depok, Mau Punya Kulit Putih Malah Dibius & Diperkosa

Nasib Nahas Gadis Depok, Mau Punya Kulit Putih Malah Dibius & Diperkosa

Nasib Nahas Gadis Depok, Mau Punya Kulit Putih Malah Dibius & Diperkosa

Dengan modus diberikan suntikan vitamin C untuk mendapatkan kulit putih, AM terpedaya pada tipu daya pria bernama Bagus (25). Pria yang baru AM kenal dari media sosial itu nyatanya memiliki niat jahat padanya.

Alhasil, AM diperkosa karena suntikan yang disuntikan Bagus ke AM bukan vitamin C, melainkan obat bius. Akibat aksinya, Bagus terpaksa mendekam di sel Polresta Depok dan terancam 12 tahun penjara. Ini kronologisnya:

Berkenalan Lewat Media Sosial

Kapolresta Depok, AKBP Azis Andriansyah mengatakan, mulanya korban berinisial AM berkenalan dengan pelaku, Bagus lewat sosial media. Kemudian pelaku mengajak korban untuk Ta'aruf.

"Mereka lalu bertemu di suatu tempat. Kemudian pelaku mencoba melancarkan tipu muslihatnya dengan kembali menawarkan suntik vitamin C agar lebih putih dan cantik," kata AKBP Azis, Rabu (18/9).

Yang Disuntikan Obat Bius

Setelah berkenalan dan bertemu, AM dibawa ke sebuah rumah yang merupakan milik kakak pelaku. Di sana, korban disuntik cairan yang ternyata obat bius hingga akhirnya korban tidak sadarkan diri.

"Jadi, pelaku ini dulunya sempat bekerja di bidang medis salah satu instansi kesehatan. Cairan yang disuntikkan itu bukan vitamin C melainkan obat bius, setelah korban tak sadarkan diri terjadilah pemerkosaan tersebut," kata Kapolresta Depok, AKBP Azis Andriansyah.

Diancam 12 Tahun Penjara

Kemudian pelaku meninggalkan korban begitu saja. Ketika sadar, AM langsung menelepon kerabatnya. Kemudian pasukan khusus penanganan kejahatan terhadap anak dan perempuan, Tim Srikandi Polresta Depok, berhasil meringkus oknum perawat, tersangka kasus pemerkosaan dengan modus suntik.

"Laporan, kita peroleh dari saudara korban sekitar pukul 11 malam. Kami langsung menurunkan Tim Srikandi, untuk melacak keberadaan pelaku. Tepat pukul 12.00 WIB, dia berhasil ditangkap," tukasnya.

Pelaku kini mendekam di sel Polresta Depok. Atas tindakannya, pelaku diganjar Pasal KUHP 285, mengenai pemerkosaan dengan ancaman 12 tahun penjara.

Adegan Sadis Pembunuhan Pengantin Baru di Pemalang Direkonstruksi

Adegan Sadis Pembunuhan Pengantin Baru di Pemalang Direkonstruksi

Adegan Sadis Pembunuhan Pengantin Baru di Pemalang Direkonstruksi

Polisi menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan seorang pria pengantin baru di Pemalang. Sebanyak 10 adegan diperagakan oleh pelaku yang bernama Arifin (25).

"Rekonstruksi ada 10 adegan," ujar Kasatreskrim Polres Pemalang, AKP Suhadi di kantornya, Jumat (20/9/2019).

Arifin menghabisi nyawa Aldi Subastan (25) pada Jumat (6/9) lalu. Suhadi menjelaskan adegan yang diperagakan oleh Arifin dilakukan di tiga lokasi.

"Di rumah, di tengah jalan, dan di lokasi (pembacokan)," lanjutnya.

Akibat perbuatanya, Arifin dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup.

Diberitakan sebelumnya, Arifin membunuh Aldi yang sedang menemani istrinya, Lastri (20) mencuci di sumber mata air Mendelam. Aldi dan Lasti diketahui baru saja menikah pada 17 hari sebelum peristiwa tragis itu terjadi.

Usai melancarkan aksi sadisnya, Arifin langsung pulang ke rumah untuk mencuci parangnya. Hingga akhirnya dia dibekuk oleh polisi bersama sejumlah warga. Menurut keterangan Arifin kepada polisi, dia tega membunuh Aldi karena terbakar cemburu.

Duga Istri Selingkuh, Pria ini Bacok Dokter di Aula Puskesmas

Duga Istri Selingkuh, Pria ini Bacok Dokter di Aula Puskesmas

Duga Istri Selingkuh, Pria ini Bacok Dokter di Aula Puskesmas

Seorang pria bernama I Komang Gede Brahmanta Putra (33) diamankan oleh pihak polisi karena membacok seorang dokter bernama dr I Made Oka Adi Parwata (43) dengan menggunakan parang.

Peristiwa tersebut terjadi, pada Selasa (17/9) lalu, sekitar pukul 11.00 Wita yang bertempat di Aula Puskesmas 1 Abiansemal, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali.

"Iya telah terjadi kasus penganiayaan," kata Kapolres Badung AKBP Yudith Satriya Hananta, saat dikofirmasi, Jumat (20/9).

Kronologinya pada Selasa (17/9) sekitar pukul 11.00 Wita, korban bertemu dengan pelaku yang saat itu bersama istrinya berinisial AS di Puskesmas Abiansemal 1 dan diketahui AS adalah istri pelaku yang berprofesi sebagai bidan.

Pertemuan tersebut berencana untuk menyelesaikan kasus dugaan hubungan gelap atau selingkuh antara korban dengan istri pelaku.

"Pertemuan di aula lama Puskesmas Abiansemal 1 merupakan ide dari terlapor (Pelaku) yang sebelumnya mengubah jadwal pertemuan yang dibuatnya di pesan messenger antara pihak keluarga pelapor (korban) dan pihak keluarga terlapor (pelaku) dan hal tersebut disanggupi dengan tujuan agar permasalahan pribadi ini cepat selesai," jelas AKBP Yudith.

Di saat melakukan pembicaraan bertiga antara korban, pelaku dan saksi atau AS istri pelaku, awalnya berjalan dengan baik-baik saja. Namun tiba-tiba, pelaku berusaha memukul korban dengan menggunakan tangannya dan sempat dilerai oleh AS.

Namun saat dilerai oleh AS, pelaku mengambil langkah mundur sambil memindahkan tas punggung yang dibawanya dan mengeluarkan senjata tajam dan kembali melakukan pemukulan dan penyerangan dengan menggunakan senjata tajam.

Sehingga korban berusaha menangkis dan terluka karena mengenai lengan tangan kiri, telapak tangan kiri dan luka gores pada lengan tangan kanan atas.

"Pelapor (korban) terluka terkena sabetan senjata tajam. Selanjutnya saksi (AS) berusaha berteriak minta tolong dan membawa pelapor (korban) ke ruang UGD Puskesmas Abiansemal 1 untuk dilakukan penanganan medis," jelas AKBP Yudith.

Atas kejadian tersebut, korban langsung melaporkan pelaku ke Mapolsek Abiansemal, Badung, Bali untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

"Dan setelah kejadian, terlapor (pelaku) langsung menyerahkan diri ke Polsek Abiansemal dan saat ini telah ditahan di Polsek Abiansemal," ujar jelas AKBP Yudith.

Seorang Pria di Mataram Kena Tipu PSK Online, Gagal Kencan hingga Uang Melayang

Seorang Pria di Mataram Kena Tipu PSK Online, Gagal Kencan hingga Uang Melayang

Seorang Pria di Mataram Kena Tipu PSK Online, Gagal Kencan hingga Uang Melayang

Seorang pria di Mataram, Nusa Tenggara Barat, tertipu saat mencoba memesan pekerja seks komersial (PSK) online. Kepala Bagian Operasional (Bagops) Polres Mataram Kompol Taufik menuturkan, korban yang datang ke SPKT mengaku kena tipu. Namun lantaran malu, korban mengurungkan niatnya untuk melapor.

"Tapi setelah cerita ke anggota, korban tidak jadi lapor. Katanya malu," ucap Taufik kepada wartawan, Kamis (19/9).

Namun dari ceritanya, pria yang tidak mau menyebutkan identitas itu mengaku tertipu hingga ratusan ribu rupiah.

Berawal dari kenalan melalui akun MiChat, korban mendapat harga penawaran untuk menggunakan jasa PSK tersebut. Dengan kesepakatan harga Rp800 ribu, korban akhirnya mengirim uang panjar ke nomor rekening PSK.

"Katanya dia dikasih harga Rp800 ribu," ujarnya.

Usai mengirim uang panjar, korban kemudian menyewa kamar salah satu hotel ternama di Kota Mataram. Lama setelah menunggu di kamar hotel, akun yang mengaku PSK dan telah menerima kiriman uang panjar dari korban tak kunjung datang.

Bahkan apesnya lagi, korban kehilangan kontak dengan akun yang mengaku dirinya sebagai pemuas nafsu pria hidung belang tersebut.

Selain Foto, Video Syur Diduga PNS Jabar Juga Tersebar

Selain Foto, Video Syur Diduga PNS Jabar Juga Tersebar

Selain Foto, Video Syur Diduga PNS Jabar Juga Tersebar

Selain foto syur, video wanita berjilbab berpakaian dinas diduga pegawai negeri sipil (PNS) Pemprov Jabar juga beredar di media sosial (medsos).

Video itu pun beredar di medsos. Video berdurasi 2 menit 20 detik itu sama persis seperti foto-foto yang beredar.

Video itu memperlihatkan aksi perempuan yang beradegan tak senonoh. Aksi tersebut dilakukan di dalam sebuah mobil.

Pengambilan gambar terlihat hanya dari satu sisi yang menyorot wanita berjilbab dan berpakaian PNS Jabar. Kamera terlihat dipegang oleh pria yang ada di depannya.

Sebelumnya, empat foto porno perempuan diduga PNS Pemprov Jabar ini di-posting salah satu akun Twitter sejak 14 September 2019. Saat ini sudah 569 orang me-retweet foto-foto dari akun tersebut dan dihiasi komentar warganet.

Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jabar Hermansyah mengaku akan menelusuri mengenai foto-foto porno tersebut. Pihaknya belum bisa memastikan siapa sosok wanita berhijab tersebut.

"Jadi kasus itu akan ditelusuri siapa orangnya, apa di itu dari Pemprov Jabar. Karena saya tidak kenal orangnya," kata Hermansyah saat dihubungi via telepon, Kamis (19/9/2019).

Xena Xenita, Pedangdut yang Dibui karena Kepergok Sekamar dengan Suami Orang


Xena Xenita, Pedangdut yang Dibui karena Kepergok Sekamar dengan Suami Orang

Foto: Xena Xenita / Instagram

Pedangdut Xena Xenita mungkin masih asing di telinga penikmat industri hiburan. Tapi kasus terakhirnya mungkin akan bikin Anda mulai penasaran sama sosoknya.

Xena Xenita baru saja divonis oleh hakim Pengadilan Negeri Sukoharjo hukuman penjara tiga bulan lantaran kasus asusila.

Xena Xenita digerebek sekamar bareng pria beristri 'N' di hotel daerah Solo, Jateng. Penggerebek dan pelapornya adalah wanita yang merupakan istri sah dari N, si pria yang berduaan dengan Xena.

Pelantun 'Putuskan Pacarmu' itu disidang sejak Juli lalu hingga akhirnya menerima vonis dari PN Sukoharjo.

Tapi karena sudah tiga kali berjalan dan vonis diterima, Xena Xenita sepertinya langsung menghirup udara bebas.

Xena Xenita cukup populer di sekitar Jawa karena aktivitas manggungnya. Ia juga memiliki 150 ribuan follower di Instagram.

Baru-baru ini, ia mengunggah soal 'karma'. Entah apa maksudnya, yang jelas Xena hanya menyinggung seseorang.

"YOU PLAY DRAMA YOU GET KARMA," tulis Xena Xenita.

Saat ini, F, sang pelapor Xena sudah bercerai dari suaminya, N. Lewat kuasa hukumnya dirangkum beragam sumber, Xena menyebut bahwa N dan F rumah tangganya sudah tak berjalan baik saat dirinya hadir.

Soal postingan terbaru Xena tadi, banyak netizen yang ikut berkomentar.

"Yg hbs di grebek," tulis fanscm* dengan emot tertawa.

"Sabar mbak vonis 3 bulan itu cepat dan kami tetap setia menunggumu bebas nanti, yang terpenting terus belajar dari setiap kesalahan yang terjadi," timpal wasjog*f.

Xena Xenita menjadi pedangdut yang juga menonjolkan keseksian saat manggung.

Wednesday, 18 September 2019

Veronica Koman Terancam Masuk DPO jika Mangkir Pemanggilan Terakhir Polda Jatim

Veronica Koman Terancam Masuk DPO jika Mangkir Pemanggilan Terakhir Polda Jatim

PBB Desak Veronica Koman Bebas, Polri Tegaskan 'Tidak Ada yang Bisa Intervensi'

Polri menanggapi desakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar segera mencabut segala tuduhan terhadap tersangka kasus penghasutan dan penyebaran hoaks kerusuhan Papua. Ditegaskan, kasus tersebut tidak bisa diintervensi.

Desakan itu dimuat dalam laman resmi Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights (OHCHR) atau Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia.

"Gini, konstitusi dibuat dari kedaulatan Republik Indonesia. Tidak ada satu pun yang dapat mengintervensi," kata Kabid Humas Polda Jatim Komisaris Besar Frans Barung Mangera, saat dihubungi, Rabu (18/9).

Barung menjelaskan, polisi tidak alergi dengan saran yang disampaikan oleh pihak mana pun.

"Kalau ada yang memberikan masukan akan didengarkan republik ini, tapi tidak untuk mengintervensi," ujar dia.

Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia menyoroti kasus yang sedang menimpa Veronica Koman.

"Kami menyerukan langkah-langkah segera untuk memastikan perlindungan kebebasan berekspresi dan mengatasi tindakan pelecehan, intimidasi, campur tangan, pembatasan yang tidak semestinya, dan ancaman terhadap mereka yang melaporkan protes," kata para ahli dalam laman OHCHR seperti dikutip merdeka.com, Rabu (18/9)

Veronica Koman, seorang pengacara yang telah mengalami pelecehan dan penganiayaan online karena dia terus bekerja pada dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Papua, disebut sebagai tersangka oleh pihak berwenang yang menuduhnya menyebarkan informasi palsu dan memicu kerusuhan setelah dia menerbitkan laporan pada protes dan serangan rasis terhadap siswa Papua di Jawa Timur yang telah memicu demonstrasi.

"Kami menyambut tindakan yang diambil oleh Pemerintah terhadap insiden rasis, tetapi kami mendesaknya untuk mengambil langkah segera untuk melindungi Veronica Koman dari segala bentuk pembalasan dan intimidasi dan menjatuhkan semua tuduhan terhadapnya sehingga ia dapat terus melaporkan secara independen tentang hak asasi manusia. situasi di negara ini," kata mereka.

Para ahli diketahui bernama Clement Nyaletsossi Voule dari Togo, David Kaye dari Amerika Serikat, Dubravka Šimonovi dari Kroasia, Meskerem Geset Techane dari Etiopia, dan Michel Forst dari Perancis.

Para ahli juga menyatakan keprihatinan serius atas laporan yang mengindikasikan bahwa pihak berwenang mempertimbangkan untuk mencabut paspornya, memblokir rekening banknya dan meminta Interpol untuk mengeluarkan Pemberitahuan Merah untuk menemukannya, karena ia dikatakan berada di luar negeri.

Para ahli menekankan bahwa pembatasan kebebasan berekspresi tidak hanya merusak diskusi tentang kebijakan Pemerintah, tetapi juga membahayakan keselamatan para pembela HAM yang melaporkan dugaan pelanggaran.

Protes semakin meningkat di Papua dan Papua Barat sejak pertengahan Agustus karena dugaan rasisme dan diskriminasi dan di tengah seruan untuk kemerdekaan.

"Protes-protes ini tidak akan dihentikan oleh penggunaan kekuatan yang berlebihan atau dengan menindak kebebasan berekspresi dan akses ke informasi," kata para pakar PBB.

"Kami mendesak Pemerintah Indonesia untuk mengakui hak-hak semua pengunjuk rasa dan untuk memastikan kelanjutan layanan internet. Kami menyambut restorasi internet pada 4 September di hampir semua provinsi Papua dan Papua Barat."

Internet telah terputus sepenuhnya pada 21 Agustus di berbagai bagian kedua provinsi dengan alasan memulihkan keamanan dan ketertiban, dengan tujuan mencegah penyebaran 'desas-desus' atau 'tipuan' selama protes.

"Pembatasan internet dan akses ke informasi secara umum berdampak buruk pada kemampuan individu untuk mengekspresikan diri, dan untuk berbagi dan menerima informasi. Di sisi lain, akses ke internet berkontribusi untuk mencegah disinformasi dan memastikan transparansi dan akuntabilitas," kata para ahli.

Para ahli PBB sebelumnya menyatakan keprihatinan mereka kepada Pemerintah Indonesia dan terus mendesaknya untuk terlibat dalam dialog yang tulus dengan para pengunjuk rasa. Para ahli menyambut keterlibatan pihak berwenang dalam masalah ini dan berharap untuk melanjutkan dialog.


Cabuli Lima Bocah, Polisi di Balikpapan Dijebloskan ke Penjara

Cabuli Lima Bocah, Polisi di Balikpapan Dijebloskan ke Penjara


Cabuli Lima Bocah, Polisi di Balikpapan Dijebloskan ke Penjara

Brigpol AS (28), personel pelayanan markas (Yanma) Polda Kalimantan Timur, dijebloskan ke penjara Mapolda Kaltim di Balikpapan. Dia ditetapkan tersangka, dugaan kasus pencabulan 5 bocah usia SD, tak lain murid mengajinya sendiri.

Kasus itu terbongkar awal September 2019 lalu, ketika salah satu korban mengadu kepada orangtuanya. Tidak terima, orangtua kemudian melapor ke Polda Kaltim.

"Tidak lama setelah dilaporkan awal September, ditetapkan tersangka," kata Pelaksana Harian (Plh) Kabid Humas Polda Kalimantan Timur AKBP Adi Ariyanto, dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (18/9).

Adi menerangkan, dari penyelidikan dan penyidikan, diketahui korbannya tidak hanya 1 orang anak, melainkan ada 4 anak lainnya mengalami hal serupa. "Iya, dia (Brigpol AS) ini, di rumahnya juga sebagai guru ngaji," ujar Adi.

"Jadi, modusnya, dia melakukannya saat istrinya tidak ada di rumah. Ngakunya khilaf, dan rata-rata usia korban 7-12 tahun. Ada bujuk rayu, karena setelah melakukan itu, pelaku memberikan uang mulai Rp20 ribu kepada korban," tambah Adi.

Masih dari hasil penyidikan, perbuatan Brigpol AS memperlakukan kelima bocah dengan tidak senonoh, dengan meraba dan mengelus korban. "Tidak sampai terjadi persetubuhan. Kami sudah lakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap yang bersangkutan. Hasilnya masih kita tunggu ya," terangnya.

"Perbuatan pelaku itu, diduga sudah dilakukannya sejak lama, Mei 2019 lalu. Yang jelas, kita tegas kepada siapapun, tidak pandang bulu. Baik itu anggota (Polri), siapapun. Perlakuan sama di depan hukum," tegas Adi.

Brigpol AS, yang sudah berstatus tersangka itu, kini meringkuk di penjara sementara Polda Kalimantan Timur. "Sudah, sudah kita tahan di Polda," pungkas Adi.

Duda dan Janda Ditemukan Tewas, Polisi Temukan Ini di Dekat Jenazah

Duda dan Janda Ditemukan Tewas, Polisi Temukan Ini di Dekat Jenazah


Duda dan Janda Ditemukan Tewas, Polisi Temukan Ini di Dekat Jenazah

Seorang duda dan janda ditemukan tewas dalam satu rumah di Dusun Slinggang, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro. Polisi yang melakukan olah TKP menemukan beberapa barang di dekat kedua jenazah.

"Ada sisa minuman alkohol, dua butir obat sakit kepala, minuman bersoda warna merah yang dikemas dalam sebuah botol plastik," ujar Kasat Reskrim Polres Bojonegoro AKP Rifaldhy Hangga Putra, Rabu (18/9/2019).

Hangga belum berani menarik kesimpulan terkait kematian kedua warga serta keterkaitannya dengan barang bukti yang ditemukan di lokasi.

Sementara menurut keterangan Kapolres Bojonegoro AKBP Ary Fadli, penyidik masih mengumpulkan keterangan dari berbagai saksi dan menunggu hasil autopsi atas kematian dua orang yang diduga punya hubungan asmara tersebut. Kedua warga yang tewas tersebutmerupakan duda dan janda yang berasal dari desa setempat.

"Untuk dugaan kematian masih kita selidiki dan menunggu hasil sampel autopsi yang dilakukan oleh dokter dan tim penyidik. Untuk status informasinya yang pria itu duda yang perempuan juga janda," kata Ary.

Dua orang ditemukan tewas di sebuah rumah di Dusun Slinggang, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro. Mereka yang tewas adalah duda dan janda.

Sang duda adalah Waidi (53), sementara si janda adalah Sriatun (41). Mereka ditemukan di dalam rumah Waidi yang terkunci dari dalam.

Sunday, 15 September 2019

Samarinda Dikepung Asap, Lion Air Pindahkan 23 Rute Penerbangan ke Balikpapan

Samarinda Dikepung Asap, Lion Air Pindahkan 23 Rute Penerbangan ke Balikpapan

Samarinda Dikepung Asap, Lion Air Pindahkan 23 Rute Penerbangan ke Balikpapan

Kabut asap yang mengganggu penerbangan di Samarinda, Kalimantan Timur, tiga hari ini, memaksa Lion Air Group mengalihkan rute kedatangan dan keberangkatan di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.

"Penyesuaian dan pengalihan seluruh jaringan penerbangan domestik, dimulai hari ini sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro dalam keterangan tertulis diterima merdeka.com, Senin (16/9).

Danang menerangkan, ada tujuh bandara keberangkatan tujuan Samarinda yang mengalami penyesuaian rute seperti dari Jakarta (CGK), Jakarta (HLP), Yogyakarta (JOG), Yogyakarta (YIA), Surabaya (SUB), Denpasar (DPS) dan Berau (BEJ).

"Perubahan rute bersifat sementara hingga kondisi cuaca di Samarinda membaik. Keputusan tersebut disebabkan akibat cuaca buruk berupa fog/smoke (kabut asap). Kondisi ini mengakibatkan jarak pandang pendek (visibility below minimum), dan tidak memenuhi persyaratan keselamatan penerbangan untuk proses lepas landas dan mendarat," ujar Danang.

Danang menegaskan, Lion Air Group memberikan informasi kepada seluruh tamu atau penumpang yang mempunyai jadwal penerbangan dengan tujuan Samarinda (inbound) dan dari Samarinda (outbound) untuk melaporkan ke petugas layanan di bandar udara (customer services) dan layanan pelanggan (call center).

"Lion Air Group juga memfasilitasi kepada penumpang, bagi yang akan melakukan proses pengembalian dana (refund), perubahan jadwal keberangkatan (reschedule) sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku. Kami akan terus berkoordinasi bersama pihak terkait guna memperoleh perkembangan atau keterangan sesuai situasi terbaru," demikian Danang.

Operasional Lion Air Group akan berjalan normal kembali setelah jarak pandang dinyatakan aman untuk penerbangan (safe for flight). Lion Air Group akan meminimalisir dampak yang timbul, agar operasional lainnya tidak terganggu.

Adapun penyesuaian rute itu menjadi:

1. Lion Air Surabaya – Balikpapan JT-314 09:20 – 11:50 Boeing 737-800NG

2. Lion Air Balikpapan – Surabaya JT-317 12:30 – 13:00 Boeing 737-800NG

3. Lion Air Surabaya – Balikpapan JT-666 07:50 – 10:20 Boeing 737-800NG

4. Lion Air Balikpapan – Surabaya JT-665 16:00 – 16:30 Boeing 737-800NG

5. Lion Air Surabaya – Balikpapan JT-376 11:30 – 14:00 Boeing 737-800NG

6. Lion Air Balikpapan – Surabaya JT-377 14:40 – 15:10 Boeing 737-800NG

7. Lion Air Balikpapan – Soekarno-Hatta, Tangerang JT-3752 08:45 – 09:55 Boeing 737-800NG

8. Lion Air Balikpapan – Yogyakarta Adisutjipto JT-869 11:00 – 11:45 Boeing 737-800NG

9. Lion Air Yogyakarta Adisutjipto – Balikpapan JT-868 12:30 – 15:15 Boeing 737-800NG

10. Wings Air Balikpapan – Berau IW-1485 07:40 – 09:10 ATR 72-500 / 600

11. Wings Air Berau – Balikpapan IW-1484 09:30 – 10:50 ATR 72-500 / 600

12. Batik Air Balikpapan – Seokarno-Hatta, Tangerang ID-6671 *) 07:30 – 08:35 Airbus 320-200CEO

13. Batik Air Soekarno-Hatta, Tangerang – Balikpapan ID-6672 14:30 – 17:35 Airbus 320-200CEO

14. Batik Air Soekarno-Hatta, Tangerang – Balikpapan ID-6670 13:45 – 16:50 Airbus 320-200CEO

15. Batik Air Balikpapan – Soekarno-Hatta, Tangerang ID-6673 17:20 – 18:20 Airbus 320-200CEO

16. Batik Air Soekarno-Hatta, Tangerang – Balikpapan ID-6256 10:50 – 14:00 Airbus 320-200CEO

17. Batik Air Balikpapan – Soekarno-Hatta, Tangerang ID-6257 14:35 – 15:40 Airbus 320-200CEO

18. Batik Air Halim Perdanakusuma – Balikpapan ID-7281 08:00 – 11:00 Airbus 320-200CEO

19. Batik Air Balikpapan – Halim Perdanakusuma ID-7280 11:40 – 12:40 Airbus 320-200CEO

20. Batik Air Yogyakarta Kulonprogo – Balikpapan ID-6692 06:00 – 08:45 Airbus 320-200CEO

21. Batik Air Balikpapan – Yogyakarta Kulonprogo ID-6693 17:00 – 17:45 Airbus 320-200CEO

22. Batik Air Balikpapan – Denpasar ID-6647 09:25 – 10:55 Airbus 320-200CEO

23. Batik Air Denpasar – Balikpapan ID-6646 15:00 – 16:30 Airbus 320-200CEO.

Polda Jawa Tengah Janji Perbaiki Rumah Warga Rusak Akibat Ledakan Gudang Brimob

Polda Jawa Tengah Janji Perbaiki Rumah Warga Rusak Akibat Ledakan Gudang Brimob

Polda Jawa Tengah Janji Perbaiki Rumah Warga Rusak Akibat Ledakan Gudang Brimob

Polda Jawa Tengah (Jateng) melanjutkan proses perbaikan rumah warga yang rusak akibat terdampak ledakan gudang penyimpanan bahan peledak di Markas Brimob Polda Jateng. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (14/9) pagi.

Kepala Biro Logistik Polda Jateng Kombes Pol M Zahti mengatakan, proses perbaikan rumah warga yang tinggal di sekitar kompleks Markas Brimob kembali dilanjutkan hari ini, yang sebelumnya juga sudah dimulai.

Polda Jateng mencatat 44 rumah warga di sekitar kompleks Brimob rusak akibat terdampak ledakan yang terjadi di gudang penyimpanan bahan peledak itu.

"Kemarin sudah ada 18 rumah yang selesai diperbaiki," katanya dilansir dari Antara, Minggu (15/9).

Sisanya, lanjut dia, akan diselesaikan hari ini. Menurut dia, terdapat tiga rumah yang mengalami rusak berat dan sudah diperbaiki.

Ia menambahkan perbaikan diutamakan bagi rumah-rumah yang mengalami rusak parah terlebih dahulu.

Sebelumnya diberitakan, ledakan terjadi di gudang penyimpanan bahan peledak dan bom hasil temuan masyarakat yang berada di dalam kompleks markas kepolisian itu, Sabtu (14/9) pagi.

Belum diketahui penyebab pasti ledakan yang juga menyebabkan kerusakan rumah warga itu. Petugas belum melaksanakan olah TKP sebelum lokasi kejadian dipastikan aman.

Sakit Hati, Pemuda 20 Tahun di Garut Bakar Nenek di Gubuk

Sakit Hati, Pemuda 20 Tahun di Garut Bakar Nenek di Gubuk

Sakit Hati, Pemuda 20 Tahun di Garut Bakar Nenek di Gubuk

Warga Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut sempat kaget karena gubuk yang berada di area sawah tiba-tiba terbakar, Sabtu (14/9). Namun setelah api padam, warga menemukan jasad seorang nenek bernama Iyah (65).

"Kami indikasikan bahwa kebakaran tersebut ada unsur kesengajaannya sehingga kita melakukan penyelidikan. Indikasinya juga, korban yang ada di dalam gubuk yang hangus terbakar ini adalah korban pembunuhan," kata Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Maradona Armin Mappaseng, Senin (16/9).

Korban saat itu dibawa ke RSUD dr Slamet Garut untuk diautopsi. "Untuk identitas pembunuhnya kita sudah identifikasi. Tim begitu mengetahui bahwa korban hasil pembunuhan langsung bergerak," lanjutnya.

Pembunuh Iyah akhirnya ditangkap Minggu (15/9) malam di wilayah Kecamatan Cibiuk saat tengah bersembunyi di salah satu rumah warga.

"Alhamdulillah pelaku pembunuhnya sudah kita tangkap. Pelaku berinisial AA (20). Pelaku ini masih satu kampung dengan korban di Desa Jayabakti, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut," ungkapnya.

Maradona menyebut bahwa saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan kepada pelaku untuk mengungkap motif pembunuhan tersebut. "Sementara motifnya karena sakit hati," katanya.

Friday, 13 September 2019

19 Anak Laki-laki jadi Korban Pencabulan Tukang Rombeng di Tulungagung

19 Anak Laki-laki jadi Korban Pencabulan Tukang Rombeng di Tulungagung

19 Anak Laki-laki jadi Korban Pencabulan Tukang Rombeng di Tulungagung

19 siswa di Tulungagung dan sekitarnya dicabuli seorang pria yang bekerja sebagai tukang rombeng. Modusnya, para pelajar tersebut diiming-imingi sejumlah uang oleh pelaku agar aksinya dapat mulus.

Pelaku bernama Muhajir Sidik, warga Ngantru, Tulungagung. Dia ditangkap Subdit IV/Reknata Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur, setelah dilaporkan salah satu korbannya pelajar SMP di Tulungagung.

Kasubdit IV/Reknata Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim, AKBP Festo Ari Permana mengatakan, aksi pencabulan tersangka sudah lama dilakukan. Tersangka melakukan aksinya sejak tahun 2008 lalu.

"Hampir 11 tahun dia melakukan pencabulan terhadap belasan anak laki-laki yang usianya di bawah umur. Tersangka dijerat dengan pasal 82 Undang-undang Nomor 17 tahun 2016 jo Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 dengan ancaman hukuman minimal 3 tahun dan maksimal 15 tahun," kata Festo, Jumat (13/9).

Dari catatan kepolisian, ada 19 korban anak laki-laki yang menjadi korban seksual tersangka. Para korban usianya mulai dari 14 tahun hingga ada yang sudah berusia 19 tahun. Korban rata-rata berasal dari Tulungagung, Kediri dan Blitar.

"Sejak 2008 tersangka sudah memiliki hasrat kepada anak-anak di bawah umur. Tersangka merayu korban dengan diberikan iming-iming imbalan sejumlah uang Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu," ujarnya.

Dikonfirmasi mengenai perbuatan cabul yang dilakukan, Festo mengatakan, perlakuan antara satu korban dengan lainnya tidak sama. Ada yang sekedar diraba, namun ada juga yang sampai di sodomi.

"Ada juga korban yang disodomi tersangka," katanya.

Terkait dengan kasus ini, pihaknya masih mengembangkan lagi perkara tersebut. Sebab, mengingat cukup lama tersangka beraksi, hingga memungkinkan bertambahnya jumlah korban.

"Kita masih terus kembangkan kasus ini," kata dia.