Monday, 29 April 2019

Tak Tenang Dihantui Selama Pelarian, Suami Pembunuh Istri di Bekasi Menyerahkan Diri

Tak Tenang Dihantui Selama Pelarian, Suami Pembunuh Istri di Bekasi Menyerahkan Diri

Tak Tenang Dihantui Selama Pelarian, Suami Pembunuh Istri di Bekasi Menyerahkan Diri

Seorang buruh serabutan, Tugimin (47), tega menghabisi nyawa istrinya Tanti Susanti di Perumahan Grand Permata City Blok H.1 Nomor 27 RT 01 RW 07 Desa Karang Setia, Kecamatan Karang bahagia, Kabupaten Bekasi. Tersangka lalu menyerahkan diri karena dihantui arwah istrinya tersebut.

Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Candra Sukma Kumara mengatakan, jasad korban ditemukan di dalam kamar dalam kondisi membusuk pada Jumat (26/4) lalu. Polisi mencurigai kalau korban tewas dibunuh.

"Di leher korban terlilit tambah warna oranye," kata Candra, Senin (29/4).

Polisi segera melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku yang telah diidentifikasi. Namun, selang dua hari kemudian atau pada Minggu tersangka menyerahkan diri ke Polsek Serpong, Tangerang Selatan. Tersangka lalu diserahkan ke Mapolres Metro Bekasi.

Tersangka mengaku selama pelarian tak tenang ke pelbagai wilayah di Jawa Tengah. Sebab, terus kepikiran dengan peristiwa yang telah dilakukan kepada istrinya. Karena itu, ia memutuskan menyerahkan diri ke polisi.

"Karena persoalan ekonomi saya melakukan itu, sering dihina lantaran penghasilan saya kecil sebagai buruh serabutan," kata dia.

Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.

5 Tahun Disimpan, Uang Jutaan Rupiah Milik Warga Cirebon Rusak Dimakan Rayap

5 Tahun Disimpan, Uang Jutaan Rupiah Milik Warga Cirebon Rusak Dimakan Rayap

5 Tahun Disimpan, Uang Jutaan Rupiah Milik Warga Cirebon Rusak Dimakan Rayap

Aktivitas penukaran uang pada setiap kegiatan yang digelar Bank Indonesia Cirebon di masyarakat selalu ramai. Terlebih mendekati Ramadan. Namun, tidak semua warga yang menukar uang untuk memecah nilai tukar yang nominal besar menjadi kecil dan banyak. Petugas BI mengaku menemukan warga yang menukar uang dalam kondisi rusak.

"Tidak sempat tanya nama si mbaknya, tapi setahu petugas yang lain katanya orang Ciperna," kata Teller Kasir BI Cirebon Ali Sobri di tengah kegiatan Mini Ekspo UMKM Wirausaha BI (WUBI), Senin (29/4).

Uang kertas yang ditukar warga tersebut dalam kondisi berlubang akibat gigitan rayap. Petugas sempat bertanya penyebab rusaknya uang tersebut.

Wanita yang menolak menyebutkan namanya itu mengaku uang rusak tersebut sengaja disimpan ke dalam celengan plastik. Uang yang terdiri dari beberapa pecahan diikat kemudian dimasukkan ke celengan dan disimpan dalam lemari.

"Sudah sekitar lima tahun nyelengin katanya untuk biaya sekolah adiknya," ujar Ali.

Bertahun-tahun menabung di celengan, tak terasa dikerumuni rayap hingga sebagian besar uang kertas nyaris tak berbentuk. Namun demikian, BI Cirebon tetap menerima permintaan penukaran uang dari warga dalam kondisi apapun.

Penerimaan penukaran uang sejauh memenuhi syarat yakni kondisi kerusakan harus 2/3 atau lebih dari ukuran uang asli. Selain itu uang yang rusak bisa ditukar jika nomor seri dalam uang tersebut masih ada.

"Tadi itu kami bantu tukar Rp 6.880.000 dan estimasi uang rusak yang terkumpul dari di celengan plastik ada 12 juta. Uangnya juga ada minyaknya karena mungkin disiram minyak dulu agar rayap mati," kata dia.

Dia mengatakan, petugas Teller BI Cirebon memutuskan untuk melanjutkan penukaran uang di hari lain. Ali menjelaskan, ragam tingkat kerusakan menjadi kendala penukaran.

Dia mengaku menyiapkan waktu untuk warga yang akan menukar uang rusak pada hari Kamis. Pada kesempatan tersebut, Ali juga mengimbau agar warga tidak sembarangan menyimpan uang.

"Sebaiknya di bank jangan sembarangan apalagi ditaruh ditempat lembab karena rentan seperti itu," kata dia.

PNS Berusia 56 Tahun Cabuli Anak di Bawah Umur dan Rekam Aksinya

PNS Berusia 56 Tahun Cabuli Anak di Bawah Umur dan Rekam Aksinya

PNS Berusia 56 Tahun Cabuli Anak di Bawah Umur dan Rekam Aksinya

HW, seorang pegawai negeri sipil berusia 56 tahun di Pontianak, Kalimantan Barat ditangkap polisi usai ia mencabuli anak di bawah umur berinisial NA (14) beberapa waktu lalu.

"Kejadiannya benar, sudah ditangani oleh Ditreskrimum Polda Kalbar," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Barat, AKBP Donny Charles Go kepada Liputan6.com, Senin, 29 April 2019 malam.

Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, HW (56) kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Donny menyebutkan bahwa aparatur sipil negara itu kini ditahan oleh pihak kepolisian.

"Dia (HW) sudah kami tahan, karena telah terbukti melakukan tindak pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur," dia menjelaskan.

Donny menyebutkan bahwa HW mencabuli NA di Hotel Mini. Saat kejadian, HW bahkan sempat merekam aksinya menggunakan telepon genggam miliknya.

"Kita sudah melakukan pemeriksaan terhadap HW, dan juga melakukan pemeriksaan isi video dalam HP miliknya," jelasnya.

Saat ini, penyidik dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalimantan Barat tengah berupaya untuk melengkapi berkas perkara kasus pencabulan anak di bawah umur tersebu, agar kasusnya bisa segera dilimpahkan ke kejaksaan.

Hanya saja, kata Donny, hingga kini penyidik belum bisa menginterogasi korban lantaran kondisinya yang masih trauma. Selain itu penyidik juga sedang berupaya mengungkap bukti-bukti baru dalam kasus ini.

"Masih didalami karena harus ada kesesuaian dari keterangan korban dan Pelaku. Korban belum diperiksa karena masih trauma," dia mengatakan.

Selain menangkap HW, aparat kepolisian juga turut mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya adalah satu buah telepon genggam, satu helai baju lengan panjang warna biru, satu helai celana panjang levis warna hitam, satu lembar foto copy akta lahir milik korban dan satu rangkap daftar tamu dari hotel tempat pelaku melakukan aksi cabulnya.

"Kita juga memeriksa sejumlah saksi untuk melengkapi alat bukti," Donny menambahkan.

Atas aksi cabul yang telah dilakukan oleh HW, dia disangkakan pasal 81 dan pasal 82 UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan kedua atas UU RI Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.

"Ancaman hukumannya diatas 15 tahun penjara," Donny memungkasi.

Sunday, 28 April 2019

Polisi Sebut HP Pemeran Video Mesum Dalam Mobil di Bali Hilang Dipinjam Teman

Polisi Sebut HP Pemeran Video Mesum Dalam Mobil di Bali Hilang Dipinjam Teman

Polisi Sebut HP Pemeran Video Mesum Dalam Mobil di Bali Hilang Dipinjam Teman

Pemeran video mesum di dalam mobil di Bali ternyata anak di bawah umur. Dalam video yang beredar tersebut, terdengar siaran salah satu channel radio yang ada di Bali ketika sepasang muda-mudi itu berbuat mesum.

"Yang bersangkutan masih di bawah umur," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Hengky Widjaja saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).

Dia menjelaskan sudah memeriksa 17 saksi terkait video tersebut. Saksi itu termasuk kedua pemeran.

"Sudah diperiksa 17 saksi. Semuanya adalah kawan-kawannya. Video tersebar karena handphone yang bersangkutan dipinjam kawannya dan ditemukan video tersebut sehingga menyebar," ujar dia.

Menurut dia, saat ini pihaknya melakukan mediasi dengan orang tua yang bersangkutan dan juga guru di sekolahnya. "Yang bersangkutan dan saksi-saksi masih di bawah umur semua. Dilakukan mediasi dengan orang tua dan guru di sekolah," ujar dia.

Seperti yang diberitakan, masyarakat Bali dibuat heboh dengan adanya video mesum yang dilakukan oleh Anak Baru Gede (ABG) di dalam mobil.

Dalam video yang beredar tersebut, terdengar siaran salah satu channel radio yang ada di Bali ketika sepasang muda-mudi itu berbuat mesum. Tak hanya itu, sang wanita juga mengenakan gelang Tridatu, gelang berwarna merah, putih, dan hitam itu identik dengan aksesori khas Bali.

Lumba-Lumba Terdampar di Pesisir Raja Ampat, Terlihat Sempat Meneteskan Air Mata

Lumba-Lumba Terdampar di Pesisir Raja Ampat, Terlihat Sempat Meneteskan Air Mata


Lumba-Lumba Terdampar di Pesisir Raja Ampat, Terlihat Sempat Meneteskan Air Mata

Masyarakat Kampung Warimak, Distrik Teluk Mayalibit, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat menyelamatkan seekor lumba-lumba terdampar di pantai akibat terlilit jaring. Warga di pesisir Pantai Warimak langsung membuka lilitan jaring di tubuh lumba-lumba tersebut dan melepaskannya kembali ke laut.

Esau (27), warga kampung Warimak lumba-lumba tersebut terdampar dua hari lalu. Saat ditemukan lumba-lumba tersebut sempat mengeluarkan air mata. Warga yang menyaksikan sedih melihatnya.

Dia menambahkan, terdamparnya lumba-lumba di Warimak teluk Mayalibit sudah dua kali terjadi.

"Kami sadar akan konservasi sehingga jika ada lumba-lumba terdampar di pantai masyarakat setempat menolong dan melepaskan kembali ke laut sehingga anak cucu juga bisa melihatnya di masa yang akan datang," katanya, dikutip dari Liputan6.com, Senin (28/4).

Proses penyelamatan lumba-lumba memang selalu menyisakan drama. Ada yang berhasil ada yang gagal, karena sang lumba-lumba keburu mati.

Awal dasarian kedua Desember 2018 lalu, seekor lumba-lumba terdampar di pantai selatan Kebumen, tepatnya di Pantai Bopong, Desa Surorejan Kecamatan Puring, Kebumen.

Saat ditemukan warga, lumba-lumba terdampar itu dalam kondisi luka. Luka itu lah yang diduga menyebabkan mamalia laut ini sakit dan akhirnya terdampar.

Lumba-lumba ditemukan Selasa siang, 11 Desember 2018, sekitar pukul 11.00 WIB. Moncong mulutnya terluka parah sampai nyaris memborok. Di dekat mata lumba-lumba terdampar ini, satu luka lain menganga.

Akan tetapi, lumba-lumba jenis moncong panjang ini enggan berenang. Tubuhnya semakin lemah.

Akhirnya, warga dan relawan pun memutuskan untuk mengevakuasi lumba-lumba ini ke kolam renang milik salah satu warga. Di tempat ini, warga berupaya menyuapi si lumba-lumba nahas ini.

"Kemudian coba dipulihkan, rada lemas, kemudian dikasih pakan, tetapi mungkin karena mulutnya sakit, jadi tidak bisa sempurna untuk makan," ucapnya, menjelaskan upaya warga menyelamatkan lumba-lumba terdampar, Rabu, 12 Desember 2018.

Selain memberi pakan, upaya menyelamatkan hewan berbobot kurang lebih 45 kilogram ini pun dilakukan. Nyaris semalaman, warga dan relawan menunggui hewan ini.

Sayangnya, takdir tak bisa diralat. Lumba-lumba ini tak bisa bertahan. Lumba-lumba nahas ini masih terhitung beruntung. Ia mati dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya sepenuh hati.

Warga bersama relawan dan petugas BKSDA mengubur bangkai lumba-lumba ini di pantai.

Mengaku Belajar Ternyata Bermesraan, 9 Siswa Siswi di Kunci Bapak Kos di Kamar

Mengaku Belajar Ternyata Bermesraan, 9 Siswa Siswi di Kunci Bapak Kos di Kamar

Mengaku Belajar Ternyata Bermesraan, 9 Siswa Siswi di Kunci Bapak Kos di Kamar

Sebanyak 9 pelajar SMA di Kelurahan Ambekaeri, Kabupaten Konawe diamankan polisi usai kedapatan berkumpul dalam satu kamar kos ukuran 3x3,5 meter saat jam sekolah. Lima orang berjenis kelamin laki-laki, sedangkan empat orang lainnya merupakan siswi SMA kelas 2.

Tertangkapnya kesembilan orang siswa ini, karena ulah pemilik kos yang mengunci kamar kos miliknya dari luar. Muharlin (50), penjaga rumah kos kesal karena berkali-kali menasihati para siswa untuk membubarkan diri, namun tak digubris.

Awalnya, warga di sekitar rumah kos resah terkait keberadaan siswa yang diduga berasal dari luar ibu kota kabupaten. Bukannya sering berkumpul mengerjakan tugas sekolah, mereka kerap kedapatan sering bermesraan dalam kamar.

Puncaknya, pemilik kos mendapati para pelajar sedang berada dalam posisi duduk bersila dan saling memangku. Beberapa siswa laki-laki dan perempuan bahkan saling memijit pundak.

"Mereka kunci kamar, itu yang bikin jengkel. Coba kalau kerja tugas, tidak apa-apa biar sampai malam. Tapi ini lain mereka punya kelakuan," ujar pemilik rumah kos, Muharlin.


Dia menjelaskan, tak tahu harus berbuat apa untuk menyuruh siswa pulang. Dia kemudian langsung menghampiri pintu kamar kos. Kemudian, diam-diam mengunci pintu kamar dari luar dengan gerendel.

"Lalu saya telepon polisi supaya mereka datang di jemput. Kasian orangtua mereka, tak tahu pasti ini," ujar Muharlin.

Saat polisi datang, terungkap jika kesembilan remaja itu masih berstatus pelajar kelas 2 SMA. Mereka juga mengakui bolos sekolah saat jam pelajaran sedang berlangsung.

Keaembilannya diantaranya, Al (16), RH (18), E (16), Ir (16), MU (16). Sedangkan pelajar perempuan berjumlah empat orang yakni, DP (15), S (16), D (16), P (16). Saat kedapatan polisi dan warga di dalam ruangan, beberapa siswa berusaha menyembunyikan muka dengan kain.

Saat kamar kos dibuka dari luar oleh polisi dan warga, ternyata kesembilan pelajar ini sudah berpakaian rapi. Tidak seperti saat sebelumnya, beberapa pelajar laki-laki membuka baju seragam dan hanya memakai singlet.

Di dalam kamar kos, juga didapati botol minuman keras pabrikan berharga puluhan ribu rupiah. Diduga, miras sudah dikonsumsi sebelumnya oleh para pelajar.

"Waktu kita dekati mereka, tak ada bau minuman. Mungkin sudah diminum sebelumnya," ujar Asri, warga di sekitar lokasi.

Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Ipda Suhardin menjelaskan kesembilan orang pelajar itu sudah berkumpul sejak pagi di kos-kosan tersebut dan ini saat proses belajar berlangsung. Dia mengungkapkan, tidak ada perbuatan mencurigakan.

"Mungkin karena mereka sudah tahu dikunci dari luar oleh bapak kosnya sambil menunggu kami datang, jadi mereka beres-beres," ujarnya.

Dia mengatakan, pihaknya membawa semua pelajar ke Polres Konawe untuk diberikan pembinaan. Selanjutnya, polisi juga akan berupaya memanggil para orang tua siswa.

"Ini supaya jadi pembelajaran dan efek jera bagi mereka. Supaya tidak bolos dan berbuat macam-macam dalam kamar kos," ujar Ipda Suhardin.

Saat hendak dibawa dengan mobil bak terbuka di Kantor Polisi, sejumlah pelajar kelihatan malu-malu dan tetap menutup wajahnya. Kesembilan orang pelajar ini, ditampung dalam satu bak mobil operasi sebelum menuju ruang SPKT Polres untuk dibuatkan pernyataan tidak mengulangi perbuatan mereka.

Saturday, 27 April 2019

Banjir di Bengkulu, Dua Anak Meninggal Usai Tenggelam di Parit

Banjir di Bengkulu, Dua Anak Meninggal Usai Tenggelam di Parit

Banjir di Bengkulu, Dua Anak Meninggal Usai Tenggelam di Parit

Dua anak dilaporkan meninggal dunia setelah tenggelam di genangan banjir dekat permukiman mereka di Kelurahan Sawah Lebar Baru, Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu, Sabtu (27/4). Dua korban diketahui bernama Andika bin Mus (11) dan Migel (11) bin Sahlin warga RT 23 Kelurahan Sawah Lebar. Kawasan tersebut terendam banjir hingga setinggi satu meter.

"Dua anak meninggal karena tenggelam di genangan air banjir. Korban sempat kita bawa ke rumah sakit namun tidak tertolong lagi," kata Ketua RW 08 M Rusli di Bengkulu seperti dikutip Antara, Sabtu (27/4).

Rusli menerangkan, dua korban bersama tiga temannya yang selamat di sekitar genangan air banjir. Karena keasyikan bermain, dua dari lima anak itu tercebur ke parit besar yang tidak terlihat karena kawasan itu seluruhnya rata dengan air.

Kejadian pukul 08.30 WIB itu diketahui warga dari salah seorang teman korban Lendra (11) yang mengadukan pada warga sekitar jika DI dan MI tenggelam di genangan air.

"Warga tahu setelah anak saya berlari meminta bantuan ke warga terdekat," kata ayah teman korban yang masih keluarga korban, Mawi.

Dia mengatakan, sebelum dinyatakan meninggal, korban dibawa ke rumah sakit Rafflesia Kota Bengkulu. Saat ini, kedua korban sudah dimandikan dan disalatkan di Masjid Riyadus Sholihin di Jalan Sepakat RT 23 Kelurahan Sawah Lebar Baru, karena rumah mereka terendam banjir hingga satu meter.

Banjir yang melanda wilayah Kota Bengkulu dikarenakan meluapnya Sungai Bengkulu yang mengakibatkan sejumlah permukiman terendam terutama di daerah Bentiring, Tanjung Agung, Rawa Makmur dan Tanjung Jaya.

Cegah Peredaran Narkoba di Lapas, 500 Ponsel Napi Medaeng Dimusnahkan

Cegah Peredaran Narkoba di Lapas, 500 Ponsel Napi Medaeng Dimusnahkan

Cegah Peredaran Narkoba di Lapas, 500 Ponsel Napi Medaeng Dimusnahkan

Sebanyak 500 unit ponsel yang disita dari warga penghuni Rumah Tahanan Klas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo, Jawa Timur, dimusnahkan oleh petugas. Pemusnahan itu sebagai upaya memerangi peredaran gelap narkoba yang dikendalikan dari dalam rutan melalui telepon genggam.

"Hal ini untuk menepis tuduhan masyarakat yang mengatakan kalau peredaran narkoba itu banyak dikendalikan dari dalam lapas atau rutan," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwilkumham Jatim, Pargiyono di Puncak peringatan Hari Bhakti Pemasyarakatan (HBP) ke-55 di Rutan Klas I Surabaya, Medaeng Sidoarjo seperti dikutip Antara, Sabtu (27/4).

Dia mengemukakan, pemusnahan telepon genggam hasil razia selama beberapa bulan terakhir. "Ini adalah bentuk komitmen kami perang terhadap narkoba," ujarnya.

Menurutnya, tidak ada satupun petugas yang melakukan pembiaran terkait peredaran narkoba di dalam lapas atau rutan.

"Kami juga melakukan penggeledahan blok hunian dilakukan secara berkala. Setiap minggu minimal dua kali kami lakukan penggeledahan," katanya.

Pihaknya juga memberikan sanksi tegas kepada pegawai yang terkena operasi tangkap tangan mencoba menyelundupkan telepon genggam ke dalam blok.

"Salah satu petugas telah diberikan hukuman disiplin dan ditempatkan di pulau Kangean. Sanksinya tegas, jika tetap ngeyel saja, kami tak segan-segan untuk lakukan pemindahan dan hukuman lainnya," ujarnya.

Dalam peringatan hari bakti itu, Pargiyono menekankan insan pemasyarakatan harus mengubah paradigmanya, yakni UPT Pemasyarakatan harus ditransformasikan sebagai pranata sosial untuk menyiapkan masyarakat yang tangguh, berketerampilan dan memiliki produktifitas tinggi.

"Perubahan paradigma diejawantahkan melalui program Revitalisasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan," katanya.

Program tersebut diharapkan dapat memberikan perlakuan dengan target yang lebih spesifik melalui pola individualisasi perlakuan.

"Revitalisasi juga dibangun untuk membentuk sebuah flow dalam mendistribusikan kepadatan hunian. Mulai dari lapas super maximum, maximum, medium dan minimum security. Berdasarkan pada tingkat resiko sehingga tidak terjadi 'overcrowding' di suatu tempat," katanya.

Situng KPU 45%: Jokowi-Amin 56,38% Prabowo-Sandi 43,63%

Situng KPU 45%: Jokowi-Amin 56,38% Prabowo-Sandi 43,63%

Situng KPU 45%: Jokowi-Amin 56,38% Prabowo-Sandi 43,63%

Data masuk di Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) KPU sudah mencapai 45,48%. Situng yang juga kerap disebut sebagai 'real count KPU' mencatat Jokowi-Ma'ruf Amin masih unggul atas Prabowo-Sandiaga Uno.

Dilihat dari situs pemilu2019.kpu.go.id, Minggu (28/4/2019) pukul 06.30 WIB, Jokowi-Ma'ruf Amin memperoleh 56,38 persen atau 39.178.598 suara. Sementara itu, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperoleh 43,62 persen atau 30.313.637 suara.

Rekapitulasi suara sementara ini berdasarkan penghitungan formulir C1 yang masuk dari 369.969 (45.48706%) dari total 813.350 TPS pada Pemilu 2019.

Sementara itu, progres data situng di berbagai provinsi bervariasi. Misalnya data masuk situng di Aceh sebesar 58,5%, sedangkan di DKI Jakarta mencapai 38,3%. Data masuk situng di Jawa Barat baru 24,2%, sedangkan di Jawa Tengah sudah 52,7% dan di Jawa Timur mencapai 29,9%. 

Dalam situs ini, KPU menjelaskan data yang ditampilkan pada menu Hitung Suara merupakan data berdasarkan angka yang tercantum dalam salinan formulir C1 sebagai hasil penghitungan suara di TPS. Jika terdapat perbedaan antara angka yang tertulis dan angka yang tercantum dalam salinan Formulir C1, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

KPU juga menyatakan data yang ditampilkan bukan merupakan hasil final karena hasil akhir penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 akan ditetapkan secara manual melalui rapat rekapitulasi secara berjenjang di setiap tingkatan. Oleh karena itu, jika terdapat kesalahan dalam pengisian C1, dapat diusulkan perbaikan pada rapat rekapitulasi di tingkat kecamatan.

Rekapitulasi akhir KPU secara nasional rencananya akan keluar pada Rabu (22/5). KPU tetap akan menggunakan perhitungan manual berjenjang untuk memutuskan penetapan hasil Pemilu 2019.

Friday, 26 April 2019

Bertengkar Adu Mulut, Zulkfili Bacok Istri hingga Tewas di Sumatera Utara

Bertengkar Adu Mulut, Zulkfili Bacok Istri hingga Tewas di Sumatera Utara

Bertengkar Adu Mulut, Zulkfili Bacok Istri hingga Tewas di Sumatera Utara

Pertengkaran membuat Zulkifli alias Zul (57) gelap mata. Dia tega menganiaya istrinya Rismawati (42) dengan senjata tajam hingga tewas. Pembunuhan sadis ini terjadi di Pasar 2 Desa Aras Kecamatan Air Putih, Batubara, Sumut, Jumat (26/4) sekitar pukul 03.00 Wib.

"Peristiwa ini terjadi di rumah orang tua korban," kata AKBP R Simatupang, Kapolres Batubara.

Simatupang menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi mata, sebelum pembunuhan terjadi, pasangan suami istri itu bertengkar pada Kamis (25/4) malam. Belum diketahui pasti pemicu pertengkaran.

"Pada Jumat dini harinya, adik ipar korban bernama Suprianto mendengar teriakan korban dari kamar," ucap Simatupang.

Suprianto langsung menuju kamar. Dia melihat Rismawati tergeletak bersimbah darah. Belakangan korban diketahui banyak mengalami luka bacokan di tubuhnya, seperti pada bagian mulut, dagu, pipi kanan, mata kiri, tangan kanan.

Saat Suprianto masuk ke kamar, Zulkifli masih menghunus parang. Dia sempat mengangkat parangnya dan mengarahkan kepada Suprianto. "Pelaku mengancam saksi sambil berkata, 'Awas, jangan bantu'," beber Simatupang.

Suprianto langsung keluar kamar dan menyelamatkan anak, istri dan mertuanya. Di luar rumah, mereka meminta bantuan warga untuk mengamankan pelaku. Namun Zulkifli ternyata sudah kabur menggunakan sepeda motor.

"Anggota kita membekuk pelaku di kawasan Indrapura sekitar pukul 04.00 Wib," jelas Simatupang.

Petugas kemudian memboyong Zulkifli ke Mapolres Batubara. Pria asal Dumai ini masih menjalani pemeriksaan di sana.

Mabuk Berat Sambil Bawa Parang, Hamka Ditembak Polisi

Mabuk Berat Sambil Bawa Parang, Hamka Ditembak Polisi

Mabuk Berat Sambil Bawa Parang, Hamka Ditembak Polisi

Anggota Polsek Mariso, Makassar, Aiptu Nur (55), terpaksa keluarkan tembakan ke arah Hamka (22), warga Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala dan mengenai paha kanan, Kamis petang, (25/4) sekitar pukul 17.30 wita. Ini dilakukan karena yang bersangkutan membawa parang dalam keadaan mabuk berat dan situasinya membahayakan petugas saat coba dilerai agar keributan dengan seorang rekannya tidak berlanjut.

Setelah mendapat perawatan di RS Bhayangkara, Hamka kini sudah kembali ke rumahnya. Sementara Aiptu Nur sendiri masih dalam pemeriksaan oleh seksi propam Polrestabes Makassar.

"Iya ada laporan masuk soal penembakan itu. Terpaksa anggota kami di lapangan ambil tindakan karena warga korban tembak itu dalam keadaan mabuk berat dan bawa sajam berupa parang saat berusaha dilerai oleh anggota karena yang bersangkutan tengah ribut dengan rekannya. Kasusnya masih kami dalami. Kalau ada kekeliruan pada anggota kami, pasti kami tindak," kata Kapolrestabes Makassar, Kombes Polisi Wahyu Dwi Ariwibowo saat ditemui di Mapolrestabes, Jumat, (26/4).

Sementara Kabid Propam Polda Sulsel, Kombes Polisi Hotman Sirait menjelaskan kronologi peristiwa tersebut. Kata dia, awalnya Aiptu Nur bermaksud pulang ke rumahnya di Kecamatan Manggala usai tugas.

Di tengah jalan, Aiptu Nur yang masih berpakaian dinas lengkap mendapati tiga warga yang tengah ribut, dua di antaranya dikenali karena masih tetangganya. Salah satunya adalah Hamka yang bawa sajam. Ketiga warga itu adalah pekerja di Rumah Potong Hewan (TPH).

"Anggota ini menyadari kalau orang-orang yang lagi ribut itu di bawah pengaruh minuman keras, dalam kondisi mabuk berat. Karena kebiasaan para pekerja di RPH itu kalau kerjaan sudah selesai, mereka biasanya mabuk-mabukan dengan ballo (miras tradisional)."

Saat berusaha melerai keributan itu, ada warga yang sempat teriak mengingatkan, awas pak ada parangnya. Daripada konyol, ya anggota kita keluarkan tembakan mengarah ke paha karena diduga korban ini mau melakukan penyerangan," kata Hotman Sirait.

Kabid Propam Polda Sulsel ini mengakui, Aiptu Nur tidak keluarkan tembakan peringatan saat kejadian karena situasinya saat itu sangat berisiko khususnya bagi polisi bersangkutan karena jarak yang sangat dekat dengan Hamka.

"Kita sudah mendatangi korban saat masih di rumah sakit. Juga sudah bertemu keluarganya dan memberikan pemahaman. Mereka anggap tidak ada lagi masalah," pungkas Kombes Polisi Hotman Sirait.

Ratusan Petugas KPPS Meninggal, Bawaslu Soroti Manajemen Pemilu

Ratusan Petugas KPPS Meninggal, Bawaslu Soroti Manajemen Pemilu


Ratusan Petugas KPPS Meninggal, Bawaslu Soroti Manajemen Pemilu

Bawaslu menyoroti manajemen Pemilu 2019 mulai dari persoalan teknis hingga beban pikiran para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Menurut Bawaslu, beban petugas KPPS lebih dari yang pihaknya pikirkan.

"Sebagian kontribusi dari kejadian ini sekarang ini adalah soal teknis, soal manajemen kepemiluan. Betapa beban yang tadinya dipikirkan oleh kita, secara praktik lapangan lebih dari yang kita pikirkan," ujar anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin dalam diskusi bertema 'Silent Killer Pemilu Serentak' di d'Consulate Resto & Lounge, Jl KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (27/4/2019).

Afif mengatakan beban tersebut di antaranya saat ada logistik yang kurang dalam TPS. Menurut Afif hal ini dapat berpengaruh pada beban psikis petugas. 

"Jadi beban-beban misalnya, ada situasi TPS baru dibuka, itu sebenarnya biasa saja tapi kemudian ada logistik yang kurang itukan langsung sepaneng (tegang), stres kan. Nah psikis-psikis seperti ini juga kita mungkin tidak pernah kita pikirkan," kata Afif.

Selain itu, menurut Afif, keterlambatan logistik juga mempengaruhi banyaknya petugas yang meninggal. Afif memyebut banyak logistik Pemilu 2019 yang belum sampai di TPS pada hari pemungutan suara.

"Tapi muaranya memang di antaranya memang soal manajemen distribusi logistik, karena H-1 misalnya masih banyak logistik yang belum lengkap di masing-masing TPS dan lain-lain," tuturnya. 

Dia menyebut kritik ini disampaikan agar Pemilu berikutnya lebih baik. Dia berharap Pemilu bisa berjalan secara efisien. 

"Ruang kritik inilah yang saya kira memang menjadi catatan untuk menjadi penyempurnaan, perbaikan, dan untuk kebaikan pemilu di masa yang akan datang," kata Afif. 

"Pasca kejadian ini saya kira bagaimana kita membuat pemilu dengan sistem efisien, dengan tidak melelahkan ini saya kira usulannya bisa dari siapapun," sambungnya. 

Sebelumnya, KPU menyebut jumlah petugas KPPS yang meninggal dunia terus bertambah menjadi 230 orang. Sementara, ada 1.671 orang yang sakit.

"Bertambah, jumlah anggota wafat sebanyak 230 dan sakit 1.671," ujar komisioner KPU Viryan Aziz kepada wartawan, Jumat (26/4).

Sementara, Bawaslu menyebut personel pengawas pemilu yang meninggal dunia dalam pemilu berjumlah 55 orang. Mereka terdiri atas personel panitia pengawas (panwas) tingkat TPS hingga panwas tingkat kecamatan (panwascam).

"Sampai hari ini sudah 55 orang, ini juga hal lain yang sebenarnya kami sedih," ujar anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin di kantorKPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Jumat (26/4).

Wednesday, 24 April 2019

Polisi Tangkap Kakak Beradik Pemilik 5 Karung Sabu Dalam Kontainer Berisi Arang

Polisi Tangkap Kakak Beradik Pemilik 5 Karung Sabu Dalam Kontainer Berisi Arang

Polisi Tangkap Kakak Beradik Pemilik 5 Karung Sabu Dalam Kontainer Berisi Arang

Polisi menangkap pemilik 5 karung sabu diseludupkan lewat kontainer berisi arang melalui di Tol Bakahueni Lampung. Penangkapan tersebut berdasarkan pemeriksaan sopir kontainer berinisial J dan kernet berinisial A.

"Pemilik sabu ini ada dua orang mereka itu kakak beradik yang kami tangkap di Bandara Pekanbaru, Riau," kata Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Erick Frendriz saat dikonfirmasi, Kamis (25/4).

Polisi memperkirakan 5 karung sabu itu berbobot 100 kilogram lebih. Polisi akan memberikan keterangan resmi terkait pengungkapan kasus ini dengan menggelar konferensi pers.

"Dari hasil tangkapan awal kita kemarin sebanyak 5 karung sabu kami amankan, jika kita perinci ada sekitar 100 kilogram lebih," pungkas Erick.

Sebelumnya, anggota Reskrim Narkoba Polres Metro Jakarta Barat menggagalkan penyelundupan sabu di Tol Bakahueni Lampung, Senin (15/4) lalu. Polisi menyita 5 karung sabu dari kontainer berisi ratusan karung arang.

"Dari pengakuan awal pengemudi, barang yang dibawa berasal dari Pekanbaru Riau dan akan dikirim ke Balaraja Tangerang, Banten," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi di Jakarta, Rabu (24/4).

Sementara itu di tempat yang sama, Kasatres Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Erick Frendriz mengatakan, penangkapan tersebut berdasarkan informasi dari masyarakat adanya pengiriman narkotika yang disamarkan dengan ratusan karung arang. Alhasil, polisi amankan barang bukti dan juga dua orang pelaku.

"Dibawah Pimpinan Kanit 1 resnarkoba AKP Arif Purnama Oktora berhasil kita amankan di Tol Bakahueni Lampung. Saat dilakukan pemeriksaan ternyata ada 5 karung di dalam sebuah truk kontainer yang diduga berisikan narkotika jenis sabu, dari penangkapan tersebut kami juga mengamankan 2 orang," kata Erick

Video Mesum ABG di Dalam Mobil Bikin Resah Warga Bali

Video Mesum ABG di Dalam Mobil Bikin Resah Warga Bali

Video Mesum ABG di Dalam Mobil Bikin Resah Warga Bali

Beberapa hari ini Bali dihebohkan dengan beredarnya sebuah video mesum yang diperankan sepasang anak muda yang diduga berlokasi di wilayah Bali. Dalam video berdurasi 4.59 menit itu, seorang wanita muda bersama seorang pria melakukan adegan mesum di dalam sebuah mobil.

Dugaan kuat itu dilakukan di Bali karena terdengar siaran salah satu channel radio yang ada di Bali ketika sepasang muda-mudi itu berbuat mesum. Tak hanya itu, sang wanita juga mengenakan gelang Tridatu (gelang suci umat Hindu Bali).

Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Henky Widjaja, saat dikonfirmasi tentang video mesum yang meresahkan warga itu mengaku masih mendalami kasusnya karena belum mengetahui video tersebut.

"Kami masih belum melihat video tersebut. Kami masih mendalami kasus video tersebut," kata Henky kepada Liputan6.com di Denpasar, Rabu (24/4).

Menurut Henky, pihaknya masih mendalami kasus video tersebut. Polisi masih mendalami lokasi pembuatan video itu. "Kami masih mendalami kasusnya. Nanti akan kami sampaikan," ucap Henky.

Saat ini, video tersebut sudah tersebar di kalangan masyarakat. Banyak yang menyayangkan begitu cepatnya video itu tersebar.

Dewa, salah seorang warga yang mendapat kiriman video tersebut, menyayangkan perilaku tersebut. Namun, dia juga tidak sepakat video mesum itu menjadi bahan pergunjingan di masyarakat.

"Tidak elok disebar-sebar videonya (video mesum). Kalau dapat langsung hapus saja. Kasihan dia (pemeran video) dan keluarganya," kata Dewa.

Pengacara Akui Foto Bugil Tersebar di Medsos Adalah Vanessa Angel

Pengacara Akui Foto Bugil Tersebar di Medsos Adalah Vanessa Angel

Pengacara Akui Foto Bugil Tersebar di Medsos Adalah Vanessa Angel

Pengacara artis Vanessa Angel yakin tidak ada konten asusila kliennya yang tersebar dalam perkara prostitusi online ini. Namun, ia justru mengakui ada foto tanpa busana Vanessa yang sudah tersebar di masyarakat.

Heru Andeska, kuasa hukum Vanessa Angel tetap yakin jika dakwaan penyebaran konten asusila yang dituduhkan pada kliennya tidak terpenuhi unsur pidananya. Sebab, ia yakin tidak ada foto atau gambar-gambar Vanessa yang disebarluaskan dalam perkara ini.

"Di dalam pemberkasan itu kan belum ada yang kita temukan konten asusila apa dalam perkara ini. Tidak ada foto asusila," ujarnya, Rabu (24/4).

Namun, saat dikonfirmasi soal foto tanpa busana Vanessa, Heru tidak menampiknya jika itu memang ada. Namun, foto tanpa busana Vanessa tersebut, diakuinya tidak masuk dalam perkara yang terjadi di Jawa Timur ini.

"Memang ada foto yang beredar di masyarakat itu foto tanpa busana. Tapi dalam proses perkara di Jawa Timur itu, foto itu sama sekali tidak dipermasalahkan," katanya.

Ia menyatakan, foto tanpa busana Vanessa Angel yang telah tersebar di masyarakat itu, diakui sudah dilaporkannya ke Mabes Polri. Sebab, dalam kasus tersebarnya foto tanpa busana Vanessa itu, bukan kliennya yang menyebarkan.

"Foto itu sudah kita laporkan ke Mabes Polri. Karena kita merasa bahwa bukan kita yang menyebarkan," tegasnya.

Sebelumnya, dalam kasus ini Vanessa Angel, didakwa telah mentransmisikan dan mendistribusikan konten asusila pada muncikari prostitusi online Endang Suhartini alias Siska.

Vanessa Angel pun dijerat dengan Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 Jo. Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Vanessa Angel Minta Dicarikan 'Pelanggan' ke Muncikari Gara-Gara Sepi Job

Vanessa Angel Minta Dicarikan 'Pelanggan' ke Muncikari Gara-Gara Sepi Job

Vanessa Angel Minta Dicarikan 'Pelanggan' ke Muncikari Gara-Gara Sepi Job

Artis Vanesza Adzania alias Vanessa Angelia Adzan alias Vanessa Angel didakwa telah melakukan penyebaran konten asusila. Dalam kasus ini, Vanessa melalui muncikari dianggap telah menunjukkan sisi sensualitas wanita lewat foto-foto.

Hal ini terungkap dalam sidang perdana Vanessa Angel, dengan agenda dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) R.A Dhini Ardhani.

Dalam dakwaan yang dibacakan jaksa disebutkan, kasus ini bermula saat terdakwa yang bekerja sebagai artis sedang mengalami sepi Job. Atas dasar tersebut maka pada 12 November 2018, terdakwa menghubungi saksi (muncikari) Endang Suhartini alias Siska, dengan tujuan minta job alias pekerjaan.

"Melalui chatting WhatsApp (WA) terdakwa minta pekerjaan melayani tamu untuk berhubungan seks pada saksi (muncikari) Endang Suhartini," ujarnya saat membacakan dakwaan dalam sidang terbuka untuk umum di Pengadilan Negeri Surabaya, Rabu (24/4).

Terkait dengan permintaan itu, Siska lantas memberitahu saksi (muncikari) Fitriandi alias Vitly Jen, bahwa terdakwa terdakwa bisa untuk diajak berhubungan seks atau booking out (BO), apabila ada yang berminat.

Gayung bersambut, pada 23 Desember 2018 saksi (muncikari) Tentri Novanta, diperkenalkan oleh Deni (buron) pada seseorang bernama Dhany (buron). Dhany pun menyampaikan, bahwa ada bos di Surabaya mencari artis yang bisa diajak melakukan hubungan seks.

"Selanjutnya saksi Tentri menghubungi saksi (muncikari) Intan Permata Sari Winindya Chasanovri alias Winindya alias Nindy. Oleh Nindy, dikirimlah foto-foto artis yang dapat di ajak kencan seks pada Dhany dimana sebagian besar foto-foto tersebut berbusana bikini yang menunjukkan sensualitas wania," tegasnya.

Setelah mengetahui foto-foto tersebut, dipesanlah terdakwa dan model Avriella Shaqila dengan harga Rp 75 juta, ditambah biaya akomodasi sebesar Rp 5 juta.

Dalam chattingan antara Vanessa dengan Siska juga terungkap, jika ia sempat minta pada Siska untuk menaikkan harga. Setelah disepakati, uang pun lantas ditransfer dengan kondisi sudah terpotong fee jasa muncikari.

"Setelah dipotong komisi, sehingga yang diterima oleh terdakwa sebesar Rp 35 juta. Selain itu dikirimkan pula tiket pesawat sesuai dengan permintaan terdakwa," tambahnya.

Selanjutnya, terdakwa menuju Surabaya pada 5 Januari 2019, bersama dengan Siska. Sesampainya di Surabaya terdakwa dan Siska langsung menuju ke Hotel Vasa Jl HR Muhammad, Surabaya.

Di hotel tersebut, Vanessa lantas bertemu dengan Rian Subroto, yang ternyata sudah menunggu di dalam kamar. Saat itu lah, kedua insan berlainan jenis tersebut, digerebek dan ditangkap oleh polisi.

Atas kasus ini, Vanessa pun dijerat dengan Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 Jo. Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Jadi Tersangka KPK, Dirut PLN Sofyan Basir Sedang di Prancis

Jadi Tersangka KPK, Dirut PLN Sofyan Basir Sedang di Prancis

Jadi Tersangka KPK, Dirut PLN Sofyan Basir Sedang di Prancis

Ternyata Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir tidak sedang berada di dalam negeri pada saat diumumkan KPK sebagai tersangka. Sofyan diketahui sedang berada di Prancis.

"Iya, sepertinya begitu, di Prancis," ujar pengacara Sofyan, Soesilo Ariwibowo, menjawab pertanyaan detikcom mengenai apakah Sofyan sedang berada di luar negeri, Rabu (24/4/2019).


Soesilo menyebut Sofyan sudah sekitar seminggu yang lalu berada di Benua Eropa itu. Sofyan disebut tengah mengurusi urusan pekerjaan, tetapi tidak disebut detailnya.

"Sudah seminggu yang lalu (berada di Prancis) untuk urusan pekerjaan," ucap Soesilo, sekaligus menambahkan bila sejauh ini belum berkomunikasi dengan Sofyan terkait kasus di KPK itu.

Sedangkan di KPK hari ini penyidik memanggil saksi atas nama Tahta Maharaya untuk Sofyan. Pemanggilan saksi itu dilakukan sehari setelah Sofyan diumumkan sebagai tersangka.

Tahta diketahui merupakan mantan tenaga ahli DPR yang juga staf eks Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih. Tahta sebelumnya juga pernah bersaksi untuk tersangka lain yang telah diproses lebih dulu dalam kasus ini, yaitu Eni dan Idrus Marham. Saat menjadi saksi di persidangan Idrus, Tahta sempat mengaku menerima USD 18 ribu dari Idrus untuk Eni.

Sebelumnya, pada Selasa (23/4) kemarin, Sofyan ditetapkan KPK sebagai tersangka karena diduga membantu Eni Saragih mendapatkan suap dari pengusaha Johanes Budisutrisno Kotjo. KPK menduga Sofyan dijanjikan jatah yang sama dengan Eni dan Idrus yang lebih dulu diproses dalam kasus ini.

KPK menduga Sofyan berperan aktif memerintahkan jajarannya agar kesepakatan dengan Kotjo terkait proyek PLTU Riau-1 segera direalisasi. KPK menyebut ada berbagai pertemuan di hotel, restoran, kantor PLN, dan rumah Sofyan terkait pembahasan proyek ini.

Berikut ini berbagai peran yang diduga dilakukan Sofyan terkait kasus ini:

1. Sofyan menunjuk perusahaan Kotjo untuk mengerjakan proyek PLTU Riau-1
2. Sofyan menyuruh salah satu direktur di PT PLN untuk berhubungan dengan Eni Saragih dan Kotjo
3. Sofyan menyuruh salah satu direktur di PT PLN untuk memonitor karena ada keluhan dari Kotjo tentang lamanya penentuan proyek PLTU Riau 1
4. Sofyan membahas bentuk dan lama kontrak antara CHEC (Huandian) dan perusahaan-perusahaan konsorsium.

Polisi Bentuk Tim Khusus Buru Pembunuh Anggota FBR Tewas di Tanjung Duren

Polisi Bentuk Tim Khusus Buru Pembunuh Anggota FBR Tewas di Tanjung Duren

Polisi Bentuk Tim Khusus Buru Pembunuh Anggota FBR Tewas di Tanjung Duren

Pihak kepolisian masih mendalami kasus pembunuhan anggota Front Betawi Rempug (FBR), bernama Mohammad Usen, di depan Diskotik Wedea, Tanjung Duren, Jakarta Barat pada Selasa (23/4) dini hari. Guna mengungkap itu, kepolisian membentuk tim khusus dari Polsek Tanjung Duren dan Mapolres Jakarta Barat.

"Saat ini kami bersama Polsek Tanjung Duren sudah membentuk tim khusus untuk memburu pelakunya," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Eddy Suranta Sitepu di Jakarta, Rabu (24/4).

Korban tewas dibacok bagian kepala oleh orang tak dikenal.

"Untuk korban jiwa ada satu, dan korban luka ada beberapa nanti kita periksa lagi. (Penyebabnya diduga) ketersinggungan saja antara kedua kelompok salah paham," katanya.

Lebih lanjut ia mengklaim, telah mengidentifikasi pelaku usai melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian.

"Saat ini kami sudah mengidentifikasi pelakunya dan sedang dalam pengejaran," pungkasnya.

Sebelumnya, seorang anggota organisasi masyarakat Front Betawi Rempug (FBR), Mohammad Usen, tewas dengan luka di kepala. Korban tewas diduga dibacok sekelompok orang tidak dikenal saat tengah berjaga di Posko FBR, Jalan Daan Mogot 1, Tanjung Duren,Jakarta Barat, Selasa (23/4).

Ketua Umum FBR, Lutfi Hakim mengatakan, anggotanya menjadi korban pembacokan salah sasaran. Dia menjelaskan, Mohammad Usen bersama satu orang anggota FBR lain tengah nongkrong di Pos FBR di kawasan itu.

Dia menjelaskan, sekira pukul 01.30 WIB ada keributan kecil antara pengunjung di Diskotik Medika, yang tak jauh dari Posko FBR. Kemudian, orang yang ribut lari keluar lalu dikejar dengan lawannya yang membabi buta.

"Siapa saja yang di hadapannya di serang. Anggota FBR lagi di pos karena lagi program jaga kampung untuk Pemilu aman damai ikut menjadi korban," kata Lutfi ketika dihubungi Liputan6.com, Rabu (24/4).

Monday, 22 April 2019

Cegah Angka Meninggal Bertambah, IDI Kaltim Cek Kesehatan 3.000 Petugas KPPS

Cegah Angka Meninggal Bertambah, IDI Kaltim Cek Kesehatan 3.000 Petugas KPPS

Cegah Angka Meninggal Bertambah, IDI Kaltim Cek Kesehatan 3.000 Petugas KPPS

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Timur akan memberikan pemeriksaan kesehatan gratis pada 3.000 petugas penyelenggara Pemilu, di 10 kabupaten dan kota. Pemeriksaan dilakukan mulai Selasa (23/4) besok dengan harapan semua petugas juga memperhatikan kesehatan.

"Inisiatif kami ini, berawal dari maraknya berita soal beban kerja petugas penyelenggara Pemilu, yang melaksanakan penghitungan suara," kata Ketua IDI Kalimantan Timur Dr Nathaniel Tandirogang, ditemui merdeka.com di sela pertemuan bersama KPU Kaltim di Samarinda, Senin (22/4).

Nataniel menerangkan, IDI telah mendapat kabar tidak sedikit petugas penyelenggara Pemilu bersama dengan petugas kepolisian, yang jatuh sakit hingga meninggal dunia akibat kelelahan.

"Ini kami sayangkan. Kami temui KPU Kaltim hari ini, paling tidak mendapatkan akses untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sederhana kepada petugas yang bertugas," ujarnya.

"Mungkin terlambat, tapi lebih baik daripada tidak sama sekali. Ini bagian dari respons sosial IDI. Rencananya mulai Selasa (23/4) pagi besok, IDI di 10 kabupaten dan kota bergerak ke kecamatan untuk melaksanakan pemeriksaan itu," tambahnya.

Pemeriksaan kesehatan gratis yang dilakukan IDI seperti pemeriksaan tensi, denyut nadi, hingga pernapasan. "Hipertensi tidak boleh kelelahan. Atau sakit kronis, bisa sebabkan kambuh karena kelelahan. Itu harus dipantau, dan kami akan rekomendasikan kalau ada petugas yang perlu penanganan kesehatan lebih lanjut," ungkap Nataniel.

Di kesempatan yang sama, Ketua KPU Kalimantan Timur Rudiansyah, mengatakan nantinya tidak hanya petugas PPS dan PPK yang akan dicek kesehatannya. Termasuk petugas keamanan yang menjaga di PPK.

"Ini penting bagi kami, untuk deteksi dini bagi teman-teman yang bertugas di tahapan penghitungan suara sekarang ini," kata Rudiansyah.

Diestimasi, ada 2-3 dokter di tiap kecamatan di 10 kabupaten dan kota, yang berjumlah 103 kecamatan. Dengan begitu, bakal ada sekitar 3.000 orang petugas PPS, PPK dan petugas keamanan, yang bakal menjalani pemeriksaan kesehatan itu.

"Ini bagian dari kepedulian IDI ikut mensukseskan tahapan Pemilu. Dari kami, KPU Kaltim akan memberikan mandat bagi 10 KPU kabupaten dan kota, bahwa tugas IDI Kaltim ini adalah tugas resmi yang disetujui KPU Kaltim," demikian Rudiansyah.

Ditantang Berkelahi, Bapak dan Anak Bunuh Petani di Musi Rawas Utara

Ditantang Berkelahi, Bapak dan Anak Bunuh Petani di Musi Rawas Utara

Ditantang Berkelahi, Bapak dan Anak Bunuh Petani di Musi Rawas Utara

Kesal ditantang berkelahi, membuat Jahiron (45) dan Torik (20), emosi hingga membunuh seorang petani, Maar (19). Bapak dan anak itu pun akhirnya menyerahkan diri ke polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Peristiwa berdarah itu bermula saat pelaku Torik bertandang ke kampung korban di Desa Mandi Angin, Kecamatan Rawas Ilir, Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan, Sabtu (20/4). Tanpa diketahui alasannya, korban menantang pelaku berkelahi tetapi pelaku tidak mau.

Korban pun ngotot mengajak berkelahi sehingga pelaku Torik pulang ke rumahnya untuk memberitahu orang tuanya di Desa Biaro Baru, Kecamatan Karang Dapo, Muratara. Tak terima anaknya ditantang, pelaku Jahiron menemui ayah korban untuk meminta menyelesaikan masalah.

Bukannya memberikan penjelasan, ayah korban justru mempersilakan pelaku membunuh anaknya lantaran sudah tak sanggup lagi mengurusnya. Saat beranjak pulang, kedua pelaku bertemu dengan korban di ujung desa.

Di sanalah, pelaku Torik menusuk punggung korban. Ketika korban terjatuh karena dipukul pelaku Jahiron dengan tangan kosong, pelaku Torik justru kembali menghujani tubuh korban dengan pisau.

Petani itu sempat melarikan diri dan meminta perlindungan warga. Namun nyawanya tak bisa diselamatkan dalam perjalanan menuju puskesmas.

Kapolres Musi Rawas AKBP Suhendro mengungkapkan, motif pembunuhan tersebut hanya karena kedua tersangka tak terima ditantang korban berkelahi. Keinginan membunuh ditambah dengan ucapan orang tua korban yang kesal dengan ulahnya.

"Saat bertemu, korban sudah minta maaf, tapi dia terlihat ingin mengambil pisau. Di saat itulah, kedua tersangka membunuhnya," ungkap Suhendro, Selasa (23/4).

Usai kejadian, kedua tersangka menyerahkan diri ke polisi. Mereka dikenakan Pasal 338 KUHP juncto Pasal 170 KUHP dengan ancaman pidana 15 tahun penjara.

"Bapak dan anak itu mengakui perbuatannya dan menyesal. Tapi proses hukum tetap berlanjut," pungkasnya.

Pria Ini Tinggalkan Karier dan Hartanya Demi Jadi Gelandangan


Pria Ini Tinggalkan Karier dan Hartanya Demi Jadi Gelandangan

Ilustrasi pria. Foto: Dok. iStock

Cara setiap orang meraih kebahagiaan dalam hidup memang berbeda-beda. Bagi pria ini dia memilih jadi gelandangan dan meninggalkan karier serta hartanya.

Adalah Simon Lee, pria 57 tahun yang kini hidup jadi gelandangan di jalanan Hong Kong selama tujuh tahun terakhir. Namun Lee berbeda dari gelandangan kebanyakan yang hidup menggelandang karena tak ada pilihan. Dia justru memilih menjadi tuna wisma.

Dalam wawancara dengan South China Morning Post, Lee mengungkapkan bagaimana dia rela meninggalkan semua hartanya dan kenyamanan bekerja kantoran untuk menjalani hidup tanpa karier dan bebas stres. Pria ini memiliki karier yang tetap dan menjanjikan sebelum akhirnya memutuskan berhenti pada 1997.

Setelah keluar dari pekerjaannya, Lee pergi ke Macau. Awalnya dia bekerja menjadi guru les anak-anak untuk mata pencahariaan. Namun pada 2004 dia memutuskan berhenti dan pindah dari Macau ke Zhuhai. Setelah dua tahun di Zhuhai, dia kembali lagi ke Macau. Pada saat itu kawasan tersebut mulai banyak didatangi penjudi. Dan para penjudi itu kerap dengan senang hati memberikan uangnya saat mereka menang berjudi. Hal itu yang membuat Lee kemudian memutuskan tinggal di jalanan Macau, berpindah dari satu casino ke casino lainnya.

Hidup Lee sebagai gelandangan di Macau harus berakhir pada 2010. Saat itu pemerintah setempat yang mendeportasi dirinya kembali ke negara asalnya, Hong Kong. Dan setelah tinggal di kota tersebut, Lee melanjutkan hidupnya sebagai gelandangan.

Kehidupan yang bagi sebagian besar orang tidaklah menyenangkan itu ternyata dijalani Lee dengan bahagia. "Bagiku ini sebuah kebebasan. Aku tidak perlu membayar sewa. Aku tidak perlu membeli rumah. Aku bisa tidur di mana saja. Tidur di jalanan mengatasi banyak masalahku," katanya.

"Aku juga tidak perlu banyak hal untuk hidup sehari-hari. Aku tidak menggunakan uang, jadi aku tidak perlu mencari uang. Aku tidak mengejar popularitas ataupun harta benda," tambahnya.

Dalam kesehariannya, Lee tidak merasa perlu membeli pakaian karena mendapatkan sumbangan dari para pekerja sosial. Dia juga bisa mendapatkan baju dari jalanan yang sudah dibuang orang. Untuk urusan makan, dia mendapatkannya dari makanan sisa pengunjung McDonalds atau dari kuil-kuil setempat. Dan saat mengantuk, dia akan tidur di jalan atau di taman. 

Lee mengaku dia selalu bisa menemukan barang yang masih berguna tapi sudah dibuang oleh pemiliknya. "Hong Kong memiliki banyak sekali orang kaya dan banyak sampah yang mereka buang. Selalu ada benda yang bisa aku gunakan yang sudah tidak dipakai orang lain," ujarnya.

Yang menarik dari Lee, dia kerap menghabiskan waktu sebagai gelandangan dengan menulis blog atau blogging. Setiap hari dia pergi ke perpusatakaan pusat di Causeway Bay, Hong Kong, di mana dia bisa mendapatkan akses internet gratis. Melalui blognya, dia menuliskan pengalamannya hidup sebagai gelandangan. Blognya saat ini memiliki 6 ribu pengikut.

Sunday, 21 April 2019

Manipulasi Debit, Karyawan Alfamart di Bekasi Tilap Uang Penjualan Rp 177 Juta

Manipulasi Debit, Karyawan Alfamart di Bekasi Tilap Uang Penjualan Rp 177 Juta

Manipulasi Debit, Karyawan Alfamart di Bekasi Tilap Uang Penjualan Rp 177 Juta

Polres Metro Bekasi Kota meringkus seorang kasir Alfamart di Jalan Sultan Agung, Kecamatan Medansatria, Kota Bekasi. Arlyandi Indra Pratama, pemuda 22 tahun itu diduga memanipulasi transaksi debit penjualan ke rekening pribadinya senilai Rp 177 juta.

Kasubag Humas Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing Andari mengatakan, kasus itu terungkap setelah polisi menyelidiki laporan PT. Sumber Alfaria Trijaya, pemilik gerai Alfamart tempat tersangka bekerja.

"Setelah dilakukan penyelidikan, terungkap aliran uang ke rekening pribadi tersangka," kata Erna di Bekasi, Minggu (21/4).

Menurut Erna, tersangka memanipulasi data transaksi debit fiktif BCA. Link dari komputer kasir disambungkan ke akun pribadi sejumlah e-commerce miliknya seperti JDID, Over, Bukalapak, Donewalet.

"Uang transaksi dimasukan ke saldo tersangka sehingga saldo tersangka selalu penuh," kata dia.

Saldo itu lalu dicairkan dalam bentuk uang untuk kepentingan pribadi mulai dari berfoya-foya, membeli kaus, mesin cuci, dan lainnya. Hasil audit, perusahaan kehilangan uang transaksi penjualan senilai Rp 177.876.800.

Dalam perkara itu, tersangka dijerat dengan pasal 374 KUHP tentang tindak pidana penggelapan dalam jabatan. Barang bukti disita sejumlah dokumen transaksi, perangkat komputer, hasil penjualan, kaus, hingga mesin cuci.

"Tersangka sudah ditahan oleh penyidik untuk memudahkan melengkapi berkas perkara sebelum diserahkan ke Kajaksaan," kata Erna.

Lucinta Luna Temui Deddy Corbuzier sampai Nangis dan Nyaris Bugil


Lucinta Luna Temui Deddy Corbuzier sampai Nangis dan Nyaris Bugil


Lucinta Luna Temui Deddy Corbuzier sampai Nangis dan Nyaris Bugil

Setelah meluapkan amarahnya ke Deddy Corbuzier, Lucinta Luna akhirnya benar-benar mendatangi pria berkepala plontos itu. Di pertemuan itu, Lucinta Luna dan Deddy pun terlibat cekcok.

Lucinta yang memakai two piece berwarna hitam dengan memakai cardigan berwarna orange. Lucinta Luna pun merekam pertemuannya dengan Deddy Corbuzier lewat live Instagram yang akhirnya kini banyak dimuat di akun gosip.

Deddy sempat menjelaskan bahwa ia tidak pernah menyebut nama Lucinta Luna dalam konten YouTubenya. Tapi, Deddy menyebut nama Lucinta Luna adalah ketika ia diundang ke acara YouTube 'Nebeng Boy' milik Boy William.

Lucinta terlihat marah sambil menahan tangis berbicara dengan Deddy yang duduk di hadapannya. Lucinta merasa Deddy sudah merusak hidupnya karena menyebutnya laki-laki.

"Lo tuh udah menghancurkan hidup gue ya. Lo katain gue, lo permaluin gue," ujar Lucinta sambil menangis.

"Terus selama tiga kali kenapa lo bilang gue cowok? Kenapa? Maksudnya apa?" cecar Lucinta pada Deddy.

"Ya lo marah-marahnya kayak cowok, gue bilang lo marah-marah kayak cowok," ungkap Deddy memberi pembelaan.

Lucinta Luna pun terus mencecar dan mengatakan kalau dirinya juga tidak akan mau datang ke talkshow yang dipandu oleh Deddy Corbuzier. Mendengar Lucinta yang terus meracau, Deddy bangun dan menendang kursi.

"Hey gue udah punya otak makannya datang ke sini," ucap Lucinta.

"Datang ke sini kan? Yaudah udah dateng ke sini kan? Sekarang lo keluar, keluar ini tempat gue, ini punya gue. yang bisa lapor polisi gue bukan lo!" tegas Deddy sambil menunjuk wajah Lucinta.

"Yang punya salah lo!" balas Lucinta.

"Gue nggak punya salah sama lo. Lo ngaku cowok...," kesal Deddy. Kemudian dibalas lagi dengan Lucinta sambil membuka cardigannya, "Hei gue perempuan."

Melihat Lucinta Luna yang kini hanya memakai pakaian two piece, Deddy Corbuzier berusaha menutup bagian tubuh Lucinta. Deddy memaksa Lucinta untuk memakai lagi cardigan-nya.

Sampai akhirnya, Lucinta yang hampir nekat ingin memperlihatkan bagian intim tubuhnya di depan Deddy menangis. Deddy pun langsung berusaha menangkan Lucinta sambil memeluknya.

"Gue salah, gue salah, okey. Gue nggak maksud nyindir lo, gue nggak maksud...." ucap Deddy dengan suara pelan. 

"Kasih gue waktu, kasih gue waktu," ucap Lucinta melepaskan diri dari rangkulan Deddy.

Speed Boat Berpenumpang 5 Orang Rute Raja Ampat-SBB Maluku Hilang 11 Hari

Speed Boat Berpenumpang 5 Orang Rute Raja Ampat-SBB Maluku Hilang 11 Hari

Speed Boat Berpenumpang 5 Orang Rute Raja Ampat-SBB Maluku Hilang 11 Hari

Kapal cepat (speed boat) berpenumpang lima orang yang dilaporkan hilang kontak sejak 11 hari lalu. Kepala Kantor Basarnas Ambon Muslimin mengakui, untuk sementara waktu belum bisa mengerahkan tim SAR guna mencari kapal tersebut.

"Informasinya baru kami terima dari grup BMKG malam ini, tetapi belum bisa mengerahkan regu penyelamat guna melakukan pencarian sebab ketidakjelasan titik koordinat dan kejadiannya sudah 11 hari," kata Muslimin di Ambon, Senin (22/4).

Kapal cepat berpenumpang lima orang ini dilaporkan berangkat dari Pulau Misol, Raja Ampat (Papua Barat) menuju Dusun Patinia, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku sejak tanggal 11 April 2019.

Ada pun identitas para penumpang kapal cepat masing-masing Darmin Tamalene, Arwan Tuhuteru, Rudin Hitamal, dan Rujilang Sombalatu yang berdomisili di Dusun Patinia, serta Anton Tamalene yang merupakan warga Desa Buano Utara (Pulau Seram), Kabupaten SBB.

"Lima orang ini dilaporkan keluar dari Pulau Misol sekitar pukul 05.00 WIT tujuan Dusun Patinia (Pulau Seram) Kabupaten SBB dengan perkiraan tiba sekitar pukul 17.00 WIT," lanjut Muslimin.

Namun hingga 11 hari berlalu, speed boat bersama lima orang penupang tersebut tidak pernah tiba di tempat tujuannya dan sesuai laporan group BMKG, mereka diduga hilang kontak di sekitar perairan Pulau Misol.

Sementara informasi yang diterima Kantor Basarnas Ambon dari group BMKG pada Minggu, (21/4) pukul 17.38 WIT.

Untuk sementara waktu, Kantor Basarnas Ambon hanya baru bisa melakukan berkoordinasi dengan instansi terkait maupun kepada setiap kapal yang melintas di sekitar perairan laut Banda maupun Pulau Misol (Papua Barat). 

Saturday, 20 April 2019

Kesal Disindir, Jemaah Masjid Kembalikan Karpet Sumbangan Caleg NasDem Malut

Kesal Disindir, Jemaah Masjid Kembalikan Karpet Sumbangan Caleg NasDem Malut

Kesal Disindir, Jemaah Masjid Kembalikan Karpet Sumbangan Caleg NasDem Malut

Badan Pengawas Pemliihan Umum (Bawaslu) Maluku Utara (Malut), akan mengusut dugaan transaksi politik uang legislator Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Ahmad Hatari yang membagikan karpet di masjid Nurul Bahar Tomalou, Kota Tidore Kepulauan (Tikep).

"Kami telah mengantongi bukti berupa sambutan Ahmad Hatari usai shalat Jumat di masjid Nurul Bahar berdurasi 4.30 menit itu diduga ada janji transaksi politik uang dengan menyediakan karpet masjid guna meraup suara di pemilu legislatif 2019," kata Ketua Bawaslu Malut, Muksin Amrin kepada Antara, Sabtu (20/4).

Dia menyatakan, terjadinya insiden jemaah masjid di Tomalou itu karena pernyataan Ahmad Hatari yang mengaku kecewa karena telah menyediakan karpet untuk masjid, tetapi tidak mendapatkan suara di pemilu DPR-RI sesuai harapannya.

Padahal dia merasa selama ini memberikan bantuan di kelurahan tersebut yang berdampingan kelurahan Gurabati, sebagai tempat tinggal Ahmad Hatari.

Selain itu, pernyataan untuk tidak menyalurkan kembali bantuan karpet di lantai dua masjid itu karena suara yang diharapkan 100 persen dari DPT yang 2.000 lebih pemilih di kelurahan itu tidak terealisasi merupakan indikasi politik uang dan akan diproses.

Oleh karena itu, sikap anggota Komisi XI DPR-RI itu telah bertentangan dengan ketentuan yang berlaku, sehingga Bawaslu telah membentuk tim investigasi untuk menelusuri kasus tersebut dengan mengumpulkan bukti dan saksi, sehingga kalau terbukti melakukan praktek politik uang, bersangkutan bisa digugurkan sebagai peserta pemilu.

Sementara itu, Ketua DPW Partai Nasdem Malut, Ishak Naser ketika dihubungi menyatakan, insiden di masjid Nurul Bahar Tomalou itu diketahuinya melalui media sosial dan masalah ini telah dibahas di internal partai dan kemudian membentuk tim investigasi.

"Tim investigasi internal partai telah melakukan pemeriksaan sejumlah saksi saat kejadian pengembalian karpet dan pengusiran Ahmad Hatari di masjid dan hasilnya akan disampaikan ke publik," kata Wakil Ketua DPRD Malut tersebut.

Sedangkan, Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Ternate, Azis Marsaoly meminta agar calon anggota legislatif (caleg) yang belum mendapatkan suara harus menerima hasil pilihan rakyat secara dewasa dan tidak membuat tindakan provokatif.

"Tentunya, sikap caleg DPR-RI Ahmad Hatari yang memberikan bantuannya ke masyarakat baik itu berupa bantuan ke tempat ibadah dan fasilitas umum dengan imbalan mendapatkan suara di pemilu merupakan tindakan yang tidak terpuji dan ini tidak patut ditiru oleh caleg lainnya," kata Azis.

Polisi Olah TKP Penemuan Mayat Karyawati Swasta, Tas Korban Diduga Diambil Pelaku

Polisi Olah TKP Penemuan Mayat Karyawati Swasta, Tas Korban Diduga Diambil Pelaku

Polisi Olah TKP Penemuan Mayat Karyawati Swasta, Tas Korban Diduga Diambil Pelaku

Polisi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) penemuan mayat seorang karyawati bernama Indrawati Cipta (45) di Hotel Media Sheraton Jalan Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4). Korban ditemukan tak bernyawa di kursi tengah mobil Suzuki Ertiga-nya, Kamis (18/4) malam.

Dari hasil olah TKP, petugas tak menemukan tas milik korban sebab menurut suaminya, Indrawati membawa tas saat terakhir pertemuannya.

"Menurut keterangan suaminya biasa korban bawa tas, tas perempuanlah. Itu enggak ada di TKP. Terus handphone korban enggak ada, berikut kunci mobil juga enggak ada, kemungkinan di dalam tas," kata Kanit Reskrim Polsek Sawah Besar AKP Ade Candra saat dikonfirmasi, di Jakarta.

"Sendiri dan ditemukannya di kursi tengah, lalu pintu tertutup tapi tidak terkunci. (Mobil rusak) Tidak ada," katanya.

Lebih lanjut sia mengatakan, korban diduga dibunuh dengan adanya luka di leher. Namun, polisi masih menunggu hasil visum.

"Iya sementara itu dulu ya, sambil menunggu hasil visum yang menyatakan karena apa," pungkasnya.

Sebelumnya, seorang karyawati swasta ditemukan tewas dengan luka jerat di leher di dalam mobil Suzuki Ertiga-nya di parkir di Hotel Sheraton Media, Jl Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarya Pusat, Kamis (18/4) malam. Korban bernama Indrawati Cipta (45) warga Gang Fajar, RT 12 RW 08, Kelurahan Kartini, Sawah Besar, JakartaPusat.

Kanit Reskrim Polsek Sawah Besar, AKP Ade Candra, mengatakan korban bukan pengunjung hotel. Namun, korban berlangganan parkir di hotel tersebut.

"Jadi korban ini biasa memarkirkan mobilnya di basement hotel karena member. Jadi biasanya pulang pergi mobil di parkir di situ. Habis itu naik GOJEK dari sini pulang ke rumah di Kartini," katanya saat dikonfirmasi, di Jakarta, Jumat (19/4).

Kapolda Metro Jaya Beri Kenaikan Pangkat untuk Polisi yang Gugur Saat Amankan Pemilu

Kapolda Metro Jaya Beri Kenaikan Pangkat untuk Polisi yang Gugur Saat Amankan Pemilu

Kapolda Metro Jaya Beri Kenaikan Pangkat untuk Polisi yang Gugur Saat Amankan Pemilu

Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Edi Pramono mengatakan, ada satu orang anggotanya yang meninggal dunia saat melakukan pengamanan Pemilu 2019. Satu orang anggota tersebut bernama Brigadir Arif Mustaqim yang merupakan anggota Brimob Cikarang, Polda Metro Jaya.

"Ya, memang ada satu orang anggota kita khususnya di Polda Metro Jaya, ketika melaksanakan tugas di Polres Bekasi Kabupaten. Meninggal pada hari Jumat yang lalu, mungkin yang bersangkutan kelelahan. Kita bawa ke rumah sakit, tetapi tidak tertolong," kata Gatot di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4).

Meninggalnya Brigadir Arif Mustaqim saat melakukan pengamanan Pemilu 2019, Polri pun memberikan sebuah penghargaan kenaikan pangkat terhadap Arif.

"Kemudian sebagai wujud apresiasi daripada pimpinan Polri kepada yang bersangkutan, diberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi yaitu pangkat anumerta. Yang bersangkutan berpangkat brigadir, sebagai bentuk prihatian pimpinan, karena memang anggota kita gugur didalam melaksanakan tugas," jelasnya.

Dengan adanya kejadian ini, pihaknya meningkatkan kepedulian terhadap anggotanya. Terutama kepada anggota yang melakukan pengamanan Pemilu 2019.

"Maka salah satunya sekarang saya melihat apakah ada anggota kita yang sakit dan sebagainya. Kalau sakit, tentu kita akan mengambil langkah-langkah dengan mengirimkan dokter kita yang ada di RS. Polri," ujarnya.

Berikut beberapa anggota Polri yang meninggal saat melakukan pengamanan Pemilu 2019 :

1. Aiptu M. Saepudin, Bhabinkamtibmas Cilengkrang, Polsek Cileunyi. Gugur karena kelelahan setelah mengawal kotak suara.

2. Aiptu M. Supri, anggota Polresta Sidoarjo. Gugur saat melaksanakan pengamanan TPS 21 di Desa Bareng Krajan, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur.

3. AKP Suratno, Panit Subdit II Ekonomi Ditintelkam Polda Kaltim. Gugur dikarenakan sakit.

4. Brigadir Prima Leion Nurman Sasono, anggota Polsek Cerme, Polres Bondowoso. Gugur dalam kecelakaan menuju TPS.

5.Bripka Ichwanul Muslimin, personel Polres Lombok Tengah, Polda NTB. Gugur karena kecelakaan menuju salah satu Polsek untuk apel kesiapan pengamanan TPS.

6. Aipda Stef Pekualu, anggota Polres Kupang, NTT. Gugur saat pengamanan Pemilu 2019.

7. Brigadir Arif Mustaqim, anggota Brimob Cikarang, Polda Metro Jaya. Gugur saat pengamanan Pemilu 2019.

8. Brigadir Slamet Dardiri, anggota Polsek Tosari, Polres Pasuruan. Gugur dalam kecelakaan saat pengamanan Pemilu 2019.

9. Brigjen Syaiful Zahri, Dirbinpotmas Korbinmas Baharkam Polri.